Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 harian masih menunjukkan penambahan. Hari ini, Senin 26 September 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus positif sebanyak 1.344.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.423.873.
Baca Juga
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 2.842 sehingga akumulasinya menjadi 6.246.549.
Advertisement
Sayangnya, kasus meninggal turut bertambah dengan penambahan hari ini sebanyak 22 sehingga akumulasinya menjadi 158.036.
Kasus aktif hari ini mengalami penurunan sebanyak 1.520 sehingga totalnya menjadi 19.288.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 64.189 dan suspek sebanyak 2.818.
5 Provinsi Penyumbang Kasus Terbanyak
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus baru terbanyak di lima provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.
- DKI Jakarta hari ini melaporkan 546 kasus baru dan 250 orang sembuh.
- Jawa Barat 231 kasus positif baru dan 1.190 orang dinyatakan sembuh.
- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 147 kasus baru dan 206 sembuh dari COVID-19.
- Banten 120 kasus baru dan 532 sembuh.
- Jawa Tengah 69 kasus konfirmasi baru dan 92 sembuh.
Capaian Vaksinasi Hari Ini
Data Satgas COVID-19 turut menunjukkan penambahan capaian vaksinasi di Indonesia dengan rincian sebagai berikut:
- Vaksinasi dosis pertama bertambah 14.900 sehingga akumulasinya menjadi 204.491.103.
- Vaksinasi primer dosis kedua bertambah 17.097 sehingga akumulasinya menjadi 171.094.922.
- Vaksinasi ketiga atau booster pertama hari ini bertambah 55.937 sehingga akumulasinya menjadi 63.234.035.
- Vaksinasi keempat atau booster keempat bertambah 2.075 sehingga akumulasinya menjadi 593.765. Hingga kini, vaksinasi keempat masih dikhususkan untuk tenaga kesehatan.
Laporan Sebelumnya
Di hari sebelumnya, yakni pada Minggu 25 September 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus baru tercatat sebanyak 1.411.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.422.529.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 2.569 sehingga akumulasinya menjadi 6.243.707.
Sayangnya, kasus meninggal juga masih menunjukkan penambahan. Hari kemarin penambahannya sebanyak 16 sehingga akumulasinya menjadi 158.014.
Tak seperti kasus aktif, sembuh, dan meninggal dunia, kasus aktif mengalami penurunan. Kasus aktif di Indonesia turun 1.174 sehingga akumulasinya menjadi 20.808.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 42.307 dan suspek sebanyak 2.052.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak di lima provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.
- DKI Jakarta melaporkan penambahan 580 kasus baru dan 1.700 orang telah sembuh. Menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus terbanyak di Indonesia.
- Jawa Barat menyusul dengan 222 kasus positif baru dan 296 orang dinyatakan sembuh.
- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 171 kasus baru dan 177 orang telah sembuh dari COVID-19.
- Banten 134 kasus konfirmasi baru dan 108 orang telah sembuh.
- Jawa Tengah 82 kasus baru dan 54 orang sembuh.
Advertisement
Soal Endemi
Akhir-akhir ini, Indonesia dan dunia diperkirakan akan segera bebas dari pandemi COVID-19 dan menuju endemi.
Terkait hal ini, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi buka suara. Menurutnya, pihak yang menyatakan pandemi adalah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Begitu pula yang akan menyatakan bahwa pandemi berakhir adalah WHO.
“Nanti kita tinggal lihat implementasi di dalam negeri karena kemampuan dan kondisi negara masing-masing pasti berbeda. Kita akan masuk ke era endemi tapi sekali lagi ada indikator-indikator yang tetap harus jadi dasar utama buat kita,” ujar Adib saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (26/9/2022).
Adib meyakini bahwa selama ini Pemerintah Indonesia mengedepankan tentang indikator-indikator yang perlu dipenuhi. Termasuk indikator tentang kasus aktif, hasil pemeriksaan positif, surveilans, termasuk vaksinasi booster yang harus tercapai. Indikator-indikator ini juga menjadi dasar untuk pemerintah membuat kebijakan.
“Ini menjadi dasar sebenarnya untuk kita, jadi bahasa yang menurut saya tepat untuk disampaikan adalah kita tidak perlu ikut terburu-buru seperti di Amerika tapi kita harus melihat dan menilai dari kondisi kita.”
Vaksin Booster Mulai Jarang?
Adib juga menanggapi soal laporan-laporan yang menyatakan bahwa vaksin booster mulai jarang. Menurutnya, pada saat respons masyarakat masih tinggi soal vaksin booster maka ketersediaannya harus dijamin.
“Pada saat respons masyarakat masih tinggi terhadap vaksin terutama vaksin booster maka tolong ketersediaannya benar-benar bisa dijamin. Ini sudah kami sampaikan ke pemerintah juga.”
Adib menambahkan, IDI memang sudah mendapatkan laporan soal berkurangnya vaksin booster dari beberapa daerah.
“Ada beberapa daerah yang melaporkan itu, dan itu pun langsung kita tindak lanjuti dengan berkomunikasi juga dengan pihak Kementerian Kesehatan,” pungkasnya.
Advertisement