Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerbitkan pembaruan 'Strategi Vaksinasi COVID-19 Global' pada 22 Juli 2022. Bahwa setiap negara harus memprioritaskan cakupan 100 persen vaksinasi COVID-19 terhadap tenaga kesehatan (nakes) dan kelompok rentan, termasuk lansia, immunocompromised, dan yang punya komorbid.
Merujuk pembaruan vaksinasi COVID-19 dari WHO, apakah Indonesia juga sejalan dengan target tersebut? Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menanggapi, Pemerintah turut mengutamakan vaksinasi kepada nakes dan kelompok rentan.
Baca Juga
"Untuk saat ini, Pemerintah Indonesia memfokuskan cakupan vaksinasi pada seluruh target populasi rentan," ucap Wiku menjawab pertanyaan Health Liputan6.com di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Senin (8/8/2022).
Advertisement
Program vaksinasi COVID-19 di Indonesia utamanya menyasar terleih dahulu kepada populasi rentan dan berisiko terpapar COVID-19, yakni nakes, diikuti kelompok usia 60-an ke atas (lansia), petugas publik, dan juga masyarakat rentan yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan.
Selanjutnya, Pemerintah terus berupaya memperluas pemberian vaksin COVID-19 kepada populasi lain, yaitu kelompok masyarakat umum (di atas 18 tahun), anak-anak usia 12 - 17 tahun, dan kelompok 6 - 11 tahun.
"Jika stok dan kemampuan vaksinasi terus meningkat, maka cakupan pada setiap populasi pun akan terus ditingkatkan," imbuh Wiku.
Berdasarkan data Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 7 Agustus 2022 pukul 18.00 WIB, cakupan vaksin COVID-19 dosis 1 di angka 97,35 persen, dosis 2 81,77 persen, dan dosis 3 di angka 27,59 persen. Secara khusus, vaksinasi dosis 3 nakes di atas 100 persen (115,46 persen), lansia 28,08 persen, petugas publik 47,83 persen, serta masyarakat rentan dan umum 28,21 persen.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lindungi Sistem Kesehatan dan Masyarakat
Pembaruan 'Strategi Vaksinasi COVID-19 Global' WHO sebagai respons terhadap penyebaran subvarian Omicron, kemajuan vaksin, dan pembelajaran dari program vaksinasi global.
Pada tahun pertama, vaksin COVID-19 diperkirakan telah menyelamatkan 19,8 juta jiwa. Lebih dari 12 miliar dosis telah diberikan secara global di hampir setiap negara di dunia, sehingga rata-rata negara mencapai cakupan vaksinasi 60 persen dari populasi.
Namun, hanya 28 persen dari populasi lansia dan 37 persen dari petugas kesehatan di negara-negara berpenghasilan rendah telah divaksinasi. 27 Negara Anggota WHO belum memulai program booster atau dosis tambahan, 11 di antaranya adalah negara berpenghasilan rendah.
Sebagaimana rilis WHO berjudul, WHO releases global COVID-19 vaccination strategy update to reach unprotected, bertujuan penggunaan dosis primer (dosis 1 dan 2) dan booster untuk mengurangi kematian dan penyakit parah.
Upaya ini juga melindungi sistem kesehatan, masyarakat, dan ekonomi. Dalam perjalanan untuk mencapai target vaksinasi 70 persen, negara-negara harus memprioritaskan pencapaian target yang mendasari vaksinasi 100 persen dari petugas kesehatan dan 100 persen dari kelompok yang paling rentan, termasuk populasi lansia (di atas 60-an) dan mereka yang immunocompromised atau memiliki penyakit bawaan.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Cara Terbaik Selamatkan Nyawa
Untuk memastikan vaksinasi COVID-19 mencapai kelompok prioritas tertinggi, strategi WHO menekankan perlunya mengukur kemajuan dalam memvaksinasi kelompok-kelompok rentan dan mengembangkan pendekatan yang ditargetkan untuk menjangkau mereka.
Pendekatan, seperti menggunakan data lokal dan melibatkan masyarakat untuk mempertahankan permintaan vaksin, membangun sistem untuk memvaksinasi orang dewasa, dan menjangkau lebih banyak orang terlantar melalui respons kemanusiaan.
“Walaupun cakupan vaksinasi 70 persen tercapai, jika sejumlah besar petugas kesehatan, lansia, dan kelompok berisiko lainnya tetap tidak divaksinasi, kematian akan terus berlanjut, sistem kesehatan akan tetap di bawah tekanan dan berdampak terhadap pemulihan global,” tegas Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Vaksinasi semua yang paling berisiko adalah satu-satunya cara terbaik untuk menyelamatkan nyawa, melindungi sistem kesehatan, dan menjaga masyarakat dan ekonomi tetap berjalan.”
Investasi Kembangkan Vaksin yang Lebih Efektif
'Strategi Vaksinasi COVID-19 Global' juga bertujuan untuk mempercepat pengembangan dan memastikan akses yang adil terhadap pemberian vaksin COVID-19 yang lebih baik demi mengurangi penularan virus Corona. Selain itu, demi mencapai kekebalan protektif yang luas dan tahan lama.
"Vaksin saat ini dirancang untuk mencegah penyakit serius dan kematian, menyelamatkan jutaan nyawa. Namun, vaksin tidak secara substansial mengurangi transmisi. Ketika virus terus beredar luas, varian baru dan berbahaya muncul," jelas Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Ini termasuk problem adanya kemanjuran vaksin yang berkuran. Sangatlah penting untuk terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk membuat vaksin yang lebih efektif dan lebih mudah diberikan, seperti produk semprotan hidung."
Tindakan penting lain yang harus diambil setiap negara dalam upaya percepatan vaksinasi COVID-19, antara lain mendistribusikan fasilitas manufaktur secara merata di seluruh wilayah dan mendukung program pengiriman vaksin yang kuat.
WHO akan terus berkolaborasi dengan mitra COVAX dan COVID-19 Vaccine Delivery Partnership (CoVDP) untuk mendukung negara-negara melalui pengemasan vaksinasi COVID-19 dengan intervensi kesehatan lainnya.
Advertisement