Liputan6.com, Jakarta Saat rekonstruksi adegan pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo dan sang istri Putri Candrawathi terlihat beberapa kali memperlihatkan kemesraan. Hal ini membuat warganet sebagian baper alias terbawa perasaan dengan hal tersebut.
Dalam rekonstruksi yang digelar 30 Agustus 2022, Sambo dengan tangan terikat sempat memeluk sang istri dan memberikan kecupan hangat. Lalu, Putri Candrawathi juga kerap terlihat melilitkan tangan ke lengan sang suami. Kala berjalan keluar rumah, Putri juga nampak di belakang Sambo dengan kepala bersandar di bahu suaminya itu. Pelukan erat juga diberikan Putri kepada sang suami.
Baca Juga
Pakar gestur dan ekspresi Handoko Gani mengatakan bahwa kemesraan yang ditunjukkan pasangan tersebut tidak bisa menunjukkan ada atau tidaknya perselingkuhan dalam hubungan mereka. Seperti diketahui, isu yang beredar tentang kasus ini salah satunya terkait soal dugaan perselingkuhan.
Advertisement
Dalam kehidupan sehari-hari, kata Handoko, banyak suami yang tetap melindungi dan memasang badan meski istri melakukan perselingkuhan. Lalu, hal yang sama juga dilakukan sang suami bila istri menjadi korban pelecehan seksual.
"Kita banyak melihat banyak pria tetap memperhatikan, melindungi, pasang badan dan menyelamatkan muka istri padahal istri berbuat salah atau selingkuh. Jadi, apa yang kita lihat di situ (antara Sambo dan Putri) tidak bisa menunjukkan ada atau tidaknya perselingkuhan," kata Handoko dalam pesan suara ke Liputan6.com ditulis Kamis (1/9/2022).Â
Lalu, apa makna lain kemesraan yang mereka perlihatkan? Handoko mengatakan, secara umum banyak suami yang mencoba memberikan perlindungan kepada istri karena bakal berpisah sementara waktu. Misalnya bakal dipenjara, ke luar negeri atau ditugaskan ke daerah sehingga berpisah dalam jangka waktu tertentu dengan sang istri.
Entah settingan atau kemesraan alami yang terjadi saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J, Handoko menilai bahwa keduanya mau menunjukkan bahwa tidak ada masalah hubungan di antara keduanya.
"Entah di setting atau ketulusan, keduanya mau menunjukkan bahwa tidak ada masalah antara Ferdy dan istri," kata pria yang memiliki keahlian Human Lie Detector itu.
Â
Kemesraan Tidak Ada Artinya dalam Membuka Motif Pembunuhan Sesungguhnya
Handoko menilai kemesraan yang ditunjukkan pasangan tersebut saat rekonstruksi tidak menunjukkan atau mengarahkan ke kejadian sebenarnya pada saat Brigadir J meninggal.
"Settingan atau bukan (kemesraan), menurut saya keduanya tidak menunjukkan atau belum menunjukkan motif yang sesungguhnya. Belum memback-up kebenaran tertentu."
"Setingan atau bukan, ini (kemesraan) yang ditunjukkan bukan sebuah hal yang bisa memberatkan atau mendukung kebenaran yang bisa membatalkan alibi. It means nothing," tegasnya.
Handoko mengingatkan publik agar tidak usah memikirkan atau memusingkan mengenai kemesraan pasangan Sambo dan Putri. Lebih baik, fokus terhadap rekonstruksi.
"Fokus saja terhadap rekonstruksi, terhadap adegan-adegan yang ada," katanya.
Â
Advertisement
Curiga dengan Gelagat Putri
Handoko mengatakan bukan kemesraan Sambo dan Putri yang menjadi sorotannya dalam rekonstruksi beberapa hari lalu. Melainkan kala Putri tidak mau menatap sang suami.
"Kenapa kok bisa istrinya tidak mau atau tidak berani melihat suaminya. Mata saya justru tertarik ke situ. Ada apa?" kata Handoko.
Sebelumnya, Polri melakukan rekonstruksi pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Selasa (30/8). Seluruh tersangka berjumlah lima orang akan dihadirkan pada gelar rekonstruksi tersebut.