Sukses

Erlina Burhan dan Tonang Dwi Ardyanto Terima Penghargaan Achmad Bakrie Kategori Kedokteran

Penghargaan Achmad Bakrie dari kategori kedokteran diberikan kepada Erlina Burhan dan Tonang Dwi Ardyanto

Liputan6.com, Jakarta - Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) kembali digelar setelah absen selama dua tahun karena pandemi COVID-19. Tahun ini, PAB berfokus pada lima kategori, dan salah satunya dari kedokteran.

Adapun dua nama yang menerima penghargaan PAB dari ranah kedokteran, yaitu Dr dr Erlina Burhan MSc SpP(K)  dan dr Tonang Dwi Ardyanto SpPK PhD. 

Ketua Penyelenggara PAB XVIII 2022, Aninditha Anestya Bakrie, mengatakan, PAB tahun ini terasa spesial karena selain menghadirkan lima kategori penghargaan, juga dalam rangka memeringati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia dan HUT ke-80 Kelompok Usaha Bakrie.

"Karena itu tema PAB tahun ini sama dengan tema HUT ke-80 Bakrie yaitu Generasi Bangun Negeri," kata Aninditha dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 16 Agustus 2022. 

Ditha --- yang merupakan putri kedua Aburizal Bakrie --- mengungkapkan bahwa PAB yang diselenggarakan oleh Keluarga Bakrie melalui Yayasan Achmad Bakrie, bekerjasama dengan Freedom Institute dan Kelompok Usaha Bakrie yang sudah berusia 20 tahun ini kembali digelar dan menjadi tradisi tahunan yang akan terus dilanjutkan.

"Kecintaan kakek saya, Achmad Bakrie, terhadap ilmu pengetahuan dan sastra yang menjadi dasar kami mengadakan PAB. Untuk ikut menghargai dan memberikan tempat serta apresiasi kepada orang-orang yang telah berkontribusi dan berjasa bagi Indonesia di bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan," ujar Ditha.

Terkait terpilihnya Erlina dan Tonang, disebut Dhita karena adanya sumbangsih sinergis antara bidang klinis-epidemologis dan pulmonologis-kesehatan publik yang membantu Indonesia menghadapi pandemi COVID-19 dengan hasil yang dipuji oleh dunia internasional.

 

2 dari 4 halaman

Terkait Penerima Penghargaan Achmad Bakrie

Sejak digelar pertama kali pada 2003 sampai penyelenggaraan terakhir pada 2019, lanjut Dhita, PAB telah memberikan penghargaan pada 76 penerima.

Para penerima merupakan tokoh dan lembaga yang menghasilkan karya luar biasa dan inspiratif yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dhita, menjelaskan, PAB merupakan perwujudan amanah dari Almarhum H. Achmad Bakrie (1916-1988) yang tertuang dalam filosofi ‘Trimatra Bakrie', yaitu: ke-Indonesia-an, kemanfaatan, dan kebersamaan.

Amanah tersebut dijalankan oleh generasi-generasi penerusnya yang berkomitmen terhadap pembangunan bangsa sekaligus untuk tetap menghargai karya-karya terbaik anak bangsa yang kreatif, inovatif dan memiliki pengaruh positif terhadap kemajuan Indonesia.

3 dari 4 halaman

PAB Tahun Ini Khusus untuk Ilmuwan

Co-Founder PAB, Rizal Mallarangeng mengungkapkan, gelaran PAB tahun ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun ini ada penghargaan khusus untuk ilmuwan internasional yang memiliki jasa besar untuk Indonesia," kata Rizal yang juga merupakan founder dan Direktur Eksekutif Freedom Institute.

Penghargaan khusus Ilmuwan Internasional yang berjasa untuk Indonesia ini menambah jumlah penerima PAB XVIII 2022 ini menjadi lima kategori, berikut daftarnya

Nirwan Dewanto (Sastra)

Untuk aneka karya yang secara sadar membebaskan diri dari batasan sejarah sastra nasional, dan yang mengolah khazanah Indonesia dengan cara yang peka pada perkembangan sastra dunia.

Mohtar Mas’oed (Pemikiran Sosial)

Untuk kepeloporan pendekatan analisis struktural non-Marxian atas kenyataan ekonomi-politik di Indonesia dan dunia internasional yang memperkaya khazanah pemikiran akademik tanah air.

 

4 dari 4 halaman

Penerima Lainnya

Tim Peneliti Arkeologi Lukisan Gua Purba Indonesia (Sains): Adhi Agus, Pindi Setiawan, Basran Burhan, Budianto Hakim, Dan Rustan LP. Santari

Untuk rentetan temuan aneka lukisan figuratif tertua di dunia, di gua purba Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan yang menggeser paradigma arkelogi Indonesia dan memperkaya pengetahuan tentang evolusi kognitif di Bumi.

Erlina Burhan dan Tonang Dwi Ardyanto (Kedokteran)

Untuk sumbangsih sinergis antara bidang klinis-epidemologis dan pulmonologis-kesehatan publik yang membantu Indonesia menghadapi pandemi global Covid-19 dengan hasil yang dipujikan oleh dunia internasional.

R. William Liddle (Ilmuwan Internasional Berjasa Untuk Indonesia)

Untuk pengabdian intelektual sepanjang enam dekade menelaah aneka perkembangan politik dan pelembagaan demokrasi, disertai kerja membangun generasi baru ilmuwan politik di Indonesia.