Liputan6.com, Jakarta Kota Chengdu di China akhirnya resmi mencabut aturan lockdown total di semua distrik yang sebelumnya dibatasi pada Kamis, 15 September 2022. Hal ini lantaran kasus COVID-19 harian di sana terus mengalami penurunan.
Ibu kota provinsi Sichuan, Tiongkok tersebut sebelumnya memberlakukan lockdown sejak 1 September setelah adanya kasus COVID-19 yang terdeteksi. Chengdu telah menjadi kota metropolitan terbesar di Tiongkok yang terkena lockdown.
Baca Juga
Sebelum Chengdu, terdapat provinsi-provinsi besar lainnya di China yang juga memberlakukan lockdown.Â
Advertisement
Penduduk Chengdu yang berjumlah 21 juta orang sudah mulai keluar dari lockdown total sejak 8 September lalu. Berdasarkan pedoman COVID-19 terbaru, penduduk di sana yang masih mengalami lockdown tidak lagi harus menghadapi batasan terkait seberapa sering mereka boleh keluar rumah.
"Pada 15 September, produksi akan kembali normal dan kehidupan sehari-hari akan secara bertahap dipulihkan secara tertib. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian kota (COVID-19) akan disesuaikan," kata pihak berwenang Chengdu dalam sebuah pernyataan secara daring mengutip Channel News Asia, Kamis (15/9/2022).
Pembatasan sendiri masih berlaku bagi daerah yang masih melaporkan adanya kasus infeksi. Serta, masih terdapat beberapa pembatasan lainnya. Ruang publik seperti sekolah, ruang KTV, warnet, gym, kolam renang, museum, dan perpustakaan masih akan terus ditutup.
Perjalanan yang tidak penting keluar dari Chengdu juga masih tidak disarankan. Penduduk yang meninggalkan kota masih harus menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif yang diambil dalam waktu 24 jam sebelum keberangkatan.
Transportasi Umum dan Tempat Kerja Dapat Restu Beroperasi
Sedangkan, transportasi umum di Chengdu kini sudah mulai kembali beroperasi. Begitupun tempat kerja yang sudah mendapatkan restu untuk kembali dibuka.
Selama beberapa bulan belakangan, China tengah berjuang untuk melawan varian Omicron. Negara satu ini tengah memberlakukan lockdown dari berbagai tingkat untuk menghentikan penularan.
Shanghai lockdown pada bulan April dan Mei. Sementara Xian, Shenzhen dan Guiyang juga telah menjalani penguncian dan pembatasan.
Berdasarkan data terakhir, Chengdu melaporkan adanya 35 infeksi COVID-19 baru yang ditularkan secara lokal pada hari Selasa 14 September 2022. Angka tersebut turun dari 44 kasus di hari sebelumnya.
Berbeda pada Rabu, 31 Agustus 2022 lalu, Chengdu melaporkan adanya 157 kasus COVID-19 baru. Sehingga mereka langsung memberlakukan lockdown sehari setelah kasus harian di sana meningkat pesat.
Sejak pandemi COVID-19 merebak di Chengdu pada Kamis, 25 Agustus 2022, dilaporkan sudah ada 570 kasus terkonfirmasi di sana hingga 2 September 2022. 196 kasus diantaranya melaporkan tidak bergejala.
Advertisement
Warga Chengdu Sempat Panic Buying
Berdasarkan laporan Radio Taiwan International (RTI), pada lockdown kali ini, masyarakat Chengdu berbondong-bondong untuk membeli sayuran dan daging.
"Saya menunggu dalam antrian yang sangat panjang untuk mendapatkan bahan makanan di dekat rumah saya," ujar seorang insinyur berusia 28 tahun, Kya Zhang mengutip Channel News Asia.
Para warga yang mengemudi terlihat mengisi mobilnya dengan sayuran, daging ayam, daging babi, bahkan mengikat daging hewan lainnya di atas atap kendaraaan.
Mengutip laman Taiwan News, warga Chengdu menyadari adanya kekurangan makanan akibat adanya lockdown lebih dulu di Shanghai. Sehingga mereka ingin menghindari terjebak di dalam rumah tanpa makanan atau minuman apapun. Hal tersebutlah yang membuat panic buying kembali terjadi.
Sebelumnya, kota Shanghai sudah lebih dulu melakukan lockdown akibat COVID-19. Shanghai diketahui telah melakukan lockdown sejak bulan April dan Mei lalu.
Kondisi Chengdu Sempat Masuk Kategori Serius
Kepala kantor tanggap darurat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kota Chengdu, Fan Shuangfeng mengungkapkan bahwa situasi pandemi COVID-19 di kota-kota sekitar provinsi Sichuan termasuk Chengdu menjadi relatif serius.
"Jumlah kasus infeksi yang terkait orang-orang di luar kota secara bertahap meningkat," ujar Fan mengutip China Daily.
Sejak laporan kasus infeksi pertama yang terkait dengan orang-orang di luar kota pada 12 Agustus, Chengdu telah melaporkan lebih dari 900 kasus infeksi lokal, yang melibatkan lebih dari 20 rantai infeksi.
"Tekanan pencegahan dan pengendalian pandemi sangat sulit," kata Fan.
Sebelumnya, rak sayuran dan daging pada berbagai supermarket di Chengdu dilaporkan telah ludes diborong warga. Kepala biro perdagangan kota Chengdu, Zhang Jinquan pun memastikan bahwa persediaan akan segera diisi kembali.
Advertisement