Sukses

Beda dengan Terdahulu, Peneliti Ungkap Gejala Baru Cacar Monyet

Peneliti menemukan gejala yang tidak biasa pada cacar monyet saat ini dibandingkan pada kasus monkeypox sebelum-sebelumnya

Liputan6.com, Jakarta Peneliti menemukan gejala yang tidak biasa pada cacar monyet saat ini dibandingkan pada kasus monkeypox sebelum-sebelumnya. Peneliti menemukan adanya gejala pada kulit pasien cacar monyet berupa pseudo-pustule atau pustula semu. Apa itu?

Pada 185 kasus pasien cacar monyet yang diteliti, peneliti menemukan gejala paling umum dari cacar monyet adalah kehadiran pustula semu di kulit. Hal ini diungkap pada British Journal of Dermatology.

Pustula merupakan merupakan lesi pada kulit berisi nanah. Namun, pada pasien cacar monyet yang terlihat adalah pustula semu. Pustula semu yang nampak adalah benjolan padat berwarna putih dan tidak berisi nanah.

Gejala tersebut amat jelas nyata pada kasus cacar monyet yang saat ini terjadi. Maka bila seseorang memperlihatkana gejala pustula semu itu itu amat jelas merupakan tanda cacar monyet seperti diungkapkan koordinator penelitian Ignacio García Doval dari Spanish Academy of Dermatology.

"Cacar monyet sering digambarkan sebagai pustula yang berisis nanah tetapi pada wabah ini gejala utama adalah seudo-pustula, putih, papula padat yang terlihat seperti pustula, tetapi tidak mengandung nanah. Ciri ini sangat jarang pada penyakit lain, jadi merupakan tanda yang sangat jelas dari cacar monyet," kata Doval.

Melihat perbedaan nyata dari gejala pada pasien cacar monyet saat ini, maka Doval mengingatkan para dokter maupun petugas medis lain untuk memperhatikan pustula yang nampak di kulit pasien dengan saksama.

"Sangat penting bagi petugas kesehatan untuk memperhatikan tampilan dari lesi yang muncul pada pasien," saran Doval seperti mengutip The Sun, pada Jumat (5/8/2022).

 

2 dari 3 halaman

Atasi Wabah dengan Mengetahui Info Sebanyak Mungkin

Menurut data CDC per 4 Agusuts 2022, kasus wabah cacar monyet yang saat ini melanda di lebih dari 80 negara dengan total kasus 26.864 yang dihitung sejak awal tahun ini.

Doval mengatakan bahwa di tengah peningkatan kasus yang signifikan terjadi mulai Mei tahun ini di luar negara endemik, maka amat perlu mengetahui informasi sebanyak-banyak tentang penyakit monkeypox ini.

"Aspek penting dalam mengelola wabah penyakit yang bergerak cepat adalah memiliki informasi sebanyak mungkin," kata Doval.

Informasi yang ia dapatkan dari penelitian tersebut adalah terbukti bahwa penularan terjadi karena kontak kulit dengan kulit saat berhubungan seks. Lalu, ruam yang muncul lebih sedikit dan lesi berada di lokasi tertentu saja.

"Sedikit berbeda dari kasus sebelumnya, kasus yang baru-baru ini terjadi cenderung memiliki ruam pada kulit yang jauh lebih sedikit. Lalu, lesi seringkali ada di satu lokasi saja," terang Doval lagi.

3 dari 3 halaman

Bukan Penyakit Menular Seksual

Dokter spesialis penyakit dalam, Robert Sinto mengungkapkan bahwa cacar monyet juga tidak masuk dalam kategori penyakit menular seksual. Hal tersebut lantaran memang cacar monyet dapat menular lewat kontak dekat, bukan berfokus pada hubungan seksual.

"Tidak dikatakan bahwa ini penyakit menular seksual, tapi kenapa dihubungkan dengan seksual tadi? Yang mau digarisbawahi adalah penularannya tetap melalui jalur droplet dan lewat jalur kontak," kata Robert.

"Kalau memang hubungan seksual atau hubungan apapun yang ada kontak erat, ya jadi tertular. Jadi kontaknya ada. Ya, jadi jangan bingung dengan proses penularan yang terjadi itu," tambahnya.

Sehingga, Robert menegaskan bahwa cacar monyet bukanlah penyakit menular seksual. Hanya saja dilaporkan penularan banyak terjadi pada mereka yang aktif secara seksual.