Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 di Indonesia kembali menunjukkan penambahan signifikan. Hari ini, Selasa 30 Agustus 2022 penambahan kasus positif mencapai 5.070. Padahal, di hari sebelumnya penambahan kasus baru tercatat sebanyak 2.871.
Penambahan hari ini membuat akumulasi kasus positif COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.354.245 terhitung sejak Maret 2020.
Baca Juga
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 4.510 sehingga akumulasinya menjadi 6.151.650.
Advertisement
Sedangkan, kasus pasien yang meninggal dunia bertambah 20 sehingga akumulasinya menjadi 157.541.
Penambahan juga terjadi pada kasus aktif sebanyak 540 sehingga totalnya menjadi 45.052.
Data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 hari ini pun menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 98.594 dan suspek sebanyak 8.051.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus baru terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
-DKI Jakarta hari ini melaporkan 1.717 kasus baru dan 2.000 orang sembuh, menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi di Indonesia.
-Jawa Barat menyusul dengan 1.581 kasus positif baru dan 702 orang sembuh.
-Banten di peringkat ketiga dengan 521 kasus konfirmasi baru dan 296 orang sembuh dari COVID-19.
-Jawa Timur hari ini melaporkan 473 kasus baru dan 333 orang telah dinyatakan sembuh.
-Jawa Tengah 137 kasus baru dan 222 orang sembuh.
Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus baru di angka satuan, belasan, dan puluhan. Hari ini provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali hanya ada dua yakni Gorontalo dan Sulawesi Barat.
Laporan Sebelumnya
Di hari sebelumnya, yakni pada Senin 29 Agustus 2022 penambahan kasus COVID-19 di Indonesia tercatat sebanyak 2.871. Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif menjadi 6.349.175.
Sementara kasus sembuh bertambah 4.702 orang. Sampai kini akumulatif terdapat 6.147.140 pasien di Tanah Air yang sembuh dan dinyatakan negatif COVID-19.
Sedangkan kasus meninggal dunia bertambah 21 orang. Hingga sekarang, ada 157.521 orang meninggal dunia akibat virus Corona di Tanah Air.
Data Satgas COVID-19 juga menunjukkan capaian vaksinasi per 29 Agustus. Saat ini vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 203.314.549 dengan penambahan 12.012 pada hari kemarin.
Sementara vaksinasi dosis kedua bertambah 4.650 sehingga total menjadi 170,895,291. Vaksinasi dosis ketiga naik 14.581 sehingga totalnya menjadi 60.369.476
Adapun vaksinasi dosis keempat atau booster kedua yang saat ini diperuntukkan khusus bagi tenaga kesehatan telah mencapai 285.027 atau bertambah 52.
Suntikan vaksin COVID-19 dosis lengkap hingga booster dan penerapan protokol kesehatan masih menjadi upaya yang diterapkan agar terhindar dari infeksi maupun keparahan penyakit COVID-19.
Advertisement
Vaksinasi Cacar Monyet
Selain vaksinasi COVID-19, beberapa pihak seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga tengah memikirkan terkait vaksinasi cacar monyet.
Ketua Satuan Tugas atau Satgas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dokter Hanny Nilasari, SpKK mengatakan bahwa vaksin cacar monyet tidak untuk populasi massal. Melainkan untuk populasi kontak erat.
“Vaksin ini (cacar monyet) bisa mengakomodasi untuk seluruh populasi yang memiliki kontak erat. Vaksin cacar monyet sendiri tidak diindikasikan untuk diberikan secara massal,” kata Hanny saat ditemui di Gedung Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Pusat, Selasa (30/8/2022).
Hanny menyampaikan ada dua jenis vaksin cacar monyet yakni post-exposure dan pre-exposure.
“Memang kami sendiri dari PB IDI sedang melakukan konsolidasi untuk memberikan rekomendasi tentunya vaksin yang terbaik untuk dipilih oleh Kementerian Kesehatan.”
Sejauh ini, lanjut Hanny, belum ada vaksin cacar monyet yang direkomendasikan karena divisi tata laksana masih akan berkonsolidasi dan memfinalisasi hasil kajiannya di pekan ini.
WHO Belum Memberi Anjuran
“Mudah-mudahan di hari Jumat saya bisa memberikan update apa yang kami rekomendasikan untuk Kementerian Kesehatan. Untuk vaksin generasi pertama tidak diindikasikan, sehingga sekarang sedang dalam kajian kami adalah vaksin generasi kedua dan ketiga.”
Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan bahwa vaksin memang salah satu cara penanggulangan penyakit infeksi. Namun, hingga saat ini Organisasi Kesehata Dunia (WHO) belum memberi anjuran ke berbagai negara untuk mengadakan vaksinasi massal cacar monyet layaknya COVID.
"Vaksin cacar yang dulu masih dinilai efektif," kata Syahril.
Hanny juga menjelaskan bahwa sejauh ini Indonesia mencatat satu kasus konfirmasi, satu suspek, satu kasus kontak erat, dan 32 lainnya discarded cacar monyet.
“Artinya, yang satu kasus terkonfirmasi ini berdasarkan hasil penelitian atau observasi secara klinis dan pemeriksaan PCR yang sudah dilakukan. Sampai saat ini, (pasien positif) masih dalam pantauan dari dinas kesehatan.”
“Meski satu hari lalu sudah ada rilis dari Kementerian Kesehatan bahwa pasien tersebut sudah lepas dari pantauan karena memang gejalanya sudah mulai membaik.”
Hanny menambahkan, kasus suspek dan kontak erat sudah diminta untuk menjalani isolasi mandiri. Sedangkan, pada pasien pertama cacar monyet di Indonesia, manifestasi kulit dan gejala subjektif lainnya tidak terlalu berat sehingga dimungkinkan untuk isolasi mandiri.
“Syarat dari Isolasi mandiri adalah bisa tetap menjaga bahwa dia tidak banyak berkontak dengan orang luar. Pasien juga perlu bisa memastikan bahwa dirinya bisa masuk dalam satu kamar khusus dengan kamar mandi yang khusus, kemudian ventilasinya juga baik.”
Advertisement