Sukses

Kerumunan seperti Citayam Fashion Week Rentan Tingkatkan Penularan COVID-19, Apa Upaya Pemerintah DKI?

Kerumunan seperti yang terjadi pada Citayam Fashion Week, akankah DKI ada pengetatan?

Liputan6.com, Jakarta Kemunculan kerumunan di beberapa titik DKI Jakarta seperti fenomena Citayam Fashion Week (CFW) menimbulkan kekhawatiran terhadap penularan COVID-19. Walaupun CFW di Dukuh Atas sudah dibubarkan petugas gabungan dari polisi dan Satpol PP, suasana keramaian dikabarkan kembali terjadi.

Lantas, apakah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menerapkan pengetatan dengan adanya kerumunan yang terjadi? Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia menegaskan, saat ini pihaknya tetap memonitor tingkat penularan.

"Tentang penyesuaian kebijakan -- pengetatan -- sejak awal pandemi, kami selalu memonitor tingkat penularan, kemudian tingkat kapasitas kesehatan, dan juga kebutuhan-kebutuhan masyarakat dari aspek ekonomi, bisnis dan sebagainya," tegas Dwi saat Talkshow: Perkembangan Kasus COVID-19 di DKI Jakarta dan Keterisian RSDC Wisma Atlet Kemayoran, yang disiarkan dari Graha BNPB, Jakarta, Senin (1/8/2022).

"Dan itu ditetapkan juga bersama-sama dengan berbagai unsur termasuk unsur pemerintah pusat, dalam skala evaluasi periode tertentu ya dua mingguan dan sebagainya, sehingga situasi terus diwaspadai bersama dan kebijakan-kebijakan yang akan digulirkan tentunya mendapat pertimbangan yang matang."

Saat melakukan aktivitas di ruang publik, Dwi berharap kesadaran masyarakat terbangun agar kegiatan yang dilakukan tidak memicu penyebaran COVID-19. Dalam hal ini, masyarakat tidak semata-mata mengandalkan petugas untuk membubarkan kerumunan.

"Sampai saat ini, yang penting kita melakukan aktivitas utamanya kesadaran agar jangan sampai COVID-19 akhirnya meningkat. Jadi, COVID-19 bisa kita kendalika dengan melakukan perilaku yang baik," terangnya.

"Pada saat ada kerumunan ya tentu kita harus saling mengingatkan. Kalau harus terus menerus mengandalkan aparat untuk membubarkan, itu berarti kita sama-sama belum sadar bahwa kita harus jadi agen perubahan."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mawas Diri dalam Setiap Aktivitas

Dalam setiap aktivitas, Dwi Oktavia mengingatkan masyarakat dapat mawas diri. Apalagi mobilitas masyarakat terbilang tinggi di tengah kenaikan kasus COVID-19 nasional.

"Kita harus mengambil pengalaman dua tahun (pandemi) ini sebagai pembelajaran. Saya rasa, kita sudah tahu sebenarnya bahwa pada saat terjadi peningkatan mobilitas, artinya orang lebih banyak bertemu, beraktivitas, bekerja seperti sebelum zaman COVID-19 itu tentu akan ada peluang untuk penularan lebih tinggi," pesannya.

"Prinsip utamanya adalah kita harus mawas diri, kapanpun dalam setiap aktivitas kita sehari-hari harus tahu bahwa ada risiko COVID-19 yang mau tidak mau masih tetap bersama kita. Karena kan pandemi belum selesai."

Disiplin protokol kesehatan seperti memakai masker harus tetap dijalankan masyarakat. Ketika ada kerumunan pun sebaiknya menjauhi kondisi tersebut.

"Pada saat kita ingin mempertahankan agar aktivitas kita dapat berjalan supaya kehidupan perekonomian juga tetap berlangsung, maka harus dibarengi dengan disiplin potokol kesehatan yang baik," pungkas Dwi.

"Minimal protokol kesehatan yang masih harus kita pertahankan sampai saat ini kelihatannya kan pakai masker ya dan sebisa mungkin kita menjauhi kerumunan. Itu pesan utamanya."

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Tingkatkan Imunitas dengan Vaksinasi

Tak hanya soal disiplin protokol kesehatan, Dwi Oktavia turut mengimbau masyarakat, khususnya di DKI Jakarta untuk segera melengkapi vaksinasi COVID-19, baik vaksinasi primer (dosis 1 dan 2) maupun booster (dosis 3). Upaya ini sebagai perlindungan tatkala beraktivitas di ruang publik.

"Pesannya juga vaksinasinya dilengkapi juga buat meningkatkan imunitas kita. Ya, supaya kita mempunyai imunitas yang baik dan mengurangi kemungkinan risiko tertular. Jangan sampai tertular sampai kondisi fatal. Itu harus kita pahami pada semua orang yang termasuk buat kelompok remaja, anak muda, kemudian siapa pun," jelasnya.

"Sama-sama harus kita jaga keseimbangan antara keseimbangan keinginan untuk melakukan aktivitas dan mendapat kesempatan perekonomian yang tetap lebih baik, tapi dibarengi juga dengan kesadaran bahwa pandemi masih ada dan COVID-19 masih menjadi ancaman."

Setiap individu juga dapat saling mengingatkan satu sama lain terkait protokol kesehatan. Diharapkan masyarakat tetap waspada dan tidak lengah.

"Protokol kesehatannya mau tidak mau harus dijalankan. Jadi memang harus diingatkan sama-sama," lanjut Dwi.

4 dari 4 halaman

Gagasan Pindah ke Sarinah

Seiring adanya pembubaran Citayam Fashion Week di Dukuh Atas rupanya muncul gagasan pemindahan ajang tersebut ke Sarinah, Jakarta. Kabar ini ditanggapi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Selama ini, Erick Thohir mengaku tidak pernah membuat pernyataan apa pun mengenai CFW. Menurutnya, fenomena tersebut merupakan murni gerakan dan aksi kreatif anak-anak muda sehingga merekalah yang mempunyai hak dalam menentukan arah kreativitas tersebut ke depan.

"Saya masih pelajari dulu. Saya tidak pernah bikin pernyataan mengenai CFW, ketika Wagub atau siapa pun menyebut Sarinah menjadi alternatif CFW, saya sih terbuka saja," ujar Erick di Jakarta, Sabtu (30/7/2022).

Namun, Erick ingin pemindahan CFW ke Sarinah murni untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi anak-anak muda berkreasi. Ia tak ingin niat baik anak-anak muda justru dicampuradukan dengan hal-hal yang di luar tujuan mereka.

"Selama untuk kebaikan, selama jangan dipolitisir. Kasihan kreativitas anak-anak muda, kita harus hargai," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.