Liputan6.com, Jakarta - Pemakaman Ratu Elizabeth II yang digelar pada Senin 19 September 2022 lalu mengundang sejumlah pemimpin negara ke Westminster Abbey, London. Salah satunya adalah Wakil Presiden China, Wang Qishan.
Kehadiran Wang Qishan di sana pun mencuri perhatian. Pasalnya, hampir seluruh tamu yang hadir dalam pemakaman Ratu Elizabeth II tidak menggunakan masker. Sementara pandemi COVID-19 sebenarnya masih berlangsung.
Baca Juga
Wang Qishan hadir dengan tetap menggunakan masker berlogo bendera China dalam momentum tersebut. Tak heran, tindakannya tersebut pun mendapatkan pujian dari segelintir orang yang menyadari itu.
Advertisement
Mengutip laman South China Morning Post (SCMP) pada Jumat (23/9/2022), Wang Qishan hadir menggunakan setelan jas hitam dan masker. Kehadiran Wang Qishan merupakan utusan dari Presiden China, Xi Jinping.
Kehadiran Wang Qishan adalah sebagai bentuk penghormatan pada mendiang Ratu Elizabeth II. Ia hadir bersama Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden. Serta sekitar 500 pemimpin dan pejabat asing lainnya.
Berdasarkan keterangan di laman Foreign Affairs of the People's Republic of China (FMPRC), kehadiran Wang Qishan ke pemakaman Ratu Elizabeth II memang bertujuan untuk memenuhi undangan pemerintah Inggris.
Pada sore hari tanggal 18 September, Wang Qishan pergi ke Gedung Parlemen Inggris untuk menghadiri prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II. Sedangkan pada pagi harinya, Wang Qishan bergabung dengan kepala negara, anggota keluarga kerajaan, dan perwakilan pemerintah lainnya di Westminster Abbey.
Hadir Atas Perintah Presiden China
Wang Qishan mengungkapkan kepada pihak Inggris bahwa kehadirannya diutus oleh Presiden China Xi Jinping yang berhalangan hadir. Tak lupa, ia pun memberikan kesan pesan terkait ratu terlama yang memerintah dalam sejarah Inggris tersebut.
"Dia membuat kontribusi penting untuk pengembangan hubungan China-Inggris. Oleh karena itu saya menyampaikan duka cita dari Presiden Xi Jinping dan pemerintah, serta rakyat Tiongkok kepada Raja Charles III atas berpulangnya Sang Ratu, dan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga kerajaan, pemerintah, dan rakyat Inggris," kata Wang Qishan.
Berkaitan dengan kehadiran Wapres China, Raja Charles III pun mengirimkan pesan verbal kepada pihak Tiongkok.
Raja Charles III mengucapkan terima kasih dan selamat datang kepada Wakil Presiden Wang Qishan yang telah menghadiri pemakaman Ratu Elizabeth II sebagai Wakil Khusus Presiden Xi Jinping.
Keluarga kerajaan Inggris sangat menghargai persahabatan dengan para pemimpin China, mementingkan pengembangan hubungan Inggris-China, dan berharap untuk melanjutkan kerjasama dengan China di masa depan dalam berbagai bidang lainnya.
Advertisement
Ucapan Terima Kasih dari Inggris
Wakil Perdana Menteri Inggris Thérèse Coffey, atas nama pemerintah Inggris juga ikut berterima kasih kepada Wang Qishan karena telah melakukan perjalanan untuk pemakaman Ratu Elizabeth II.
Selama ini, Ratu Elizabeth II dikenal selalu mementingkan hubungan antara Inggris dan China. Sehingga kehadiran perwakilan dari China tersebut sangat diapresiasi oleh pihak keluarga Kerajaan Inggris.
Sebelumnya, beberapa provinsi di China memang dikabarkan mengalami lonjakan kasus COVID-19. Namun kenaikan kasus COVID-19 di China telah mereda seiring dengan adanya aturan lockdown total di beberapa kota.
Salah satunya yang terjadi di Chengdu, China. Kota Chengdu di China akhirnya resmi mencabut aturan lockdown total di semua distrik yang sebelumnya dibatasi pada Kamis, 15 September 2022.
Ibu kota provinsi Sichuan, Tiongkok tersebut sebelumnya memberlakukan lockdown sejak 1 September setelah adanya kasus COVID-19 yang terdeteksi. Chengdu telah menjadi kota metropolitan terbesar di Tiongkok yang terkena lockdown.
Lockdown di Beberapa Provinsi China
Sebelum Chengdu, terdapat provinsi-provinsi besar lainnya di China yang juga memberlakukan lockdown.
Penduduk Chengdu yang berjumlah 21 juta orang sudah mulai keluar dari lockdown total sejak 8 September lalu. Berdasarkan pedoman COVID-19 terbaru, penduduk di sana yang masih mengalami lockdown tidak lagi harus menghadapi batasan terkait seberapa sering mereka boleh keluar rumah.
"Pada 15 September, produksi akan kembali normal dan kehidupan sehari-hari akan secara bertahap dipulihkan secara tertib. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian kota (COVID) akan disesuaikan," kata pihak berwenang Chengdu dalam sebuah pernyataan secara daring mengutip Channel News Asia.
Pembatasan sendiri masih berlaku bagi daerah yang masih melaporkan adanya kasus infeksi. Serta, masih terdapat beberapa pembatasan lainnya. Ruang publik seperti sekolah, ruang KTV, warnet, gym, kolam renang, museum, dan perpustakaan masih akan terus ditutup.
Perjalanan yang tidak penting keluar dari Chengdu juga masih tidak disarankan. Penduduk yang meninggalkan kota masih harus menunjukkan hasil tes COVID-19 negatif yang diambil dalam waktu 24 jam sebelum keberangkatan.
Advertisement