Liputan6.com, Jakarta - Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi dan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada pria dan wanita. Menjadikannya kanker paling mematikan di seluruh dunia.
Ini adalah jenis kanker yang dimulai di paru-paru. Ada berbagai jenis kanker paru-paru yang memengaruhi gejala, pengobatan, dan prognosis.
Baca Juga
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Timnas Indonesia Gagal di Piala AFF 2024, Shin Tae-yong Disebut Pelatih Biasa tanpa Pemain Diaspora
Timnas Indonesia Harus Panen Gol saat Melawan Filipina di Laga Akhir Grup B Piala AFF 2024, Tak Sekadar Raih 3 Poin
Paru-paru adalah organ seperti spons di dada. Organ ini bertanggung jawab untuk membawa oksigen ke dalam tubuh saat menarik napas dan mengeluarkan karbon dioksida saat menghembuskan napas.
Advertisement
Ketika udara dihirup, masuk ke mulut atau hidung, berjalan melalui trakea (tenggorokan), dan memasuki tabung yang disebut bronkus, yang masuk ke paru-paru.
Bronkus dibagi menjadi bronkus yang lebih kecil, yang selanjutnya dibagi lagi menjadi cabang yang lebih kecil yang disebut bronkiolus.
Di ujung bronkiolus terdapat alveoli—kantung udara kecil yang menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah.
Kanker paru-paru biasanya dimulai di lapisan sel, bronkus, dan bagian paru-paru seperti bronkiolus atau alveoli. Sel-sel kanker paru-paru membelah tak terkendali, menyebabkan tumor yang tumbuh di dalam paru-paru dan pleura (selaput) yang mengelilingi paru-paru. Tumor ini dapat bermetastasis (menyebar) ke bagian tubuh lainnya.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan ada 2,21 juta kasus baru dan 1,8 juta kematian akibat kanker paru-paru pada 2020.
Meski begitu, banyak orang yang tidak mengetahui dengan baik tentang penyakit mematikan ini.
Usia Rata-Rata Diagnosis
Melansir Very Well Health, umumnya orang didiagnosis mengidap kanker paru-paru saat usianya di atas 65. Dan usia 70 merupakan usia rata-rata ditegakkannya diagnosis kanker paru-paru.
“Sangat sedikit orang yang didiagnosis sebelum usia 45 tahun,” mengutip Very Well Health, Rabu (7/9/2022).
Satu dari 17 perempuan memiliki risiko kena kanker paru-paru. Sedangkan, perbandingan pada pria risikonya satu berbanding 15 orang.
Pria kulit hitam 15 persen lebih mungkin mengembangkan kanker paru-paru daripada pria kulit putih.
Wanita kulit hitam memiliki kemungkinan 14 persen lebih kecil untuk mengembangkan kanker paru-paru dibandingkan dengan wanita kulit putih.
Faktor risiko dari kanker paru-paru adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit yang meliputi:
- Rokok, cerutu, dan rokok pipa
- Asap rokok
- Riwayat keluarga (genetik)
- Penyakit paru-paru
- Infeksi HIV
- Faktor risiko lingkungan dan pekerjaan (polusi udara, radiasi, asbes, knalpot diesel, dan beberapa bentuk silika dan kromium)
- Suplemen beta karoten pada perokok berat
- Arsenik (terutama ditemukan dalam air minum dari sumur pribadi).
Advertisement
Faktor Risiko Utama dan Gejala
Faktor risiko utama dari kanker paru-paru sejauh ini adalah merokok tembakau. Ini berkaitan dengan sembilan dari 10 kasus kanker paru-paru pada pria dan delapan dari 10 kasus pada wanita.
Tidak merokok, menghindari asap rokok, atau berhenti merokok dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker paru-paru.
Awalnya, kanker paru-paru memengaruhi sistem pernapasan, tetapi dapat menyebar ke daerah yang jauh dan ke berbagai sistem tubuh.
Selama tahap awal, pasien biasanya tidak menunjukkan gejala atau mereka memiliki gejala yang sangat umum sehingga tidak dicurigai adanya kanker paru-paru.
Tanda dan gejala khas kanker paru-paru termasuk batuk terus-menerus, sesak napas, atau batuk darah.
Gejala lain yang dapat mengindikasikan kanker paru-paru termasuk suara serak, nyeri punggung, dada, atau bahu, infeksi pernapasan berulang, merasa lelah atau lemah, kehilangan selera makan atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
Tanda dan gejala bahwa kanker paru-paru telah menyebar ke bagian lain dari tubuh termasuk nyeri tulang, perubahan sistem saraf (jika kanker menyebar ke otak), menguningnya kulit dan mata (jika kanker menyebar ke hati), dan pembengkakan getah bening.
Skrining Kanker Paru-Paru
Skrining untuk kanker paru-paru penting sebelum munculnya gejala apapun. Pada tahap ini, deteksi dini dimungkinkan dan mengarah pada prognosis yang lebih baik daripada ketika kanker telah menyebar.
Dokter menggunakan tes skrining untuk kanker paru-paru yang disebut tomografi komputer dosis rendah (CT scan dosis rendah atau LDCT). Ini adalah satu-satunya tes skrining yang direkomendasikan untuk kanker paru.
Selama pemeriksaan, mesin sinar-X digunakan untuk membuat gambaran paru-paru. Pemeriksaan singkat ini direkomendasikan untuk pasien yang tidak menunjukkan gejala tetapi berisiko tinggi.
LDCT direkomendasikan untuk orang yang:
- Memiliki riwayat merokok 20 bungkus setahun atau lebih
- Sedang merokok atau telah berhenti dalam 15 tahun terakhir
- Berusia antara 50 dan 80 tahun
Jika dicurigai kanker paru-paru, prosedur lebih lanjut bisa saja disarankan untuk mengonfirmasi atau mengesampingkan diagnosis.
Prosedur termasuk:
- Pemeriksaan fisik: gejalanya dapat termasuk suara paru-paru yang tidak normal, pembesaran kelenjar getah bening, dan penurunan berat badan yang tidak disengaja.
- Pencitraan: seperti rontgen dada, CT scan, MRI, atau PET scan untuk melihat apakah ada massa abnormal.
- Biopsi paru-paru: Untuk memastikan apakah itu kanker dan jenis kankernya.
- Tes laboratorium: untuk menentukan seberapa baik paru-paru berfungsi atau kelainan biokimia apa pun yang menunjukkan kanker telah menyebar (Ini bukan tes diagnostik, tetapi dapat membantu memastikan diagnosis).
Advertisement