Liputan6.com, Jakarta Ada kabar baik bagi para pasangan untuk meningkatkan hubungan. Seorang profesor yang dikenal secara global sebagai "ilmuwan vagina", mengemukakan temuannya yang mengejutkan bahwa wanita orgasme dalam tiga cara berbeda.
Studinya ini diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine edisi bulan Agustus.
Baca Juga
Dilansir dari NYPost, Dr. James Pfaus, seorang profesor ilmu saraf di Charles University di Praha, memimpin tim peneliti yang merekrut 54 studi kasus wanita, yang kemudian diminta untuk melakukan masturbasi hingga mencapai klimaks menggunakan vibrator terhubung Bluetooth bernama "the Lioness (Si Singa Betina)".
Advertisement
Mainan seks tersebut secara khusus menampilkan dua sensor di sisinya yang dirancang untuk mendeteksi kekuatan kontraksi dasar panggul yang menginduksi big-O (orgasme).
Dr Pfaus dan rekan-rekan ilmuwannya kemudian menganalisis data kotor, menemukan bahwa otot-otot bergerak dalam tiga cara berbeda tergantung pada wanita.
Jenis orgasme yang paling umum disebut "the wave (gelombang)", di mana wanita mencapai klimaks melalui gelombang ketegangan dan pelepasan melalui otot-otot dasar panggul.
Jenis orgasme kedua dijuluki "avalanche (meluap)." Wanita yang mengalami orgasme jenis ini biasanya memiliki ketegangan yang lebih tinggi di dasar panggul mereka yang tiba-tiba turun saat mereka datang.
Jenis orgasme ketiga
Sementara itu, Pfaus menyebut jenis orgasme ketiga sebagai "volcano (gunung berapi)," karena melihat dasar panggul tetap stabil pada ketegangan yang lebih rendah sebelum tiba-tiba "meledak" pada klimaks.
Meskipun penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science bulan Januari menemukan bahwa banyak wanita memalsukan kenikmatan seksual untuk melindungi ego pria yang "rapuh" , para ilmuwan U of Prague menemukan bahwa 11 wanita benar-benar mengalami volcano, 17 mengalami orgasme avalanche dan 26 mengalami wave.
Advertisement
Posisi termudah bagi pasangan
Dalam sebuah pernyataan, Pfaus mengatakan ia dan rekan-rekan sekarang melakukan studi terpisah dalam skala yang lebih besar dan dalam jangka waktu yang lebih lama.
“Kami menggunakan Lioness untuk melihat bagaimana pola yang berbeda ini dialami secara subyektif sebagai orgasme, sebagai tingkat kesenangan, yang merupakan asal dari sebagian besar rangsangan yang mendorong mereka” katanya.
Banyak penelitian tentang orgasme ilusif wanita telah dilakukan akhir-akhir ini, dengan sebuah penelitian yang diterbitkan oleh klinik ginekologi swasta di New York bulan lalu menemukan bahwa misionaris adalah posisi termudah bagi wanita untuk mencapai klimaks.
Posisi terbaik
Penelitian menemukan posisi adalah cara terbaik untuk membuat darah mengalir ke klitoris, terutama jika pinggul mereka ditopang oleh bantal sementara pria mereka bekerja di atasnya.
Sementara itu, sebuah penelitian di Inggris yang menjadi berita utama pada bulan Juni menemukan bahwa kualitas orgasme seorang wanita bergantung pada DNA-nya, yang berarti kemampuan untuk mencapai klimaks berasal dari orang tua-nya.
Para peneliti di St. Thomas' Hospital di London dan Keele University menemukan bahwa faktor genetik memainkan peran penting, terhitung hingga 60% dari kemampuan wanita untuk mencapai orgasme
Advertisement