Sukses

Hamil Anak Kedua, Tasya Kamila Mual Muntah Parah

Berbeda dari kehamilan pertama, Tasya Kamila merasa mual muntah parah saat hamil kedua saat ini. Kok bisa berbeda ya?

Liputan6.com, Jakarta Kabar bahagia datang dari Tasya Kamila. Mantan penyanyi cilik ini kini tengah hamil anak kedua. Hal itu amat berbeda ketika dulu ia mengandung anak pertamanya, Arrasya Bachtiar.

"Ternyata kehamlan kedua beda banget sama saat mengandung @arrasya_bachtiar. Hamil kali ini mual muntah parah di trimester 1," kata Tasya.

"Berasa banget deh pokoknya," tutur wanita 29 tahun ini di akun Instagram pribadinya.

Ia merasa masih kaget ketika merasakan perbedaan tersebut. Untungnya, ketika sudah masuk usia kehamilan 14 minggu, mual muntah parah itu mulai berkurang. Kini, sudah mulai nyaman menjalani kehamilan ini.

Mual muntah pada ibu hamil seperti yang dialami Tasya Kamila dikenal juga dengan istilah morning sickness. Sekitar 80 persen ibu hamil mengalami mual muntah di trimester awal kehamilan. Biasanya mulai mereda ketika usia kehamilan sudah berumur 22 minggu. Namun, ada 10 persen ibu hamil yang alami mual muntah parah hingga jelang melahirkan. 

Belum diketahui pasti penyebab mual dan muntah saat hamil. Namun, penelitian menunjukkan hal itu erat kaitannya dengan perubahan hormon.

Saat hamil, ada hormon yang diproduksi oleh plasenta yang disebut human chorionic gonadotropin (HCG). Wanita hamil mulai memproduksi HCG segera setelah sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim seperti mengutip Mayo Clinic.

Pada kondisi mual muntah parah sampai tidak bisa makan dan minum atau hiperemesis gravidarum, cenderung memiliki kadar HCG yang lebih tinggi daripada wanita hamil lainnya.

Lalu, wanita hamil dengan kembar atau kelipatan juga memiliki kadar HCG yang lebih tinggi dan lebih mungkin untuk mengalami morning sickness.

Selain kadar HCG, perubahan hormon estrogen yang meningkat selama kehamilan, dikaitkan dengan peningkatan keparahan mual dan muntah selama kehamilan.

 

 

 

2 dari 4 halaman

Hamil Anak Perempuan Cenderung Alami Morning Sickness

Tasya Kamila belum mengungkapkan jenis kelamin buah hatinya yang kedua. Namun, studi di Jepang pada tahun 2018 menemukan bahwa ibu hamil yang mengandung anak perempuan mengalami mual di pagi hari yang lebih parah daripada orang yang mengandung janin laki-laki.

Lalu, pada ibu hamil anak kembar, yang salah satunya adalah perempuan bakal juga mengalami mual muntah parah saat hamil.

Namun, hubungan hal tersebut tidak pasti. Beberapa studi juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara keparahan mual muntah dengan tingkat hormon.

3 dari 4 halaman

Mual Muntah Saat Hamil Tanda Janin Sehat, Betulkah?

Studi mengungkapkan bahwa ada hubungan antara mual muntah dan tanda janin sehat serta risiko keguguran rendah. Hal itu terungkap dalam studi di JAMA Internal Medicine.

Penelitian ini sangat kuat karena pasien didaftarkan sebelum pembuahan. Lalu, mereka mencatat gejala mual dan muntah bahkan sebelum mereka tahu bahwa mereka hamil.

Wanita yang berpartisipasi dalam penelitian ini memiliki satu atau dua keguguran sebelumnya. Setelah terjadi kehamilan, hampir dua pertiga wanita melaporkan mual pada minggu kedelapan kehamilan, dan lebih dari seperempat mengalami mual dan muntah. Mual saja atau mual dengan muntah dikaitkan dengan 50 persen sampai 75 persen pengurangan risiko keguguran.

Meski begitu, tidak mual dan muntah juga bukan berarti tanda kehamilan bermasalah.Maka penting untuk selalu memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan untuk mengetahui kesehatan janin.

 

4 dari 4 halaman

Pengalaman Beda di Kehamilan Pertama dan Kedua

Tasya mengatakan bahwa sebenarnya ia kaget bisa mengalami perbedaan drastis dalam kehamilan ini. Ia mengaku saat hamil Arrasya dirinya tipe ibu hamil 'kebo' alias tidak mual muntah dan segar bugar. Sehingga saat itu bisa tiap akhir pekan ia berkeliling Indonesia untuk menyampaikan tentang proyek soal lingkungan saat itu.

Dokter kebidanan dan kandungan Marra Francis mengatakan bahwa memang setiap kehamilan pengalaman yang dirasakan ibu berbeda. "Ada yang tidak mengalami morning sickness. Namun, ada juga yang alami di kehamilan pertama tapi saat hamil anak kedua tidak," katanya mengutip laman Parents.

Ia mengatakan ada pasiennya yang khawatir karena tidak mengalami mual muntah. Namun, Francis mengatakan bahwa hal tersebut tidak apa-apa setelah mengecek kandungan sang ibu.

"Pasien saya itu berpikir ketika dia tidak muntah mual berarti berisiko alami keguguran. Namun, sebenarnya, bukan berarti kadar hormon dalam tubuh tidak normal. Melainkan tubuh menoleransi kondisi kehamilan saat itu," jelas Francis.