Liputan6.com, Surabaya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sukses melakukan uji coba integrasi sistem ke dalam platform SATUSEHAT yang menyasar 738 Puskesmas di bawah naungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur.
Chief Operating Officer Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes RI Daniel Oscar Baskoro mengatakan, uji coba integrasi platform SATUSEHAT dilakukan untuk mengetahui kesiapan Puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan primer dalam menjalankan program transformasi teknologi kesehatan.
Baca Juga
SATUSEHAT merupakan sebuah platform yang mengintegrasikan data, analisis, dan layanan yang mendukung pertukaran data kesehatan individu antar fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
Advertisement
Melalui SATUSEHAT, pasien juga bisa mendapatkan informasi mengenai kondisi kesehatannya dengan lebih transparan. Ini karena resume rekam medis di rumah sakit tercatat dan terekam secara digital dengan aman melalui persetujuan (consent) pemilik data.
“Selama tiga hari, 738 Puskesmas di Jawa Timur mengikuti uji coba untuk menilai kesiapan dalam melakukan interoperabilitas antar sistem pencatatan data pasien yang telah berjalan dengan SATUSEHAT,” kata Daniel saat di Surabaya, Jawa Timur baru-baru ini.
Integrasi Sistem Infromasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dengan SATUSEHAT diharapkan dapat membantu simplifikasi input aplikasi. Upaya ini demi meningkatkan efisiensi pelayanan sekaligus mengakomodir kebutuhan program serta menjadi basis pembuatan kebijakan.
Jawa Timur menjadi provinsi permulaan untuk uji coba integrasi Puskesmas dengan platform SATUSEHAT setelah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Dirjen Yankes), Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin), dan DTO Kemenkes melakukan kunjungan dan penilaian atas aktivitas Puskesmas dalam menggunakan SIMPUS pada akhir Agustus 2022.
Kriteria Puskesmas Ikut Uji Coba SATUSEHAT
Pemilihan Jawa Timur sebagai provinsi pertama yang melakukan uji coba platform SATUSEHAT juga melihat jumlah Puskesmas yang memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) terbilang banyak.
“Dari kunjungan sebelumnya, kami lihat Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah Puskesmas terbanyak yang memanfaatkan aplikasi SIMPUS secara aktif," tambah Daniel melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Kamis, 29 September 2022.
"Karena hal tersebut, juga dengan dorongan dari Dinkes Jawa Timur, kami nilai Puskesmas di provinsi ini telah siap memulai uji coba integrasi sistem ke dalam SATUSEHAT."
Sebagai informasi, Puskesmas masuk ke dalam skema uji coba integrasi SATUSEHAT seperti halnya yang sedang dilakukan pada peserta alfa dan beta. Alfa merupakan kelompok uji coba yang terdiri dari 32 RSUD di DKI Jakarta beserta 9 RS Vertikal milik Kemenkes.
Sementara itu, kelompok beta terdiri dari 41 fasyankes yang berasal dari RS Swasta, laboratorium, praktik mandiri, dan apotek yang terpilih setelah mendaftar untuk uji coba SATUSEHAT dan telah melalui seleksi dan asesmen Kemenkes.
"Secara paralel, uji coba dan mentoring di Puskesmas maupun peserta alfa dan beta masih berlangsung hingga nantinya SATUSEHAT dapat dirilis untuk publik," lanjut Daniel.
Advertisement
Fokus di Jawa - Bali
Setelah Jawa Timur, Daniel Oscar Baskoro menjelaskan, uji coba integrasi platform SATUSEHAT akan dilanjutkan ke Puskesmas di Pulau Jawa dan Bali. Kemudian akan meluas hingga ke berbagai wilayah lainnya di seluruh Indonesia.
“Harapannya pada akhir tahun 2022 ini, ada sekitar 12.000 fasyankes yang akan terintegrasi dengan SATUSEHAT dan seluruh fasyankes pada tahun 2023 mendatang,” tutupnya.
Kabar terbaru, rencana uji coba integrasi SATUSEHAT akan dilakukan di Jawa Tengah. Kesiapan pun sedang dimatangkan saat ini.
Platform SATUSEHAT atau Indonesia Health Services (IHS) secara resmi diluncurkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Selasa, 26 Juli 2022 di Jakarta.
Platform ini merupakan perwujudan dari pilar keenam transformasi sistem kesehatan, yaitu pilar transformasi teknologi kesehatan yang diinisiasi oleh Budi Gunadi.
SATUSEHAT diharapkan mendukung implementasi lima pilar transformasi sistem kesehatan lainnya seperti transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, dan transformasi SDM kesehatan yang sedang berjalan.
Cukup Satu Kali Input Data
Dalam mengembangkan platform SATUSEHAT, Kemenkes mengadopsi model infrastruktur Platform-as-a-service (PAAS) yang menghubungkan seluruh ekosistem pelaku industri kesehatan untuk menciptakan satu data kesehatan nasional yang dapat diandalkan.
Nantinya, platform ini akan menjadi penghubung antar platform aplikasi yang beragam pada berbagai pelaku industri kesehatan. Oleh karena itu, semua aplikasi maupun fasilitas pelayanan kesehatan seperti RS vertikal, RS Pemerintah, RS Swasta, Puskesmas, Posyandu, laboratorium, klinik hingga apotek harus mengikuti standar yang telah ditetapkan Kemenkes di platform SATUSEHAT.
Adanya IHS pertukaran data kesehatan nasional akan lebih efisien dan efektif. Melalui platform SATUSEHAT, masyarakat tidak perlu lagi membawa berkas rekam medis fisik jika harus berpindah rumah sakit.
Semua resume rekam medis pasien telah terekam secara digital di platform SATUSEHAT yang terintegrasi dengan PeduliLindungi dan bisa diakses melalui ponsel, di mana pun dan kapan pun.
Selain itu, platform SATUSEHAT membuat tenaga kesehatan (nakes) tidak perlu menginput data berulang pada aplikasi yang berbeda. Cukup mengisi di satu aplikasi, yang secara otomatis terhubung dengan aplikasi kesehatan lainnya.
Advertisement