Liputan6.com, Jakarta - Pemberitaan terkait Ferdy Sambo sebagai tersangka atas meninggalnya Brigadir J gencar di mana-mana. Ketika ada kasus yang sedang menjadi hot topic, bukan tidak mungkin anak tidak sengaja melihat, menonton atau mendengar pemberitaan seperti kasus Ferdy Sambo saat ini yang diisi dengan kata-kata pembunuhan, penembakan, perzinaan.
Maka penting bagi orangtua untuk memberi prolog atau menginformasikan terlebih dahulu kepada anak hal yang sedang ramai diberitakan seperti disampaikan psikolog yang juga dosen Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Efnie Indrianie.
Baca Juga
"Kadang-kadang kita enggak bisa membatasi, bisa saja tanpa sengaja seorang anak terpapar berita dimanapun dengan berita apapun," kata Efnie.
Advertisement
"Maka yang perlu diperhatikan bagi orangtua adalah ketika ada sesuatu yang happening banget, maka perlu untuk menginformasikan terlebih dahulu ke anak," pesan Efnie dihubungi via telepon pada Jumat, 12 Agustus 2022.Â
Pemberian informasi ini teramat penting bagi anak berusia di atas tujuh tahun yang sudah bisa membaca. Lewat informasi yang lebih dahulu diberikan orangtua anak jadi bisa membentuk konsep berpikir bahwa 'Oh itu suatu kejahatan ya, hal kriminal yang tidak boleh diikuti.'
Sementara itu, bagi anak di bawah tujuh tahun, Efnie mengatakan tidak ada salahnya memberi tahu tentang kejadian yang sedang diberitakan di banyak media itu sehingga anak bisa memiliki batasan konsep.
"Kalau di bahwa tujuh tahun kan sudah bisa dengar. Jadi, enggak ada salahnya kasih prolog ke mereka. 'Nanti kalau dengar ada berita ada pak polisi nembak, hati-hati ya, enggak perlu Dedek dengar lebih lanjut. Itu sesuatu yagn tidak perlu didengarkan lagi. Nanti bisa takut, seram dan mimpi buruk lho'," contohnya.
Apa Bisa Menginspirasi?
Berita terus menerus mengenai pembunuhan, penembakan, dan pemberitaan kriminalitas bisa terekam dalam memori anak. Jika tidak diberi batasan konsep, hal tersebut bisa menginspirasi anak anak.
"Tidak hanya bisa menginspirasi tapi juga mengotori sistem informasi anak," kata Efnie.
"Memori terkait kriminalitas, kekerasan dan sesuatu yang mengguncang emosi itu bisa terkunci di amigdala otak. Amigadala adalah bagian otak yang berkaitan dengan proses emosional. Sehingga bila tidak diberi batasan konsep hal itu bisa membuat kotor memori jangka panjang untuk seorang anak.
"Memori yang terisi itu kan harusnya hal-hal yang baik ya atau memori bersih. Misalnya menonton berita sosok anak yang inspiratif, " pesan Efnie.
Maka dari itu berikan pemahaman kepada anak mengenai apa yang terjadi dengan bahasa mereka. Lalu, ingatkan bahwa hal tersebut perlu disikapi dengan berhati-hati dan bukan untuk ditiru.
Advertisement