Liputan6.com, Jakarta Bagi para pengguna TikTok, Anda mungkin pernah berjumpa dengan Belva Faristha, seorang wanita berusia 16 tahun yang mengidap sindrom Tourette. Selama beberapa pekan terakhir, Belva aktif mengunggah ceritanya terkait kondisi tersebut.
Sindrom Tourette merupakan kondisi yang membuat pengidapnya kerap melakukan tic, sebuah gerakan atau ucapan berulang tanpa kendali atau tanpa diniatkan.
Baca Juga
Sejauh ini, sindrom Tourette masih dikaitkan dengan berbagai bagian dalam otak termasuk area yang disebut ganglia basal, sebuah bagian pada otak yang mengontrol gerakan tubuh.
Advertisement
Menurut Belva, masyarakat seringkali melihat para pengidap sindrom Tourette sebagai orang yang berbeda. Tak jarang ada pula yang justru menjauhi saat tic yang dialami pengidap sindrom Tourette kambuh.
Padahal sindrom Tourette bukanlah sesuatu yang dapat menular. Terkait hal tersebut, Belva pun berpesan agar masyarakat tak lekas menjauhi pengidap sindrom Tourette bila bertemu di tempat publik.
"Tourettes itu enggak menular dan enggak bahaya. Jadi enggak usah ngejauhin pengidapnya. Jangan liatin kita tics, karena bikin enggak nyaman yang buat tics kita makin parah. Jangan bedain kita, kita juga pengen hidup normal kayak orang pada umumnya," ujar Belva melalui keterangan pada Health Liputan6.com ditulis Jumat, (2/9/2022).
Bagi beberapa orang, sindrom Tourette masih terdengar asing. Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui soal kondisi satu ini. Hal tersebutlah yang membuat Belva terdorong untuk membagikan kisahnya melalui TikTok.
"Intinya Tourette itu sebuah gangguan saraf yang bikin gue punya reflek tertentu. Kayak motorik gue tiba-tiba noleh sana sini, gerakan kayak gitu, atau verbal yang tiba-tiba gue manggil mami mami," ujar Belva dalam salah satu video yang diunggah melalui akun TikTok @be.lv.
Â
Gejala Awal dan Penanganan Sindrom Tourette
Belva mengungkapkan pada Health Liputan6.com, gejala awal yang dirasakan berupa pergerakan di sekitar mulut yang tidak diniatkan. Namun, gejala tic yang dirasakan Belva kemudian berkembang ke area tubuh lainnya.
"Ada pergerakkan di sekitar mulut yang tanpa diniatkan. Awalnya enggak berpikir bakal jadi apa-apa. Sekitar satu bulan setengah terus perkembangan ke gerakan kepala sama tics verbalnya cuma sekitar dua minggu," kata Belva.
"Karena perkembangannya intense jadi langsung dirujuk ke dokter," tambahnya.
Belva menjelaskan, saat berkonsultasi dengan dokter, dirinya diberikan obat penenang yang bukan untuk menyembuhkan. Dalam proses penyembuhan, dirinya harus melakukan terapi.
"Untuk nyembuhin aku ngejalanin control behavior therapy di psikolog. Di sini aktivitas aku dikontrol sesuai kebutuhan tubuh. Misal aku wajib olahraga karena kondisi aku," ujar Belva.
Advertisement
Tak Bisa Hilang dengan Sendirinya
Lebih lanjut Belva mengungkapkan bahwa proses penyembuhan sindrom Tourette juga sulit untuk diprediksi. Hal tersebut lantaran sindrom Tourette yang dialami olehnya bisa hilang dan kambuh secara tiba-tiba.
"Sulit untuk diperkirakan karena Tourettes sendiri bisa hilang dan kambuh tiba-tiba. Tapi faktor lingkungan juga mempengaruhi," ujar Belva.
Hal tersebutlah yang mendorong Belva untuk juga menceritakan kisahnya melalui TikTok. Tak sedikit warganet yang menanyakan penyebab dibalik sindrom Tourette yang dialaminya.
Namun menurut Belva, sindrom Tourette yang terjadi pada tubuhnya merupakan takdir Tuhan lantaran tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat sindrom tersebut.
"Kata dokter sih genetik. Kalau genetik juga keluarga gue enggak ada yang punya riwayat sih. Dokter gue juga bilang orang yang punya kecemasan (anxiety) itu memang punya chance yang lebih tinggi buat punya Tourette, punya tic," kata Belva dalam salah satu video.
Sindrom Tourette Tidak Menular
Pada video berbeda, Belva menunjukkan bagaimana kondisi saat sindrom Tourette yang dialaminya kambuh. Dalam video tersebut, Belva terlihat mengeluarkan suara dan tindakan berulang di luar kendali.
"Ini kalau enggak ditahan sama sekali. Malu dilihatin orang, enggak nyaman ke tempat umum. Mengganggu banget. Pengen berhenti. Kadang sakit, capek juga," ujar Belva.
Belva menjelaskan bahwa tic merupakan gerakan atau ucapan yang berulang dan terjadi di luar kendali. Menurutnya, orang dengan sindrom Tourette sudah pasti mengalami tic.
"Orang-orang itu mikirnya kalau gue Tourette enggak bisa berfungsi seperti orang normal. --- Iya kan enggak 24/7 dan cuma terjadi kalau gue lagi bengong, diam, enggak fokus. Kalau lagi konsen ya bisa, enggak gimana-gimana kecuali tics-nya lagi parah hari itu," kata Belva.
Advertisement