Sukses

Kemenkes: Cacar Monyet Bisa Sembuh Sendiri

Gejala cacar monyet termasuk ringan asalkan tidak memiliki penyakit penyerta dan gangguan imun tubuh.

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan secara umum pasien yang terinfeksi cacar monyet bisa sembuh sendiri. Gejala yang ditimbulkan pun cenderung lebih ringan asalkan tidak memiliki penyakit penyerta.

"Cacar monyet ini tidak terlalu berat sakitnya, agar kita tenang, malah kalau kita bandingkan dengan COVID-19 jauh, ya, COVID-19 ini sangat jauh beratnya, untuk itu kita tenang dengan maksud bahwa sebetulnya cacar monyet ini bisa sembuh sendiri, self limiting disease," kata Syahril.

Sementara itu bagi pasien yang memiliki komorbid serta penyakit gangguan imun tubuh memang perlu mendapatkan penanganan khusus dari tenaga kesehatan.

Berdasarkan laporan kasus cacar monyet di dunia, jumlah pasien meninggal sangat kecil hanya sekitar satu persen dari seluruh penderita.

"Dari data laporan dunia, dari 39.700 ada 400 yang meninggal, itu sekitar 1 persen. Jadi, kecil sekali, jauh dibandingkan dengan COVID yang sampai kadang-kadang 10 persen sampai 15 persen ya, tinggi sekali," katanya.

Pasien pertama cacar monyet di Indonesia yang terkonfirmasi Jumat, 19 Agustus 2022 saat ini menjalani isolasi mandiri di rumah. Ia mengalami gejala ringan sehingga tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.

Syahril mengatakan, ruang isolasi cacar monyet berbeda dengan COVID-19 yang perlu ruang isolasi bertekanan negatif.

"Ruang isolasi-nya itu berbeda, walaupun sama-sama ruang isolasi, kalau ruang isolasi COVID itu dengan tekanan negatif, tapi kalau untuk cacar monyet tidak memerlukan ruang isolasi yang bertekanan negatif," katanya dalam konferensi pers Sabtu, 20 Agustus 2022.

2 dari 3 halaman

Perjalanan Gejala Cacar Monyet

Pasien pertama cacar monyet di Indonesia meraskan gejala usai pulang dari perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia dan Perancis. Ia tiba di Indonesia pada 8 Agustu 2022, beberapa hari kemudian merasakan demam. Lalu, diikuti dengan pembengkakan kelenjar getah bening.

"Ada cacar-nya atau ruam-ruamnya di muka, di telapak tangan, kaki dan sebagian di sekitar alat genitalia," kata Syahril.

Mengutip laman Kemenkes, pada kasus cacar monyet, ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata. Ruam monkeypox terkadang disalahartikan sebagai sifilis atau herpes.

Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya sembuh sendiri. Namun pada beberapa individu, dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian. Orang dengan penyakit penurunan kekebalan tubuh kemungkinan berisiko mengalami gejala yang lebih serius.

 

3 dari 3 halaman

Jangan Salaman, Apalagi Pelukan dengan Pasien Cacar Monyet

Syahril mengatakan bahwa penularan cacar monyet lewat kontak erat. Masyarakat diminta untuk menghindari bersalaman hingga saling pelukan kepada seseorang yang terkonfirmasi positif penyakit tersebut. Upaya ini dihindari juga terhadap seseorang yang mengalami gejala atau diduga tertular cacar monyet.

Maka dari itu Syahril meminta masyarakat untuk menghindari kontak langsung seperti bersalaman dan pelukan kepada seseorang yang positif cacar monyet. Tujuannnya, mencegah penularan virus cacar monyet antar manusia.

"Karena penularan penyakit ini utama sekali melalui kontak langsung kepada penderita. Kontak langsung maksudnya, bisa dengan bersalaman, berpelukan atau mungkin tidur bersama. Kemudian kontak kepada benda-benda atau barang-barang di sekitar pasien, umpamanya selimut, handuk dan lainnya," pesannya.

"Kita harus menghindari itu semua. Masyarakat juga harus paham, apabila ada teman, saudara kita atau masyarakat yang punya gejala monkeypox, kita harus menghindari kontak langsung kepada yang bersangkutan."