Sukses

Pesan Kurnia, Pria yang Koma dan Hampir Meninggal Akibat Diabetes: Ini Bukan Hukuman Mati

Setelah divonis mengidap diabetes dan nyaris meninggal karena itu, Kurnia Bijaksana pun mengubah pola hidup sehari-harinya

Liputan6.com, Jakarta - Banyak mengonsumsi makanan atau minuman dengan kadar gula tinggi tanpa didukung oleh adanya kegiatan fisik yang cukup selama jangka waktu tertentu dapat membawa Anda berkenalan dengan diabetes.

Diabetes pun telah lama menjadi faktor risiko dari berbagai penyakit lainnya hingga dapat menyebabkan kematian. 

Itulah yang sempat terjadi pada Kurnia Bijaksana, seorang pria yang sempat koma dan hampir meninggal karena diabetes.

Kisah tersebut dibagikan olehnya secara terbuka melalui akun Instagram dan Twitter pribadinya @mkbijaksana.

Kurnia pun memberikan pesan pada masyarakat terkait diabetes. Menurutnya, diabetes bukanlah hukuman mati walau memang hingga kini belum ditemukan obatnya.

"Diabetes Tipe 2 bukanlah hukuman mati, walaupun sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Namun dengan perubahan gaya hidup secara drastis, kita bisa mengontrolnya dan menikmati hidup sehat lebih lama," ujar Kurnia melalui pesan singkat pada Health Liputan6.com ditulis Jumat, (19/8/2022).

Kini, Kurnia tidak menjalankan jenis diet apapun. Dirinya hanya rutin berolahraga dan mengontrol asupan makanan. Ia pun telah menghentikan konsumsi minuman manis dan mengurangi nasi.

"Begitu keluar rumah sakit, banyak dari teman atau saudara yang bilang coba diet ini itu contohnya keto, intermittent fasting, full vegan. Semuanya dibilang ada testimoni temannya atau siapanya sembuh dari diabetes," kata Kurnia.

"Enggak ada yang saya jalani. Hanya seminggu awal, saya sangat mengurangi nasi, diganti sayur. Lalu minum manis atau minum kemasan sudah full enggak lagi," dia menambahkan

2 dari 4 halaman

Makan Nasi Hanya Sebelum Olahraga

Dalam kesempatan yang sama, Kurnia mengungkapkan bahwa setelah dirawat dan koma, dirinya hanya mengonsumsi karbohidrat dalam bentuk nasi. Itupun hanya dikonsumsinya sebelum berolahraga.

"Saya jadi makan karbo dalam bentuk nasi hanya sebelum olahraga. Sisanya makan buah blueberry atau sayur. Contoh sarapan dengan telur empat, ati sapi, dan jamur. Makan siang nasi ayam yang biasa beli di luar sebelum olahraga. Malam protein shake, buah, dan sayur," ujar Kurnia.

Menurut Kurnia dalam menghadapi diabetes, penting untuk tetap berhati-hati pada siapapun yang menawarkan herbal atau obat-obatan yang mengklaim bisa menyembuhkan diabetes.

"Satu lagi, selalu hati-hati terhadap yang menawarkan herbal atau obat-obat yang mengklaim bisa menyembuhkan diabetes. Lakukan tinjauan mendalam biar tidak termakan sekedar testimoni orang," kata Kurnia.

Meski begitu, Kurnia berpesan agar tidak menjadikan pengalamannya sebagai rekomendasi medis dan sebaiknya selalu konsultasikan kondisi masing-masing pada dokter atau ahli.

3 dari 4 halaman

Aktif Olahraga, Namun Longgar 6-12 Bulan Terakhir

Kurnia sempat menjelaskan secara rinci terkait diabetes yang hampir membuatnya meninggal dunia pada awal Juli lalu. Terlebih kala itu, dirinya juga tengah terkena demam berdarah dengue (DBD).

"Benar saya awal Juli lalu literally hampir mati. Gula darah 667, kena DBD juga, trombosit 20.000. Darah sudah asam sampai koma," ujar Kurnia melalui salah satu unggahannya.

Kuria mengungkapkan bahwa selama ini dirinya merupakan salah satu orang yang menjalankan pola hidup aktif. Ia pun sering olahraga dan tidak terlalu suka makan makanan manis.

Dalam hal minuman, dirinya juga mengaku lebih suka air putih atau teh tawar. Namun, dalam enam hingga 12 bulan belakangan, Kurnia mengaku lalai menjalankan gaya hidupnya.

"Saya akui, memang enam sampai 12 bulan terakhir gaya hidup saya agak lalai. Makan banyak seperti biasa, tapi gym sering ke skip. Kalau perjalanan jauh naik mobil, ngopi. Kopinya kopi yang beli di minimarket, isinya gula doang kan tuh. Banyak pikiran, jadi dikit banget gerak," kata Kurnia.

4 dari 4 halaman

Koma 5 Hari, Gelisah, Mengigau Tak Karuan

Kurnia menjelaskan, selain gula darah yang sempat naik hingga 667 mg/dL, dirinya kesulitan bernapas dan merasa gelisah tak karuan. Ia juga mengigau dan berlaku layaknya anak kecil.

"Nafas sempat sesak dan dikasih oksigen. Gelisah enggak jelas, sampai infus dicabut sendiri. Ngigau enggak jelas, mulai dari berlaku kayak bocah, sampai teriak-teriak enggak jelas," ujar Kurnia.

"Yang paling bikin khawatir keluarga, pas kontrol dokter sempat marah ke perawat karena kondisi parah gini dibiarin. Ngigau dzikir, sampai bilang mau pulang, minta maaf, manggil alm ibu saya," tambahnya.

Kurnia menjelaskan, saat dirinya sadar dari koma, ia pun masih kesulitan untuk jalan. Dokter pun memberikan terapi insulin hingga gula darahnya stabil menjadi 150-200 mg/dL.

"Dari dokter enggak ada pantangan apa-apa. Tapi makan dijaga dan gula darah dimonitor terus. Sempat depresi karena banyak yang bilang diabetes enggak bisa sembuh, harus bergantung sama obat seumur hidup. Kecenderungan kemungkinan komplikasi semakin lama, semakin besar," kata Kurnia.