Sukses

Update COVID-19 Hari Ini 14 September 2022, Kasus Positif Bertambah 2.799, Sembuh 3.938, Meninggal 21

Data harian sebaran COVID-19 per Rabu 14 September 2022 pukul 12.00 WIB menunjukkan penambahan kasus baru sebanyak 2.799.

Liputan6.com, Jakarta Data harian sebaran COVID-19 per Rabu 14 September 2022 pukul 12.00 WIB menunjukkan penambahan kasus baru sebanyak 2.799.

Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.400.035 terhitung sejak Maret 2020.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 3.938 sehingga akumulasinya menjadi 6.211.796.

Sedangkan, kasus meninggal hari ini bertambah 21 sehingga akumulasinya menjadi 157.828.

Kasus aktif mengalami penurunan sebanyak 1.160 sehingga akumulasinya menjadi 30.411.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 74.527 dan suspek sebanyak 4.775.

 

5 Provinsi dengan Kasus Baru Terbanyak

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus baru terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

- DKI Jakarta hari ini melaporkan 1.228 kasus positif baru dan 982 orang sembuh, menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus positif baru terbanyak di Indonesia.

- Jawa Barat menyusul dengan penambahan kasus baru sebanyak 484 dan sembuh sebanyak 1.279.l

- Banten di peringkat ketiga dengan 284 kasus baru dan 912 orang sembuh dari COVID-19.

- Jawa Timur 267 kasus positif baru dan 226 orang telah sembuh.

- Jawa Tengah melaporkan 124 kasus baru dan 94 orang dinyatakan sembuh dari COVID-19.

Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus di angka satuan hingga puluhan. Tak seperti hari-hari sebelumnya, hari ini tidak ada satu pun provinsi yang kasus barunya nihil. Provinsi dengan penambahan satu kasus baru hanya ada dua yakni Nusa Tenggara Barat dan Maluku Utara.

2 dari 4 halaman

Laporan Sebelumnya

Di hari sebelumnya, yakni pada Selasa 13 September 2022 penambahan kasus COVID-19 di Indonesia tercatat sebanyak 2.896.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 3.617 sehingga akumulasinya menjadi 6.207.858.

Sedangkan, kasus meninggal bertambah 20 sehingga akumulasinya menjadi 157.807.

Tak seperti kasus positif, sembuh, dan meninggal, kasus aktif kemarin mengalami penurunan sebanyak 741. Penurunan ini membuat total kasus aktif menjadi 31.571.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 79.939 dan suspek sebanyak 4.817.

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak di Indonesia. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.

- DKI Jakarta melaporkan 1.061 kasus positif baru dan 1.073 orang sembuh, menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus baru terbanyak di Indonesia.

- Jawa Barat menyusul dengan 590 kasus konfirmasi baru dan 1.417 orang telah sembuh.

- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 339 kasus baru dan 256 sembuh dari COVID-19.

- Banten 322 kasus positif baru dan 261 orang dinyatakan sembuh.

- Jawa Tengah melaporkan 92 kasus baru dan 94 orang sembuh.

Provinsi lain menunjukkan penambahan di angka satuan hingga puluhan. Namun, masih ada beberapa provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.

3 dari 4 halaman

Dampak COVID-19

Pandemi COVID-19 yang berlangsung bertahun-tahun selain menyebabkan banyak kematian juga menjadi penyebab utama merosotnya capaian imunisasi pada anak.

Penurunan capaian imunisasi terjadi di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.

Jika situasi ini terus dibiarkan, maka risiko transmisi penyakit-penyakit seperti campak dan rubella akan semakin meluas.

“Dan risikonya Indonesia akan gagal mencapai eliminasi campak-rubella pada 2023 yang merupakan target global,” kata Ketua Tim Kerja Imunisasi Tambahan dan Khusus Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Gertrudis Tandy dalam seminar daring bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (8/9/2022).

Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga bisa gagal untuk mencapai tujuan bebas polio yang sebetulnya sudah dicapai sejak 2014.

“Tentu saja beban kasus dan Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat menjadi beban ganda di tengah pandemi COVID-19 yang juga belum usai.”

Sebelumnya, ia menyampaikan, pada tahun 2020 ada 23 juta anak di dunia tidak mendapatkan imunisasi lengkap. Jumlah ini tertinggi sejak tahun 2009.

4 dari 4 halaman

1,7 Juta Bayi di Indonesia Tak Dapat Imunisasi Lengkap

Dari 23 juta anak yang belum mendapat imunisasi lengkap, 60 persennya berasal dari 10 negara. Negara-negara tersebut adalah, Brasil, Kongo, Ethiopia, India, Indonesia, Meksiko, Nigeria, Pakistan, dan Filipina.

“Jadi kita menjadi penyumbang 10 terbesar untuk anak-anak yang tidak lengkap imunisasinya di tahun 2020,” katanya.

Data di Indonesia memang menunjukkan penurunan signifikan dalam capaian imunisasi anak saat COVID-19 mulai melanda.

Dalam periode 2019 hingga 2021, Indonesia mencatat sebanyak 1,7 juta bayi yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap.

Dari semua provinsi, Jawa Barat menjadi penyumbang terbanyak jumlah anak yang tidak lengkap imunisasinya. Diikuti Aceh, Sumatera Utara, dan Bali.

“Kalau sudah sebanyak ini, kita tahu bersama akibatnya akan terjadi peningkatan kasus dan akhirnya akan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB),” ujar Gertrudis.

Saat ini, peningkatan kasus penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi telah benar-benar terjadi di 2022.

Di tahun ini, kasus konfirmasi laboratorium pada penyakit campak meningkat dengan signifikan. Lebih tinggi dari data tahun 2021. Begitu pula pada kasus rubella yang konfirmasi laboratoriumnya juga menunjukkan peningkatan.

“Untuk difteri, dari data kami sampai Juli 2022 terdapat 110 kabupaten/kota di 27 provinsi terdampak difteri di tahun 2022.“