Sukses

Digitalisasi Catatan Medis dan Imunisasi, Menkes Budi Sebut Lebih Efisien

Pencatatan medis dan imunisasi secara digital dinilai jauh lebih efisien.

Liputan6.com, Karawang Pencatatan medis dan imunisasi secara digital, menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin dinilai jauh lebih efisien ketimbang dilakukan manual. Pencatatan elektronik ini merupakan salah satu implementasi dari pilar transformasi kesehatan, yakni transformasi teknologi kesehatan. 

Pada hasil layanan imunisasi tiap sasaran kelompok, akan dicatat secara elektronik. Hal itu dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang bernama Aplikasi SehatIndonesiaKu atau ASIK. Ke depannya, lewat aplikasi ini seluruh data layanan kesehatan tiap individu masyarakat dapat terekam.

Masyarakat juga dapat mengetahui status layanan kesehatan yang telah diberikan melalui aplikasi PeduliLindungi, yang terhubung dengan aplikasi ASIK. Artinya, hasil rekam imunisasi otomatis masuk ke dalam PeduliLindungi.

Budi Gunadi juga memastikan rekam medis di rumah sakit dicatat dan direkam dengan baik secara digital.

"Nantinya, rekam medis akan dimasukkan ke database rumah sakit. Sehingga jika satu pasien pindah rumah sakit, maka pasien tidak perlu melakukan rontgen ulang atau tes darah ulang karena sudah dilakukan di rumah sakit sebelumnya," Budi Gunadi dalam acara 'Kick Off Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Jawa - Bali 2022' di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Jawa Barat pada Rabu (3/8/2022).

“Ini akan jauh lebih efisien sehingga akan menjadi lebih transparan informasi mengenai pasien kepada pasiennya sendiri dan semua data itu adalah milik pasien."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Pastikan Anak dapat Imunisasi

Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin telah mencanangkan 6 pilar transformasi di bidang kesehatan, antara lain Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.

Tak hanya pencatatan imunisasi secara digital, mantan Wakil Menteri BUMN ini juga mengajak orangtua untuk segera imunisasi anak-anak mereka. Imunisasi melindungi anak-anak dari penyakit menular.

“Mari bersama kita lindungi anak-anak kita dari penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Ayo, bawa anak-anak kita ke Puskesmas, fasilitas pelayanan kesehatan lain maupun pos pelayanan imunisasi," terang Menkes Budi Gunadi melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

"Pastikan anak-anak kita mendapatkan imunisasi selama pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) ini."

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

3 Varian Baru Vaksin

Menkes Budi Gunadi Sadikin menambahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menambah 3 varian baru vaksin dalam program imunisasi dasar anak. Penambahan ini termasuk bagian dari transformasi layanan kesehatan primer.

Ketiga varian vaksin baru yang dimaksud adalah HPV untuk pencegahan kanker serviks bagi para ibu, PCV untuk pneumonia pada balita, dan Rotavirus untuk pencegahan diare pada Balita.

“Penambahan 3 varian vaksin ini merupakan salah satu program baru transformasi kesehatan pilar pertama terkait layanan kesehatan primer,” ujar Budi Gunadi.

Untuk mengejar cakupan imunisasi yang rendah, Kemenkes menggelar Bulan Imunisasi Anak Nasional yang berlangsung dua tahap. Tahap I telah dilaksanakan sejak 18 Mei 2022 di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Vaksin yang diberikan berupa imunisasi campak rubela untuk usia 9 sampai 15 tahun, serta imunisasi kejar untuk anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV (Polio), serta DPT-HB-Hib (Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Pneumonia).

4 dari 4 halaman

Upaya Pencegahan yang Aman

Sementara itu, tahap II Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dilaksanakan mulai saat ini di seluruh wilayah Jawa dan Bali. Vaksin yang diberikan adalah vaksin campak rubella yang menyasar usia 9 sampai 59 bulan, dan imunisasi kejar pada anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.

Pencanangan BIAN tahap II di Jawa Barat ini sebagai tanda dimulainya pelaksanaan imunisasi di seluruh wilayah di Jawa – Bali.

Pada kegiatan kick off di Karawang, Menkes Budi Gunadi Sadikin bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan peninjauan layanan imunisasi anak, melakukan penetesan imunisasi polio pada anak, dan berinteraksi dengan anak dan orangtua.

Budi Gunadi menegaskan, imunisasi merupakan upaya pencegahan yang aman, berbiaya rendah dan berdampak besar dalam melindungi masyarakat dari berbagai penyakit menular berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi.

“Jangan lupa Bapak/Ibu anak-anaknya untuk divaksinasi supaya anak sehat,” tegasnya.