Liputan6.com, Jakarta Solois terkenal, Meghan Trainor, berbagi cerita tentang pengalaman kurang menyenangkan dari perawat NICU sebuah rumah sakit. Hal itu terjadi usai ia melahirkan putranya, Riley yang dirawat di NICU.
Para perawat tersebut terus menanyakan obat yang dikonsumsi Meghan selama hamil. Ia mengonsumsi itu berdasarkan resep dokternya.
Baca Juga
“Mereka terus bertanya kepadaku, ‘apakah kamu menggunakan antidepresan selama masa kehamilan?’ Aku memang menggunakannya, tetapi dengan dosis serendah mungkin. Dokterku juga mengatakan kalau itu aman dan tidak akan berpengaruh ke kandungan,” cerita Meghan seperti mengutip laman Romper.
Advertisement
Pelantun “All About That Bass” itu juga bercerita kalau putranya, Riley, menghabiskan waktu untuk dirawat di NICU setelah dirinya menjalani operasi caesar darurat.
Beberapa perawat dari rumah sakit menyalahkan dirinya atas kondisi yang terjadi pada Riley dan operasi daruratnya akibat mengonsumsi antidepresan selama masa kehamilan.
Meghan benar-benar mengungkapkan kekecewaannya dan mengatakan, “Para perawat berkata, 'Terserah Riley kapan dia ingin bangun,'” katanya.
Meghan Trainor mengonsumsi antidepresan karena dirinya mengalami depresi dan gangguan kecemasan sejak tahun 2021. Melalui wawancaranya juga, ia tidak malu untuk mengakui bahwa dirinya mengonsumsi antidepresan.
Baginya, obat tersebut telah menyelamatkan hidup dan kariernya, sehingga membuat dirinya merasa jadi jauh lebih baik.
Apakah Antidepresan Aman dikonsumsi Ibu Hamil?
Depresi bisa terjadi pada siapa saja. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa. Tak jarang juga depresi terjadi pada wanita yang sedang dalam masa kehamilan.
Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan besar, ‘Apakah ibu hamil yang didiagnosis mengalami isu kesehatan mental seperti depresi dapat mengonsumsi antidepresan?’
Berkaitan dengan kasus yang dialami oleh Meghan Trainor, Lauren Osborne dari Johns Hopkins Women’s Mood Disorders Center menjelaskan kalau ibu hamil yang didiagnosis menderita depresi, dapat mengonsumsi antidepresan yang tentunya diawasi oleh psikiater serta dokter kebidanan dan kandungan.
Osborne mengatakan bahwa, “Kami dapat mengatakan dengan keyakinan kuat bahwa antidepresan tidak menyebabkan cacat lahir,”
Ia juga menambahkan, justru apabila depresi atau isu kesehatan mental lainnya tidak segera diobati, maka akan ada kemungkinan berisiko pada janin yang sedang berkembang, bahkan berisiko mengalami kelahiran prematur.
Hal itu bisa saja disebabkan karena ibu dari si bayi tidak mendapatkan perawatan prenatal yang baik, dan akibatnya si ibu terjebak dalam perilaku tidak sehat. Contohnya seperti merokok, mengonsumsi alkohol, bahkan penyalahgunaan zat.
Maka dari itu, akan lebih baik mendeteksi kesehatan mental sejak dini bagi para calon ibu, dan mendiskusikannya dengan spesialis kejiwaan dan obstetri dan ginekologi.
Advertisement
Perjalanan Parenting Meghan Trainor
Meghan Trainor dan suaminya Daryl Sabara menikah pada 2018 dan menyambut anak pertama pada Februari 2021.
Selama proses kehamilan hingga persalinan Meghan berbagi kisah menantang tersebut melalui podcast Not Skinny But Not Fat.
Ia bercerita kalau dirinya sama sekali tidak mendengar tangisan putra tercintanya itu saat lahir ke dunia.
"Saya akhirnya berkata, 'Di mana tangisan itu?' Dan mereka seperti, ‘Ada sesuatu yang salah, jadi kami akan bawa dia (Riley) ke NICU’,” kata Meghan kepada Amanda Hirsch sebagai pembawa acara tersebut.
Masih dalam wawancara yang sama, Meghan mengungkapkan rasa bersalah kepada putranya yang kini berusia setahun. Ia merasa bahwa dirinya masih belum bisa untuk menjadi ibu yang baik bagi putranya karena kurangnya waktu luang untuk memperhatikan anak.
Perasaan bersalah tersebut mulai dirasakan sejak Riley sudah kembali ke rumah usai perawatan di NICU.
Meghan juga bercerita kalau anaknya sekarang lebih sering mengucap kata “dadah” dibandingkan “Mama”. Hal tersebut juga yang membuat dirinya sedih serta semakin merasa bersalah kepada putra tersayangnya.
Ia percaya bahwa itu benar-benar murni kesalahannya karena dirinya yang sibuk dalam bekerja.