Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan RI mengonfirmasi kasus pertama cacar monyet di Indonesia yang menginfeksi pria 27 tahun domisili Jakarta. Mengingat sudah ada temuan satu kasus positif monkeypox, maka penting bagi masyarakat untuk berperan aktif mencegah penularan penyakit itu.
"Mengingat pada saat ini telah ditemukan kasus pertama cacar monyet di Indonesia, masyarakat harus mengetahui tanda atau gejala cacar monyet," kata Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane.
Baca Juga
Bila sudah mengetahui ciri-cirinya, maka bila ada anggota keluarga yang menderita gejala yang mengarah cacar monyet, bisa segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Advertisement
"Dengan demikian, di fasilitas kesehatan akan bisa dipastikan apakah cacar monyet atau bukan lalu bisa segera ditindaklanjuti dan ditangani, hal ini penting untuk penanganan awal," kata Masdalina mengutip Antara.
Menurut peneliti Pusat Riset Kesehatan Masyarakat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu, dalam upaya pengendalian penyakit, seluruh pihak termasuk masyarakat memiliki peran yang sangat penting.
Â
Sosialisasi dan Edukasi ke Masyarakat Penting
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat perlu makin digencarkan agar masyarakat dapat mengenali apa itu cacar monyet dan dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan.
Masdalina menjelaskan bahwa cacar monyet adalah penyakit virus yang disebabkan oleh Orthopoxvirus. Penyakit ini memiliki rentan masa inkubasi yang panjang antara 5-21 hari.
"Gejala bervariasi pada setiap penderita, tetapi mirip dengan penyakit infeksi lain. Pada umumnya gejala adalah demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening dan yang khas adalah munculnya ruam di kulit," katanya.
Ia juga mengingatkan agar tidak ada stigma terkait penyakit ini. Bila muncul stigma bisa membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
"Yang terpenting adalah jangan sampai ada stigma terkait dengan penyakit ini karena dikhawatirkan, stigma akan membuat seseorang yang merasakan gejala akan takut melapor atau memeriksakan diri," katanya.
Advertisement
Gejala
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril mengatakan bahwa saat seseorang terinfeksi cacar monyet terjadi dua periode. Periode awal yakni masa invasi dari nol sampai lima hari ditandai dengan gejala demam tinggi, pusing berat, pembesaran kelenjar di leher, ketiak dan selangkangan.
"Jadi, apa sih gejala khasnya? Ya ini, demam tinggi biasanya di atas 38 derajat Celsius, sakit kepala berat atau pusing sekali dan ada benjolan di leher, ketiak, selangkangan serta nyeri otot," tutur Syahril.
Memasuki masa erupsi ini adalah sebuah kondisi 1-3 hari usai demam tinggi. Seseorang yang terinfeksi cacar monyet atau monkeypox bakal mengalami lesi atau ruam pada kulit.
Sekitar 95 persen ruam terjadi di wajah, lalu telapak tangan dan kaki. Lalu ada di mukosa, alat kelamin, serta selaput lendir mata.
"Cacar monyet bisa sembuh sendiri, setelah 2-4 pekan minggu ruam-ruam pecah dan mengering akan sembuh dengan sendirinya," kata Syahril dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.Â
Lalu, apakah penyakit ini bisa menimbulkan kematian? Syahril mengatakan bahwa data menunjukkan angka kematian 0-11 persen.
Â
Gejala pada Pasien Pertama Cacar Monyet di RI
Pada pasien pertama cacar monyet di Indonesia, ia mengalami demam lalu disusul pembengkakan kelenjar getah bening. Beberapa selanjutnya muncul lesi di sebagian tubuhnya.
"Dan, ada cacar atau ruam di muka, telapak tangan, kaki dan sebagian di sekitar alat genitalia," kata Syahril dalam konferensi pers temuan kasus cacar monyet pertama di RI pada Sabtu, 20 Agustus 2022.
Pasien tersebut kemudian menjalani tes PCR. Lalu diketahui pada 19 Agustus 2022 positif terinfeksi monkeypox.
Â
Advertisement