Sukses

Psikolog: Depresi Bisa Berbahaya Bila Tidak Ditangani

Depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan mood yang depresif, kehilangan minat, percaya diri semakin turun, muncul perasaan bersalah terus-menerus.

Liputan6.com, Jakarta Istilah depresi kerap masyarakat umum dengar. Namun, tidak semuanya menanggapi dengan baik ketika seseorang mengalami kondisi tersebut. Depresi yang tidak ditangani dengan baik berisiko menimbulkan ide dan tindakan bunuh diri.

"Mungkin kalau dilihat secara umum, kita sering dengar kadang-kadang, ‘Aduh, mau mati saja, deh, bawaannya’. Terus kita pikir teman kita ini lebay banget. Padahal hati-hati, lho, itu adalah sebuah tanda yang perlu disikapi secara tidak sembarangan,” kata psikolog klinis, Ratih Ibrahim mengutip Antara.

Data World Health Organization (WHO) pada 2022 menunjukka ada 1 dari 8 orang di seluruh dunia atau sekitar 970 juta orang di dunia mengalami gangguan mental. Depresi dan kecemasan merupakan gangguan kesehatan mental yang paling umum.

Menurut Ratih, data di atas bukanlah jumlah yang main-main. Depresi bisa membunuh seseorang secara diam-diam. Tidak bisa kita meremehkan depresi.

“Dalam perjalanan saya sebagai seorang profesional kesehatan jiwa, saya menemukan memang betul-betul depresi ini nggak main-main,” kata Ratih dalam webinar pada Sabtu, 10 September 2022.

 

2 dari 4 halaman

Mengenal Depresi

Depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan mood yang depresif, kehilangan minat, percaya diri semakin turun, muncul perasaan bersalah terus-menerus, serta aktivitas dan keberfungsian sehari-hari yang terus-menerus terganggu.

“Bila tidak ditangani secara serius memang akan masuk ke major depressive disorder (MDD) dan muncul keinginan untuk bunuh diri,” ujarnya.

Depresi, kata Ratih, akan mempengaruhi kesehatan fisik, penurunan performa dan prestasi. Bukan cuma itu, bakal terjadi penurunan kualitas hubungan dengan teman dan keluarga, penurunan produktivitas, serta penurunan kesempatan berkontribusi dalam masyarakat.

 

3 dari 4 halaman

Cegah Depresi

Guna mencegah depresi, Ratih mengingatkan menjaga lima aspek yang terdiri dari fisik, kognitif, emosi, perilaku, dan sosial.

Pada aspek fisik, Ratih menganjurkan agar masyarakat memperhatikan asupan nutrisi dan istirahat yang seimbang. Perlu juga dengan rutin menjalankan aktivitas fisik.

Lalu, aspek kognitif adalah upaya menjaga agar pola pikir tetap berkembang (growth mindset) sehingga dapat berpikir positif dan realistis.

Aspek emosi menekankan pentingnya selfcare atau memberikan diri sendiri ruang untuk mengeluarkan emosi negatif dengan cara yang sehat, serta melakukan konseling dengan psikolog klinis dan psikoterapis.

Selain itu, aspek perilaku dapat diwujudkan dengan cara mengumpulkan emosi dan aktivitas positif serta meningkatkan aktivitas intelektual contohnya seperti membaca buku dan menonton film beredukasi. Sementara aspek sosial menganjurkan untuk senantiasa berinteraksi sosial, jika dimungkinkan secara tatap muka, serta terhubung dengan keluarga.

“Intinya adalah kita bangun support system untuk kita sendiri dan juga untuk keluarga kita, teman-teman terdekat kita supaya tidak sendirian. Dan, dalam ketidaksendirian tersebut depresi bisa dicegah, pikiran sampai dengan perilaku bunuh diri bisa dihindarkan. Mengapa? Karena semua kehidupan itu bermakna dan berharga,” kata Ratih.

Jika memang memiliki masalah kesehatan mental, bisa mendatangi pakar seperti psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang baik.

 

4 dari 4 halaman

KOTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang menghimpit.

Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi psikolog atau dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

Video Terkini