Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis kedokteran olahraga RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Grace Joselini Corlesa menjelaskan perbedaan aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga.
Menurutnya, aktivitas fisik adalah gerak tubuh yang melibatkan kerja otot-otot rangka dan menghasilkan pengeluaran energi.
Baca Juga
"Ini terdiri dari empat kategori yakni pekerjaan, mobilisasi atau bepergian, aktivitas rumah tangga, dan rekreasi," ujar Grace dalam acara konferensi pers Sport Medicine, Injury and Recovery Center (SMIRC) di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, Tangerang Selatan pada Selasa, 16 Agustus 2022.
Advertisement
Selama melakukan pekerjaan sehari-hari, setiap orang pasti duduk dan berdiri. Duduk dan berdiri juga termasuk dalam aktivitas fisik. Sedangkan ketika mobilisasi, aktivitas fisik yang biasa dilakukan adalah naik turun tangga atau bersepeda.
Saat melakukan aktivitas di rumah, aktivitas fisik yang dilakukan termasuk mencuci piring, memasak, menyapu, serta berbagai jenis bersih-bersih lainnya. Sedangkan saat rekreasi, orang-orang biasanya melakukan aktivitas fisik seperti jalan-jalan di mall, bahkan berbaring saat bermain gawai pun termasuk aktivitas fisik.
Berbeda dengan aktivitas fisik, latihan fisik adalah gerak tubuh yang terencana dan terstruktur untuk memertahankan ataupun meningkatkan kebugaran.
Ada 4 jenis latihan yakni:
- Latihan kekuatan
- Latihan fleksibilitas
- Latihan kardiorespirasi
- Latihan neuromotor.
Latihan kekuatan contohnya kalistenik atau latihan dengan menggunakan berat badan sendiri seperti push up, weight training seperti angkat beban, resistance band atau latihan dengan tali elastis untuk melatih kekuatan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Definisi Olahraga dan Risiko Cedera
Latihan fleksibilitas bisa dilakukan dengan yoga dan pilates. Sedangkan, latihan kardiorespirasi bisa dilakukan dengan berlari, berjalan, zumba, berenang, dan bersepeda. Latihan neuromotor biasanya dilakukan dengan tai-chi.
Grace juga memaparkan bahwa aktivitas fisik dan latihan fisik berbeda pula dengan olahraga.
"Olahraga adalah aktivitas fisik yang sistematis. Terdapat aturan dan tujuan atau goal yang harus dipenuhi. Dilakukan untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Umumnya dipertandingkan baik secara kompetitif maupun rekreasional.”
Menurut Grace, latihan fisik dan olahraga rentan menimbulkan cedera bagi para pelaku olahraga baik atlet profesional maupun masyarakat umum. Cedera olahraga adalah kerusakan pada jaringan tubuh yang terjadi akibat olahraga atau latihan fisik.
Seseorang memiliki risiko mengalami cedera olahraga jika:
- Tidak rutin olahraga
- Tidak melakukan pemanasan yang adekuat sebelum berolahraga
- Melakukan olahraga yang banyak kontak fisik antar pemain (contact sport).
Cedera olahraga dapat dibedakan berdasarkan mekanisme cedera dan onset atau waktu muncul gejalanya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Cedera Akut dan Overuse
Berdasarkan mekanisme cedera dan onset-nya cedera dibagi menjadi cedera akut dan overuse.
Cedera akut terjadi secara mendadak dan memiliki onset yang jelas. Gejalanya meliputi nyeri muncul tiba-tiba, ada bengkak, kekuatan otot berkurang, tampak kelainan bentuk atau ukuran tulang.
Sedangkan, cedera overuse terjadi secara perlahan. Gejalanya meliputi nyeri muncul saat beraktivitas, terkadang disertai bengkak.
Beberapa cedera yang biasa terjadi yakni:
-Anterior Cruciate Ligament (ACL)
ACL merupakan jaringan kuat yang menghubungkan tulang paha ke tulang kering dan membantu menstabilkan lutut. Pendaratan yang kurang sempurna ketika melompat atau berubah arah secara tiba-tiba dapat memberikan tekanan kepada ACL dan menyebabkan ligamen robek atau pecah.
-Hamstring
Cedera hamstring merupakan kondisi ketika otot paha bagian belakang mengalami tarikan atau sobek.
-Golfer’s Elbow
Golfer’s elbow atau medial epicondylitis merupakan peradangan pada ujung siku bagian dalam.
-Tennis Elbow
Lateral epicondylitis atau tennis elbow adalah peradangan pada ujung siku bagian luar.
Penanganan Pertama
Penanganan pertama pada cedera olahraga biasanya menggunakan metode P.R.I.C.E. Metode ini digunakan pada jenis cedera trauma, strain, dan sprain (keseleo atau terkilir). Metode ini dilakukan pada 24 hingga 72 jam pertama setelah terjadinya cedera.
P.R.I.C.E sendiri merupakan singkatan dari protect, rest, ice, compression, elevation. Artinya, dilakukan pelindungan lokasi cedera, pengistirahatan, kompres dengan es 10 hingga 15 menit per 4 jam, dan elevasi.
“Jika cedera terlihat atau terasa parah, segera konsultasikan dengan dokter.”
Prinsip penanganan cedera yakni:
-Pada 24 hingga 72 jam setelah cedera maka penanganannya bisa dengan P.R.I.C.E
-Konsultasi dokter untuk anamnesis dan pemeriksaan fisik
-Pemeriksaan penunjang seperti MRI, CT-Scan, dan X-Ray
Penanganan cedera yang dilakukan sesegera mungkin amat penting karena:
-Bertujuan mengurangi nyeri dan mengurangi aliran darah ke area cedera yang menambah parah inflamasi atau peradangan yang terjadi
-Penanganan segera memungkinkan alternatif metode penanganan lebih banyak, sehingga pasien memiliki banyak pilihan untuk penyembuhan lebih cepat.
Advertisement