Liputan6.com, Jakarta - Jagat maya sedang dihebohkan perkara somasi yang dilayangkan kepada konsumen Es Teh Indonesia. Perusahaan yang berdiri atas naungan PT Esteh Indonesia Makmur tersebut menilai bahwa unggahan itu mengandung hinaan.
Perseteruan ini berawal dari cuitan seorang konsumen bernama Gandhi melalui akun Twitter @gandhoyy. Gandhi menyampaikan komplain untuk salah satu produk Es Teh Indonesia yakni Chizu Red Velvet yang dinilai terlalu manis.
Baca Juga
Dalam unggahannya tersebut, Gandhi menyebutkan bahwa Chizu Red Velvet milik Es Teh Indonesia seperti mengandung gula sebanyak tiga kilogram. Tak lama, cuitan Gandhi mendapatkan respons dari pihak Es Teh Indonesia.
Advertisement
"Halo kak, terima kasih supportnya. Sehubungan dengan tweet tersebut, datanya sudah diterima oleh tim legal kami," ujar akun Twitter @esteh_indonesia ditulis pada Senin, 26 September 2022.
Menyusul respons kepada cuitan Gandhi beberapa waktu lalu, pihak Es Teh Indonesia ternyata juga memberikan somasi. Surat somasi itu diberikan untuk Gandhi pada Sabtu, 24 September 2022.
"Selamat pagi, perkenalkan saya Gandhi sebagai pemilik akun twitter @gandhoyy yang pada beberapa hari lalu saya membuat twit yang tidak mengenakkan kepada perusahaan minuman PT ES Teh Indonesia Makmur yang dimana saya mencela produk yang saya konsumsi yang menyebabkan kerugian," ujar Gandhi sekaligus menyertakan surat somasi yang diterimanya saat itu.
Surat somasi tersebut ditandatangani oleh tim legal Es Teh Indonesia, Brian Michael. Menurut pihak perusahaan, komplain yang diberikan Gandhi bersifat subjektif dan kurang pantas.
Somasi PT Esteh Indonesia Makmur ke Konsumen
Dalam surat somasi yang dilayangkan pada Gandhi, pihak Es Teh Indonesia menyebutkan bahwa pihaknya membuka pintu pada kritik dan saran. Namun, bukan penghinaan atau informasi menyesatkan.
"Kami menyadari dan selalu membuka pintu terhadap kritik dan saran dari konsumen tanpa terkecuali, sehingga dapat selalu berinovasi terhadap kualitas produk dan pelayanan kami. Akan tetapi harap dimengerti dan diketahui bahwa kritik dengan penghinaan atau informasi yang menyesatkan adalah hal yang berbeda," bunyi surat somasi yang ditanda tangani Brian Michael tersebut.
Lalu, apakah isi lanjutan dari surat somasi tersebut? Berikut penjabarannya.
Adapun hal keberatan yang ingin Kami sampaikan, sebagai berikut:
- Bahwa adanya pernyataan atas rasa manis pada produk adalah bersifat subjektif yang berhak dimiliki semua Pihak, dan Kami telah memberikan opsi lain sesuai kebutuhan dari konsumen (hak untuk memilih). Sehingga kurang pantas menyatakan bahwa produk Chizu Red Velvet ("Minuman") seperti gula seberat 3 kg. Kami menganggap pernyataan tersebut dapat menyebabkan pemberian informasi keliru dan/atau menyesatkan kepada konsumen/publik.
- Bahwa adanya kata-kata "hewan" dan kata yang kurang baik lainnya ditujukan kepada Kami selaku pemilik merek dan pencipta produk Minuman tersebut. Sehingga kami merasa terhina/pencemaran nama baik atas pernyataan yang telah saudara berikan yang dapat melukai hati keluarga besar ESTEH INDONESIA.
"Dengan ini kami memperingatkan dan menegor dengan keras (somasi) saudara untuk segera melakukan penghapusan dan klarifikasi atas pernyataan (tweet) pada Akun Twitter pribadi saudara, paling lambat 2x24 jam sejak surat ini," tutup surat somasi tersebut.
Advertisement
Berujung Permintaan Manfaat
Berdasarkan surat somasi yang dilayangkan padanya, Gandhi akhirnya mengunggah permohonan maaf dan klarifikasi. Unggahan Gandhi atas minuman Es Teh Indonesia yang seperti mengandung gula tiga kilogram juga sudah dihapus olehnya.
"Disini saya sendiri ingin memohon maaf kepada PT ES Teh Indonesia Makmur karena saya telah membuat twit yang ramai diperbincangkan publik yang berhubungan dengan salah satu produknya yaitu 'Chizu Red Velvet' yang saya beropini," kata Gandhi.
"Dan juga sekaligus menjelekkan nama produk, pemberian informasi yang keliru, kandungannya, dan nama perusahaan. Sekali lagi saya memohon maaf terhadap twit yang saya buat atas pencemaran nama baik PT. ES Teh Indonesia Makmur. Terima kasih @esteh_indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, komplain Gandhi juga ternyata sudah diperingatkan oleh salah satu warganet. Warganet mengungkapkan bahwa komplain tersebut sebenarnya bisa membawa Gandhi terjerat dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Pakar Singgung Soal Konsumsi Gula
Di tengah kehebohan Es Teh Indonesia yang melayangkan somasi ke seorang pengguna Twitter, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban pun memberikan tips supaya bisa berhenti dari ketagihan gula.
"Cara atasi sugar craving (nagih)? Ada riset buktikan orang yang tidak konsumsi gula sama sekali selama dua minggu ternyata bisa kontrol keinginannya mengonsumsi gula," ujar Zubairi melalui akun @ProfesorZubairi.
"Cara kedua adalah melakukan puasa. Bagi yang muslim bisa puasa Senin Kamis," tambahnya dalam unggahan tersebut.
Lebih lanjut Zubairi mengungkapkan bahwa gula sendiri masih memiliki manfaat tersendiri yang utamanya adalah membantu menyediakan kadar energi bagi tubuh. Energi tersebut nantinya bisa berfungsi untuk membantu Anda bergerak menjalani aktivitas sehari-hari.
"Salah satu fungsinya dalam metabolisme tubuh adalah menyediakan energi untuk menggerakkan aktivitas kita. Tapi, upayakan mengonsumsi gula alami seperti buah dan jangan lengah terhadap gula tambahan," kata Zubairi.
Advertisement