Sukses

Pandemi COVID-19 Segera Selesai, WHO Bakal Cabut Status Akhir 2022?

Sinyal pencabutan status 'pandemi' COVID-19, apakah kemungkinan terjadi akhir tahun 2022?

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa akhir pandemi COVID-19 sudah di depan mata menjadi angin segar bagi masyarakat global. Dua tahun lebih, seluruh negara di dunia berupaya keras mengendalikan kasus COVID-19.

Lantas, apakah sinyal pencabutan status pandemi COVID-19 kemungkinan akan terjadi akhir tahun 2022? Menurut Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, pencabutan status 'pandemi' diharapkan terjadi dalam waktu dekat.

Meski begitu, perkembangan kasus COVID-19 global perlu diperhatikan bersama. Sebab, situasi COVID-19 setiap negara berbeda-beda, bahkan kebijakan pengendalian COVID-19 yang juga berbeda. Hal ini pun akan berpengaruh terhadap situasi COVID-19 global.

"Yang jelas harapannya dalam hitungan beberapa bulan ke depan, akan tergantung dari tiga hal. Pertama, kurva epidemiologi yang akan ada. Kedua, cakupan vaksinasi COVID-19," ujar Tjandra Yoga saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Senin, 19 September 2022.

"Ketiga, upaya pengendalian penularan, baik pencegahan, deteksi dan penanganan kasus serta identifikasi kontak (kontak erat)."

Sebagaimana laporan WHO: COVID-19 Weekly Epidemiological Update Edition 109 yang terbit pada 14 September 2022, jumlah kasus mingguan baru COVID-19 secara global menurun. Turun 28 persen dari 5 hingga 11 September 2022 dibandingkan pekan sebelumnya, yang mana lebih dari 3,1 juta kasus baru dilaporkan.

Jumlah kematian mingguan akibat COVID-19 secara global juga menurun sebesar 22 persen dibandingkan pekan sebelumnya, yang hanya di bawah 11.000 kematian dilaporkan.

2 dari 4 halaman

Situasi COVID-19 Global

Pada 11 September 2022, WHO mencatat lebih dari 605 juta kasus yang dikonfirmasi dan 6,4 juta lebiih kematian telah dilaporkan secara global. Di tingkat regional, jumlah kasus COVID-19 mingguan yang baru dilaporkan menurun di keenam wilayah WHO, antara lain:

  1. Wilayah Pasifik Barat (menurun 36 persen)
  2. Wilayah Afrika (menurun 33 persen)
  3. Wilayah Amerika (menurun 27 persen)
  4. Wilayah Asia Tenggara (menurun 20 persen)
  5. Wilayah Mediterania Timur (menurun 19 persen) 
  6. Wilayah Eropa (menurun 15 persen)

Untuk jumlah kematian akibat COVID-19 mingguan menurun di lima dari enam wilayah, yakni:

  1. Wilayah Eropa (menurun 31 persen)
  2. Wilayah Asia Tenggara (menurun 25 persen)
  3. Wilayah Amerika (menurun 22 persen)
  4. Wilayah Pasifik Barat (menurun 11 persen)
  5. Wilayah Mediterania Timur (menurun 10 persen)
  6. Sementara itu meningkat di Wilayah Afrika (bertambah 10 persen)
3 dari 4 halaman

Negara Tertinggi Kasus COVID-19

Jika melihat per negara, jumlah tertinggi kasus baru COVID-19 mingguan dilaporkan dari lima negara, sebagai berikut:

  1. Jepang 537.181 kasus baru (menurun 54 persen)
  2. Republik Korea - Korea Selatan 435.695 kasus baru (menurun 26 persen)
  3. Amerika Serikat 430.048 kasus baru (menurun 26 persen)
  4. Rusia 337.187 kasus baru (bertambah 4 persen)
  5. Tiongkok 263.288 kasus baru (bertambah 11 persen)

Untuk jumlah kematian akibat COVID-19 mingguan dilaporkan dari lima negara, yakni:

  1. Amerika Serikat 2.306 kematian baru (menurun 21 persen)
  2. Jepang 1.681 kematian baru (menurun 18 persen)
  3. Rusia 637 kematian baru (bertambah 1 persen)
  4. Brasil 551 kematian baru (menurun 36 persen)
  5. Filipina 440 kematian baru (bertambah 28 persen)
4 dari 4 halaman

Omicron BA.5 Mendominasi Global

Dari laporan WHO: COVID-19 Weekly Epidemiological Update Edition 109, tren saat ini dalam kasus konfirmasi dan kematian COVID-19 yang dilaporkan harus ditafsirkan dengan hati-hati oleh beberapa negara.

Sebab, kondisi tersebut secara progresif mengubah strategi pengujian COVID-19, menghasilkan jumlah keseluruhan pengujian yang lebih rendah dilakukan, akibatnya jumlah kasus yang terdeteksi lebih rendah.

Selain itu, data dari minggu-minggu sebelumnya terus diperbarui demi memasukkan perubahan dalam kasus COVID-19 dan kematian yang dilaporkan oleh tiap negara.

Secara global, dari 12 Agustus hingga 12 September 2022, ada 123.400 sekuens SARS-CoV-2 yang dibagikan melalui GISAID. Di antaranya, 122.374 urutan adalah varian Omicron, terhitung 99,2 persen dari urutan dilaporkan secara global dalam 30 hari terakhir.

Perbandingan sekuens yang diserahkan ke GISAID antara 29 Agustus - 4 September 2022 (minggu ke-35) dan 22 - 28 Agustus 2022 (minggu ke-34) menunjukkan, varian Omicron BA.5 tetap dominan secara global dengan peningkatan prevalensi mingguan dari 82,4 persen menjadi 90,0 persen.

Kemudian prevalensi temuan varian BA.4 termasuk BA.4.6 menurun dari 8,0 persen pada minggu ke-34 menjadi 6,1 persen pada minggu ke-35.