Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 masih menunjukkan peningkatan. Hari ini, Minggu 7 Agustus 2022 penambahan kasus baru tercatat sebanyak 4.279.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif di Indonesia menjadi 6.244.978 terhitung sejak Maret 2020.
Baca Juga
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 5.016 sehingga akumulasinya menjadi 6.037.738.
Advertisement
Sayangnya, kasus meninggal juga terus bertambah. Hari ini bertambah 13 sehingga akumulasinya menjadi 157.095.
Kasus aktif mengalami penurunan sebanyak 750 sehingga akumulasinya menjadi 50.145.
Data juga menunjukkan angka spesimen sebanyak 81.915 dan suspek sebanyak 4.160.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus baru terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.
-DKI Jakarta hari ini melaporkan 1.824 kasus positif baru dan 3.004 orang telah sembuh, menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus positif terbanyak di Indonesia.
-Jawa Barat menyusul dengan 752 kasus positif baru dan 593 orang sembuh.
-Banten 640 kasus baru dan 406 orang sembuh dari COVID-19.
-Jawa Timur di peringkat keempat dengan 375 kasus baru dan 386 pasien dinyatakan sembuh.
-Bali 161 kasus baru dan 138 orang sembuh.
Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus di angka satuan dan puluhan. Namun, masih ada beberapa provinsi tanpa penambahan kasus positif sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Bengkulu, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Laporan Sebelumnya
Di hari sebelumnya, yakni pada Sabtu 6 Agustus 2022 penambahan kasus positif tercatat sebanyak 5.455 sehingga akumulasinya menjadi 6.240.699.
Lalu, spesimen yang diperiksa kemarin ada 102.800. Kemudian, terdapat penambahan kasus aktif sebanyak 595. Maka per Sabtu ada 50.895 kasus aktif di Indonesia yang artinya mereka masih menjalani perawatan maupun isolasi karena COVID-19.
Bagaimana dengan kasus sembuh? Kasus sembuh hari kemarin bertambah 4.850. Akumulasinya adalah 6.032.722 kasus kesembuhan selama 2,5 tahun pandemi melanda RI.
Sayang, kasus meninggal masih terus saja hadir setiap hari termasuk kemarin. Bertambah 10 kasus meninggal akibat COVID-19.
Rincian kasus meninggal kemarin yakni:
- Bali 4 kasus meninggal
- DKI Jakarta 3 kasus meninggal
- Jawa Tengah 1 kasus meninggal
- Kalimantan Tengah 1 kasus meninggal
- Kalimantan Selatan 1 kasus meninggal.
Maka akumulasi ada 157.082 orang yang meninggal akibat virus SARS-CoV-2 di Indonesia per Sabtu 6 Agustus. Mengingat kasus COVID-19 masih meningkat, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dalam berkegiatan sehari-hari. Pasalnya, penyakit ini bisa memberi dampak besar bagi siapapun bahkan setelah menjadi penyintas.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Dampak COVID-19
Dua tahun belakangan COVID-19 dikenal sebagai penyakit yang memberi dampak pada berbagai hal. Salah satunya terkait dengan gangguan tidur yang dialami masyarakat.
Selama fase awal pandemi COVID-19, terutama selama lockdown dan pembatasan sosial, banyak orang melaporkan gangguan pola tidur.
Saat infeksi COVID-19 kembali meningkat, laporan orang-orang yang mengalami kurang tidur selama dan setelah infeksi COVID-19 pun ikut naik.
Beberapa orang melaporkan gejala insomnia, di mana mereka kesulitan untuk mulai terlelap atau tidur dengan nyenyak. Ini biasanya disebut sebagai "coronasomnia" atau "insomnia COVID-19". Sementara, yang lain melaporkan bahwa dirinya terus-menerus merasa lelah, kurang tidur, yang terkadang dikaitkan pula dengan Long COVID.
Dosen Senior di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Universitas Newcastle Gemma Paech memberi penjelasan terkait pengaruh COVID-19 pada kualitas tidur dan mengapa dampaknya berbeda bagi setiap individu.
Menurutnya, ketika tubuh terinfeksi virus, ini menyebabkan respons imun, atau peradangan. Sebagai bagian dari respons, sel-sel tubuh memproduksi protein, seperti sitokin, untuk membantu melawan infeksi.
Kualitas Tidur dan Kekebalan Tubuh
Beberapa sitokin ini juga berkaitan dengan kualitas tidur dan dikenal sebagai "zat pengatur tidur". Ketika ada lebih banyak sitokin dalam tubuh, ini cenderung membuat lebih mengantuk.
Kualitas tidur dan kekebalan tubuh bersifat dua arah dan saling memengaruhi. Kurang tidur dapat memengaruhi fungsi kekebalan tubuh, begitu pula fungsi kekebalan yang terganggu dapat memengaruhi kualitas tidur.
Selama tidur, terutama selama tahap tidur nyenyak, terjadi peningkatan produksi beberapa sitokin. Dengan demikian, tidur meningkatkan respons kekebalan yang dapat meningkatkan peluang tubuh untuk bertahan dari infeksi.
“Sementara efek spesifik COVID-19 pada tidur masih dipelajari, kita tahu tentang apa yang terjadi pada tidur dengan infeksi virus lainnya.”
“Satu studi yang mengamati infeksi rhinovirus, atau flu biasa, pada orang dewasa yang sehat, menemukan bahwa individu yang bergejala memiliki durasi tidur yang berkurang, tidur yang kurang terkonsolidasi, dan kinerja kognitif yang lebih buruk daripada individu tanpa gejala,” kata Paech mengutip Channel News Asia Minggu (7/8/2022).
Studi lain yang mengamati orang-orang dengan infeksi pernapasan menunjukkan bahwa meskipun bergejala, orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur dan meningkatkan waktu tidur, tapi lebih banyak terbangun saat tidur. Orang-orang juga melaporkan peningkatan kesulitan tidur, kualitas tidur yang lebih buruk, dan tidur yang lebih gelisah.
Advertisement