Sukses

Masalah Nutrisi pada Anak Alergi Bisa Picu Gangguan Pertumbuhan

Dari berbagai faktor pemicu, makanan merupakan salah satu masalah pemicu alergi yang sering dialami oleh anak.

Liputan6.com, Jakarta Alergi merupakan bentuk reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat lain yang dianggap berbahaya walaupun sebenarnya tidak.

Dari berbagai faktor pemicu, makanan merupakan salah satu pemicu alergi yang sering dialami oleh anak. Masalahnya, alergi makanan secara signifikan mempengaruhi tumbuh kembang dan kualitas hidup.

"Alergi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan anak. Misalnya akibat reaksi alergi, anak mengalami gejala saluran cerna seperti muntah, diare, menolah menyusu, dermatitis atopik berat. Hal ini juga membuat penghindaran makanan," kata Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, dr. Endah Citraresmi, dalam webinar "Peran Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Alergi pada Anak", ditulis Minggu (28/8/2022).

Menurut Endah, sekitar 10 persen anak pada satu tahun pertama mengalami reaksi alergi terhadap makanan yang diberikan.

Untuk mendukung optimalisasi kesehatan saluran pencernaan khususnya untuk anak di atas usia 1 tahun yang merupakan bagian dari golden period tumbuh kembang anak, maka asupan makanan berserat tidak bisa diremehkan.

Sebab, penelitian menyatakan bahwa pola makan rendah asupan serat merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi.

"Untuk itu, orang tua perlu memiliki pengetahuan yang cukup serta kejelian dalam memilih dan memberikan asupan nutrisi yang sesuai dengan kondisi anak, memiliki gizi yang seimbang serta juga kaya kandungan serat agar dapat mendukung mengoptimalkan tumbuh kembang anak, khususnya bagi anak yang memiliki kondisi alergi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berapa Banyak Serat yang Dibutuhkan Anak?

Endah menyampaikan, penting bagi si Kecil mengonsumsi serat dalam jumlah cukup sesuai angka kecukupan gizi (AKG) yang telah ditentukan berdasarkan kelompok umur.

Dari data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, 95,5 persen penduduk Indonesia berusia di atas 5 tahun masih kurang konsumsi serat.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa 9 dari 10 anak kekurangan asupan serat, dimana rata-rata anak Indonesia usia 1-3 tahun hanya memenuhi ¼ (seperempat) atau rata-rata 4,7 gram per hari dari total kebutuhan hariannya.

"Jumlah ini masih jauh di bawah AKG yang direkomendasikan, yaitu 19 gram serat setiap harinya," ujarnya.

Dengan mengonsumsi serat dalam jumlah cukup, bisa memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan anak, seperti memperbaiki keseimbangan sistem imunitas tubuh, mengurangi inflamasi akibat alergi, dan bermanfaat bagi mikrobiota di dalam saluran cerna yang akan membuat nutrisi makanan terserap dengan optimal.

"Bagi anak yang menderita alergi memiliki jumlah dan keberagaman mikrobiota saluran cerna yang lebih sedikit dibandingkan anak yang tidak mengalami alergi. Untuk itu, pada anak yang memiliki alergi, orangtua harus dapat memilih jenis makanan yang tepat dan tidak mengandung zat-zat yang menyebabkan alergi, menjaga asupan gizinya tetap seimbang dan juga bisa diberikan makanan atau minuman yang difortifikasi serat,” jelas Endah.

 

3 dari 4 halaman

Kebutuhan Nutrisi pada Anak

Endah juga menerangkan kebutuhan gizi pada anak sebagai berikut:

Lemak

Sumber energi konsentrat yang berasal dari ASI dan formula, butter, krim, minyak, protein (daging dan ikan dengan lemak), produk susu, telur dan kacang-kacangan.

Protein

Sumber: ASI, formula, daging, unggas, ikan, polong, tahu, telur, kacang-kacangan, produk susu termasuk keju dan yoghurt.

Karbohidrat

Sumber: ASI, formula, buah dan sayuran, biji-bijian (beras, serealia), kentang, jagung

Serat

Bagian dari tumbuhan yang tidak dicerna. Memiliki manfaat kesehatan yang banyak: mempertahankan pola BAB yang sehat, menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Sumber: kacang-kacangan, lentils, buah dan sayur.

.

4 dari 4 halaman

Kebutuhan Vitamin pada Anak

Tak hanya itu, kebutuhan vitamin juga perlu dicukupi seperti:

- Vitamin A

Vitamin larut lemak, diperlukan untuk fungsi imun normal, penglihatan, reproduksi, pertumbuhan sel dan penyembuhan luka.Sumber: ASI, formula, kuning telur, sayuran hijau tua, sayuran kuning, buah kuning

- Vitamin B12

Berfungsi dalam pembentukan sel darah merah. Sumber: ASI, formula, serealia difortifikasi, salmon, sapi, telur, unggas

- Vitamin C

Berfungsi sebagai penyembuhan luka, kesehatan gigi.Sumber: ASI, formula, buah-buahan (citrus, strawberry, cantaloupe, sayuran (kentang, brokoli, kembang kol).

- Vitamin D

Vitamin larut lemak yang diperlukan untuk kesehatan tulang. Sumber ikan berlemak seperti salmon, susu, yogurt, jus difortifikasi, margarine, sardine, hati sapi, telur, sinar matahari.

-Vitamin E

AntioksidanSumber: ASI, formula, gandum, minyak sayur, hati, kuning telur, biji bungan matahari, almond, selai kacang, bayam, brokoli, mangga, tomat.

"Makan minimal lima porsi buah dan sayur per hari. Makan juga kulitnya (mengandung lebih banyak serat). Jus sayur dan buah hanya sedikit atau bahkan tidak mengandung serat," kata Endah.

"Pilih berbagai roti, sereal, beras dan pasta dari biji utuh (nasi merah, roti gandum utuh). Saat membuat roti/kue, bisa mengganti separuh tepung terigu dengan tepung gandum utuh. Jika mengonsumsi makanan tinggi serat, minum lebih banyak air karena serat menyerap air dari tubuh," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.