Liputan6.com, Jakarta - Data himpunan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bandung pada pekan lalu menemukan bahwa terdapat ribuan orang yang terpapar oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kota Bandung, Jawa Barat.
Sejak merebaknya informasi tersebut, para pemimpin di Kota Bandung pun tersorot untuk memberikan pendapat terkait angka HIV/AIDS yang melonjak tinggi di sana. Salah satunya Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.
Baca Juga
"Sekarang kan sedang viral di Bandung ternyata ibu-ibu banyak yang kena HIV/ AIDS. Kedua, anak-anak muda banyak juga yang kena," kata Uu melalui keterangan resmi yang diterima Liputan6.com pada Selasa, 30 Agustus 2022.
Advertisement
Sehingga, menurut Uu, solusi untuk mengatasi HIV/AIDS adalah dengan poligami dan nikah muda. Menurutnya, kedua cara tersebut dapat menghindari seseorang dari zina.
"Dari pada seolah-olah dia (suami) tidak suka begitu, tapi akhirnya kena (HIV/AIDS) ke istrinya sendiri, toh agama juga memberikan lampu hijau (untuk poligami). Asal siap adil, kenapa tidak? Makanya daripada ibu kena (HIV/ AIDS) sementara ketahuan suami seperti itu mendingan diberikan keleluasaan untuk poligami," kata pria yang telah menjabat sejak 2018 tersebut.
Bahkan, Uu menyatakan kesiapan dirinya untuk mengadakan program nikah massal di Bandung terutama bagi yang tidak memiliki biaya.
Tak lupa, Uu pun menyatakan kesiapan untuk berkonsultasi terkait program tersebut dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
"Kalau perlu, masyarakat ingin nikah tidak ada biaya kenapa tidak, saya akan konsultasi dengan pak gubernur untuk ada program (nikah massal) itu,"Â Uu menekankan.
HIV/AIDS di Bandung
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dibuka oleh KPA Bandung, terdapat setidaknya 31.01 persen atau sekitar 1.842 kasus HIV pada pegawai swasta, 15 persen pada kelompok wiraswasta, ibu rumah tangga sebanyak 653 kasus, dan mahasiswa sebanyak 414 kasus.
Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung Sis Silvia Dewi mengungkapkan bahwa data tersebut merupakan jumlah akumulasi kasus dari tahun 1991-2021. Selama periode tersebut, setiap tahunnya ditemukan 300-500 kasus HIV di Bandung.
Meskipun HIV/AIDS dapat menular lewat hubungan seksual. Poligami dan nikah muda tentu tidak pernah masuk dalam daftar cara untuk mencegah terinfeksi HIV/AIDS.
Lalu, bagaimankah cara untuk mencegah terpapar HIV/AIDS? Menurut US Department of Health & Human Services dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), berikut diantaranya.
1. Pakai Kondom
HIV dapat menular melalui hubungan seks vaginal maupun anal tanpa kondom. Sehingga penggunaan kondom sangat efektif untuk mencegah HIV, serta penyakit menular seksual lainnya seperti gonore dan klamidia.
"Ketika kondom digunakan dengan benar, maka jelas itu bisa menawarkan perlindungan," ujar profesor kedokteran divisi penyakit menular di Rush University Medical Center, dr Beverly Sha mengutip Everyday Health.
Advertisement
2. Rutin Lakukan Tes
Cara selanjutnya untuk mencegah tertular HIV adalah dengan rutin melakukan tes. Bagi Anda yang aktif secara seksual, maka disarankan untuk melakukan tes setidaknya setahun sekali.
Cara ini dianggap efektif untuk mengetahui kondisi diri sendiri. Terlebih, mengetahui status diri sendiri terkait HIV dapat membantu Anda untuk mencegah atau menularkan HIV.
3. Pertimbangkan untuk Mengonsumsi PrEP
Pre-exposure prophylaxis (PrEP) merupakan obat HIV yang diminum oleh orang yang berisiko HIV untuk mencegah tertular. Jika diminum sesuai dengan resep, maka PrEP dapat sangat efektif untuk mencegah HIV dari hubungan seks.
Penggunaan PrEP juga telah direkomendasikan penggunaannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat.
4. Konsumsi PrEP 72 Jam Setelah Ada Risiko Terpapar
Bagi Anda yang memiliki risiko terinfeksi HIV, maka pertimbangkan juga untuk mengonsumsi PrEP 72 jam setelah berhubungan seks. Cara ini dianjurkan bagi Anda yang mengalami kerusakan pada kondom.
Bagi para korban kekerasan seksual, konsumsi PrEP juga telah direkomendasikan untuk mencegah terpapar HIV.
5. Hindari Berbagi Jarum Suntik
Selanjutnya, HIV juga dapat dicegah lewat menghindari penggunaan jarum suntik secara bersamaan. Mengutip laman VerywellHealth, penggunaan jarum suntik secara bersamaan dapat meningkatkan risiko penularan HIV.
Penularan HIV melalui jarum suntik sempat banyak terjadi lewat transfusi darah. Sehingga penting untuk memastikan bahwa jarum suntik yang digunakan saat melakukan transfusi darah aman dan terbebas dari HIV>.
Selain itu, HIV juga dapat dicegah lewat mengurangi tindakan seksual yang berisiko. Dalam hal ini, seks anal dianggap menjadi aktivitas seksual dengan risiko tertinggi untuk penularan HIV.
Advertisement