Sukses

Ingin Istri Lancar Menyusui? Suami Bisa Lakukan Pijat Oksitosin

Pijat oksitosin dapat membantu istri agar rileks saat menyusui, yang mana dapat membuat proses menyusui jadi lebih lancar.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang menganggap bahwa menyusui merupakan tanggung jawab ibu seorang. Padahal, bapak sekaligus suami juga memiliki peranan penting dalam hal kelancaran proses menyusui.

Menurut Ketua Satuan Tugas (Satgas) ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Naomi Esthernita F Dewanto, SpA(K), salah satu upaya yang bisa dilakukan suami agar istri lancar menyusui adalah dengan melakukan pijat oksitosin.

Pijat oksitosin dapat dilakukan dengan memijat area tulang belakang yang dapat membantu ibu menjadi lebih rileks sehingga dapat melancarkan produksi ASI.

Jenis pijatan satu ini dianggap bisa efektif bila dilakukan secara rutin dan penuh kasih sayang. Sehingga istri pun bisa merasa diperhatikan mulai dari mental hingga fisiknya.

"Ada pijat oksitosin. Jadi sebelum menyusui, suaminya suruh pijat. Supaya oksitosinnya keluar. Wah, keren," ujar Naomi dalam seminar media World Breastfeeding Week bersama IDAI pada Sabtu, (6/8/2022).

Mengutip laman Verywell Family, hormon oksitosin memungkinkan bayi untuk mendapatkan ASI dengan lebih baik dan menjadi hormon yang penting dalam hal menyusui karena dapat meningkatkan relaksasi, menurunkan stres, dan kecemasan.

Salah satu upaya untuk menstimulasi hormon tersebut adalah dengan melakukan pijatan. Selain itu, hormon oksitosin juga bisa distimulasi dengan mandi air hangat dan menciptakan ruang sekitar yang nyaman tanpa banyaknya distraksi yang dapat memicu stres.

Pijat oksitosin sendiri tak hanya dapat dilakukan pada area tulang belakang, namun juga dapat dilakukan pada area payudara untuk menstimulasi. 

2 dari 4 halaman

Peran Lingkungan Sekitar Bantu Ibu Menyusui

Lebih lanjut Hanny mengungkapkan bahwa suami juga dapat membantu istri dalam hal lain. Apabila memiliki anak dengan usia lebih tua, maka suami pun dapat membantu mengurus anak yang lebih tua.

"Kalau dia punya anak yang lebih besar, mungkin suaminya bisa bantu urus anak yang pertama, ganti popok si bayi. Jadi ibu merasa diperhatikan oleh suami dan didukung mentally support-nya dengan tindakan nyata," ujar Naomi.

Menurut Naomi, support secara mental memang penting bagi ibu menyusui. Bahkan, memberikan edukasi pada ayah juga menjadi hal penting yang bisa dilakukan agar suami teredukasi.

"Suami, ayah, itu penting banget support yang paling dekat sama ibu. Jadi dia harus benar-benar mengerti. Bapak itu juga terkadang kita harus ajarin," ujar Naomi.

Terutama bila istri memiliki semangat yang tinggi untuk memberikan ASI, maka menurut Naomi, suami maupun anggota keluarga lainnya seperti ibu dan mertua juga sebaiknya mendukung.

3 dari 4 halaman

Cegah Stres pada Ibu Menyusui

Naomi mengungkapkan bahwa terkadang beberapa mertua juga seringkali menyarankan pemberian susu formula saat ASI sedang sulit keluar. Padahal, ASI wajar bila sulit keluar di awal-awal pemberian.

"Kalau istrinya mungkin lagi semangat-semangatnya menyusui, terus anaknya nangis karena enggak pas posisinya. Nah si ayah jangan ikut-ikutan, biasanya juga mertua suka 'Sudah-sudah ASI-nya enggak ada, kasih formula saja'. Nah sebaiknya suami jangan begitu. Dia harusnya benar-benar men-support, mengerti bahwa ini baru awal-awal (menyusui). Jadi dia harus bantu supaya si istri enggak stres," kata Naomi.

Selain memiliki manfaat karena kandungan di dalamnya, memberikan ASI juga dapat mencegah 20 ribu kematian pada ibu setiap tahunnya. Hal tersebut lantaran memberikan ASI dipercayai dapat menurunkan risiko berbagai penyakit.

"Pada kasus-kasus pendarahan, dengan menyusui itu bisa mengurangi kontraksi risiko pendarahan. Jadi banyak hal-hal yang dapat dicegah dengan pemberian ASI. Risiko-risiko kanker, obesitas, diabetes itu akan berkurang pada ibu yang memberikan ASI," ujar Naomi.

"Kalau dia bisa menyusui dengan baik dapat mengurangi angka depresi. Itu semua punya peran yang sangat penting. Sekarang banyak sekali peristiwa yang kita harus melihat dari segala faktor," Naomi menjelaskan.

4 dari 4 halaman

Menyusui pada Ibu Penyintas Kanker Payudara

Dalam kesempatan yang sama, Hanny mengungkapkan bahwa menyusui untuk ibu penyintas kanker payudara juga tetap dapat dilakukan dan bergantung pada bagian mana di payudara ibu yang terkena kanker.

Mengingat beberapa orang mungkin berpikir bahwa saat seorang ibu mengalami kanker payudara, maka sulit baginya untuk dapat menyusui saat memiliki bayi. Padahal nyatanya, tak selalu begitu lho.

"Kalau dia tumor, tergantung operasinya di sekitar mana. Kalau mengenai areola dan pusat-pusat ASInya itu terkena, mungkin ada pengaruhnya," ujar Naomi.

"Tetapi saya punya pengalaman, ada satu pasien dengan kanker payudara yang sebelah sudah dimastektomi, dengan satu payudara saja dia bisa menyusui eksklusif. Jadi tergantung bagaimana kita men-support dan me-manage," tambahnya.

Sehingga menurut Naomi, bila memang pasien sudah melakukan operasi dan check up satu payudara yang tersisa, masih kemungkinan untuk yang bersangkutan tetap menyusui dan memberikan ASI eksklusif pada bayi.