Liputan6.com, Jakarta Cacar monyet atau monkeypox kini menjadi darurat kesehatan global. Penyakit endemik ini telah menyerang berbagai negara non endemik seperti Amerika Serikat.
Indonesia pun perlu waspada lantaran potensi masuknya wabah monkeypox ke Tanah Air tetap ada.
Baca Juga
Terkait hal ini, Direktur Digital Service Transformation & IT PT. Prodia Widyahusada, Tbk., Andri Hidayat mengatakan cacar monyet merupakan penyakit endemik yang baru dan sejauh ini masih dipantau di area Kementerian Kesehatan. Meski begitu, pihak laboratorium tetap mendukung upaya pemerintah dalam penanganan cacar monyet.
Advertisement
“Secara prinsip kami mendukung upaya pemerintah mulai dari program yang dibutuhkan. Saat ini memang kami tidak terlibat langsung tapi kami mulai melakukan semacam awareness di internal. Pemeriksaan dan lainnya sekarang masih di Kemenkes,” kata Andri ketika ditemui di Jakarta usai peluncuran aplikasi SmartRSCM, Jumat (5/8/2022).
Sejauh ini, Prodia belum melakukan persiapan khusus dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan menangani monkeypox.
“Untuk monkeypox sendiri sekarang kami belum, karena memang saat ini masih berada di ranahnya pemerintah. Tapi pada saat dibutuhkan, insyaallah kita siap.”
Terkait alat tes cacar monyet, dikatakan Andri bisa saja sama dengan yang digunakan untuk tes COVID-19. Namun, reagennya pasti akan berbeda.
“Dan hal-hal yang perlu disiapkan pun pasti akan berbeda. Kami tetap masih melihat perkembangannya seperti apa.”
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bekerja Sama dengan RSCM
Di kesempatan tersebut, Andri juga menyampaikan bahwa Prodia telah bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo atau RSCM dalam peluncuran platform SmartRSCM.
Melalui layanan SmartRSCM ini, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter secara virtual di mana pun dan kapan pun. Telekonsultasi juga mencangkup berbagai macam layanan lainnya seperti reservasi layanan, tebus obat, reservasi laboratorium, pembayaran, dan lain-lain.
Dengan menggunakan layanan telekonsultasi, pasien dapat mengakses layanan kesehatan secara keseluruhan dengan mudah. Aplikasi tersebut didesain untuk memudahkan pasien berkonsultasi dengan dokter andal sesuai kebutuhan.
Pasien bisa konsultasi via video call dan seluruh konsultasi masuk ke rekam medik pasien sehingga dapat terpantau oleh dokter dengan baik dan akuntabel sesuai standar Internasional.
“Kita tahu yang namanya kesehatan atau healthcare itu adalah kolaborasi. Layanan kesehatan itu enggak bisa jalan sendiri-sendiri, pasti akan ada kerja sama. Misalnya, pasien berobat dengan dokter pasti butuh laboratorium, pasti butuh apotek, pasti juga butuh pendukung kesehatan lainnya.”
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Dukung Transformasi Kesehatan
Guna menciptakan layanan kesehatan yang lengkap, maka kolaborasi dibangun sebaik mungkin, lanjut Andri.
“Kami memang punya aplikasi sendiri, tapi tentunya itu untuk pelayanan pelanggan kami. Di satu sisi, kami juga menerima lebih dari 1.500 rujukan dari rumah sakit ke Prodia salah satunya RSCM. Dengan melakukan dukungan ini, juga tentunya mendukung program pemerintah yakni transformasi kesehatan.”
Andri juga menjelaskan terkait dua jenis rujukan yang bisa diterima laboratorium Prodia. Pertama, rujukan dari rumah sakit, klinik, atau laboratorium lain yang belum memiliki kemampuan tes tertentu.
“Misalnya ada rumah sakit A yang mungkin kemampuan tesnya misalnya tidak bisa melakukan pemeriksaan genomik, mereka menerima pasiennya tapi pemeriksaannya dirujuk ke Prodia. Jadi kami di belakang rumah sakit tersebut.”
Jenis rujukan kedua yakni beserta pasiennya. Terkadang, klinik mengirimkan pasiennya ke Prodia karena pemeriksaan laboratoriumnya belum ada di klinik.
“Jadi saat ini kami melayani sekitar 1.500 rumah sakit dan klinik di seluruh Indonesia," Andri mengatakan.
Memberi Kemudahan bagi Pasien
Terkait SmartRSCM, Andri mengatakan bahwa data pasien dipastikan aman karena keamanan data menjadi salah satu fokus utama.
“Kami melakukan banyak upaya menjaga keamanan data, mulai dari isolasi data, hak akses, dan lain-lain. Kami banyak sekali melakukan inisiatif untuk memastikan keamanan data.”
“Sebuah kehormatan bagi Prodia untuk bisa ikut berkontribusi merealisasikan Program Prioritas Transformasi Teknologi Kesehatan yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui program bersama SmartRSCM.”
Andri berharap, kemitraan ini dapat memberikan kemudahan bagi pasien untuk memperoleh layanan kesehatan yang komprehensif, mulai dari telekonsultasi, permintaan uji lab rujukan, hingga perolehan hasil pemeriksaan.
“Kemitraan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pasien untuk memperoleh berbagai layanan lainnya mulai dari pendaftaran, pembayaran, pembayaran dengan asuransi, reservasi tes laboratorium, hingga tebus obat melalui aplikasi SmartRSCM.”
Konsep digitalisasi pelayanan kesehatan selaras dengan tema utama Prodia, yaitu “Embracing Future Healthcare” melalui Transformasi Digital dalam menghadapi tantangan global serta dinamika teknologi kesehatan.
Melalui kemitraan ini, Andri percaya dapat membangun jaringan ekosistem kesehatan yang terpadu sehingga dapat menunjang kemudahan dan kenyamanan akses layanan kesehatan bagi pasien.
Advertisement