Liputan6.com, Jakarta Bagi sebagian besar orangtua, terkadang kita merasa kesal ketika melihat anak yang terus-terusan berselancar di internet dengan gadget nya.
Apalagi dengan durasi menonton yang berjam-jam sehingga anak lupa waktu untuk makan, beristirahat, atau bahkan bercengkerama dengan orangtua.
Baca Juga
Makan Tempe dan Kurma Bisa Naikkan Kadar Asam Urat? Simak Penjelasan Dokter Zaidul Akbar
Ingat Wasit Kontroversial di Laga Timnas Indonesia U-23 vs Guinea? Kini Diganjar Gelar Pengadil Terbaik 2024
Meski Populer di Timnas Indonesia, Media Wales Prediksi Nasib Nathan Tjoe-A-On di Swansea City Terancam
Kira-kira, seberapa sering anak kita berinteraksi dan meluangkan waktunya untuk duduk mengobrol dengan kita dalam sehari?
Advertisement
Jika memiliki waktu yang sangat sedikit, bahkan mungkin kurang dari 30 menit dalam sehari dan anak merasa tidak betah untuk mengobrol lama, kemudian memilih untuk menonton video favoritnya di youtube, apakah itu murni kesalahan internet dan gadget?
Atau justru kita yang kurang memberikan perhatian dan tidak memberikan contoh nyata kepada anak untuk tidak berselancar di internet saat sedang berinteraksi dengan orang?
Tentu saja, kita semua menggunakan perangkat digital untuk bekerja, bersenang-senang, dan bersosialisasi dengan banyak orang.
Tetapi terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar juga bisa berbahaya, terutama untuk kesehatan mata.
Ada yang namanya "kecanduan digital" dan itu ditandai dengan keterikatan yang berlebihan dan obsesif terhadap teknologi, terkait dengan bahaya bagi pengguna dan orang-orang di sekitar mereka.
Pendapat Ahli
Menurut Raian Ali, Profesor Tamu Sekolah Tinggi Sains dan Teknik Universitas Bournemouth dalam laman Channel News Asia, orang tua justru dapat menjadi salah satu dari sumber masalah kecanduan internet dan gadget pada anak.
Penelitian ini, mengambil sampel sebanyak 168 orang tua dari remaja yang tinggal di Qatar yang kemudian dicari tahu akar masalah seperti “apakah ada hubungan antara intensitas kecanduan internet pada orang tua dan anak-anak?”
Kemudian, para orang tua menjawab kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
Kuesioner yang diberikan ini berkaitan tentang diri mereka sendiri dan anak-anak mereka.
Lantas, bagaimana hasilnya?
Hasil penelitian menunjukkan: semakin kecanduan orang tua terhadap gadget dan internet, maka semakin kuat juga dorongan anak-anak untuk mengikuti orang tua mereka.
Maka dari itu, jika kita sebagai orang tua tidak ingin anak kita kecanduan terhadap internet ataupun gadget, kita juga bisa harus memberikan contoh di depan mereka dan menerapkannya alih-alih hanya menyuruh mereka tanpa ada tindakan nyata.
Advertisement
Coba Aktivitas Berikut Agar Kamu Semakin dekat dengan Anak
Demi mengurangi intensitas penggunaan gadget dan akses internet yang berlebihan pada anak, kita sebagai orang tua juga perlu mengajak mereka untuk berinteraksi dan melakukan aktivitas bersama.
Hal ini ditujukan demi terciptanya hubungan yang semakin erat antara orang tua dan anak, bahkan anak juga bisa menjadi lebih nyaman dan terbuka dengan kita.
Dilansir dari laman Fimela.com, ini dia aktivitas yang cocok untuk dilakukan bersama balita:
- Menyusun puzzle bersama
- Bermain plastisin (playdough) yang sekaligus melatih kemampuan sensori anak
- Mencari dan menebak benda
- Bermain pencocokan bentuk benda
Selain untuk balita, terdapat juga aktivitas yang dapat kita lakukan untuk meluangkan waktu bersama anak yang telah menginjak usia sekolah dasar ataupun remaja:
- Bermain lempar koin
- Ajak anak untuk berjalan santai di taman kota sambil bercengkerama
- Melakukan aktivitas melalui hobi yang sama bareng anak
- Bermain bowling sederhana yang dapat dibuat di rumah dengan botol-botol bekas
- Mengajak anak ke wisata edukasi. Kita dapat sambil mengobrol bersama, mengedukasi, dan menggali pengetahuan anak tentang objek yang ada.
Orang Tua Perlu Menerapkan Ini
Tidak hanya sekadar menyuruh anak, orang tua juga perlu memberikan contoh langsung agar anak bisa mengikuti apa yang menjadi kebiasaan positif kita.
Ali juga menuturkan terkait beberapa sikap yang perlu diterapkan bagi orang tua kepada diri sendiri maupun terhadap anak.
Berbicara terlebih dahulu ke anak
Sebaiknya, orangtua tidak asal menyuruh dan langsung menghentikan penggunaan gadget mereka tanpa memberikan alasan yang jelas kepada anak.
Terlebih lagi, terus-menerus memberikan hukuman apabila mereka ketahuan menggunakan gadget dan mengakses internet secara berlebihan.
Kita perlu mencari tahu terlebih dahulu apa yang menjadi latar belakang mereka kecanduan gadget dan internet secara berlebih.
Setelah kita mencari tahu, mendengarkan alasan mereka, dan memahami, orangtua bisa membangun persetujuan bersama dengan anak terkait batasan dalam penggunaan gadget dan akses internet.
Pemantauan orang tua terhadap anak tidak melulu membuat anak jera untuk mengurangi kecanduannya.
Perubahan pun bisa terjadi apabila anak mau untuk berubah. Rasa memiliki dan komitmen akan memberdayakan si anak (terutama usia remaja) untuk merasa seolah-olah mereka memegang kendali dan membuat mereka lebih mau mengambil tindakan.
Izinkan anak untuk memutuskan batasan penggunaan digital mereka (misalnya, berapa banyak waktu yang mereka habiskan di perangkat dan aplikasi seluler mana yang akan dihapus).
Selain itu, orangtua juga perlu menjelaskan batasan dan apa yang boleh serta tidak boleh dilakukan oleh si anak.
Seperti, mengapa hal tersebut boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan beserta dampaknya. Agar anak lebih mengerti dan mau untuk diajak bekerja sama.
Advertisement