Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan kemajuan zaman dan semakin berkembangnya teknologi, gawai menjadi lekat dengan kehidupan keseharian kita, terlebih di masa pandemi. Tak hanya orang dewasa, anak pun harus beradaptasi melakukan belajar jarak jauh dengan bantuan bantuan gawai. Namun, penggunaan gawai pada anak pun perlu mendapat perhatian khusus orangtua agar anak tidak lantas menjadi kecanduan.Â
Guna mencegah kecanduan gawai atau gadget, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta orangtua untuk memperkenalkan permainan tradisional pada anak.
Baca Juga
Ketua Tim Kerja Perilaku Ibu Hamil, Anak, dan Remaja Kemenkes Herawati mengatakan, saat ini adalah waktu yang baik untuk mengembalikan permainan tradisional seperti kelereng dan bakiak.
Advertisement
"Mainan tradisional di zaman saya seperti bakiak dan kelereng. Kini bagus sekali untuk mengembalikan permainan-permainan tradisional," ujarnya, Kamis, 25 Agustus 2022, dilansir Antara.
Perubahan yang terjadi sejak pandemi COVID-19, kata Herawati, membuat anak tidak punya pilihan selain menggunakan gawai dalam jangka waktu yang lebih lama. Tak jarang juga anak masih tetap memainkannya meski jam belajar secara daring telah usai.
Tingginya waktu bermain gawai, kata Herawati, akhirnya berdampak pada sifat anak yang lebih cenderung senang menyendiri dan mengubahnya jadi ketergantungan atau adiktif terhadap gawai.
"Anak jadi ketergantungan dan akhirnya bisa menjadi sbuk dengan gadget. Anak tidak memikirkan lingkungan sekitar, akhirnya pertumbuhkan psikis, fisik maupun sosial terganggu karena tidak mau secara otomatis berinteraksi dengan yang lainnya," tutur Herawati.
Kehadiran permainan tradisional seperti bakiak, gobak sodor ataupun kelereng, menurutnya bisa menjadi wadah bermain yang lebih menarik dan mengasyikkan bagi anak.Â
Â
Â
Permainan Tradisional untuk Cegah Kecanduan Gawai
Permainan tradisional yang lebih mengutamakan keintiman dengan teman bermain dan memfokuskan anak untuk berpikir strategi dan membangun kerja sama tim, kata dia, membuat tumbuh kembang anak semakin optimal.
Selain itu, dengan permainan tradisional, hubungan orangtua dan anak bisa semakin dekat.
"Dengan permainan tradisional pula, hubungan antara orangtua dan anak bisa semakin dekat karena akan banyak komunikasi yang terbangun, sehingga anak merasa bahagia dan lebih senang untuk aktif bermain," jelasnya.
Â
Advertisement
Buat Batasan Waktu Penggunaan
Jika anak diharuskan menggunakan gawai, Herawati menyarankan agar orangtua membuat kesepakatan dengan anak terkait berapa lama mereka boleh menggunakannya.
"Hal itu bertujuan agar anak mengetahui tanggung jawab dan terhindar dari kecanduan. Orangtua juga perlu mengawasi apa saja fitur atau aplikasi yang dibuka oleh anak guna menghindari terjadinya penyelewengan dalam berselancar di internet," ujarnya.
Pererat Hubungan Orangtua dan Anak
Herawati berharap, dengan tetap menjaga nilai budaya melalui permainan tradisional, sesibuk apa pun orangtua, namun mau bekerja sama lebih memperhatikan anaknya. Hal itu agar jumlah anak yang ketagihan bermain gawai tidak meningkat signifikan.
"Itu PR kita bahwa kita harus mengawasi mereka, supaya waktunya lebih lama untuk permainan bersama dengan teman-teman," ucapnya.Â
Advertisement