Sukses

Mengaku Cinta tapi Kok Selingkuh?

Pasangan rajin mengungkapkan cinta dan setia tapi ujung-ujungnya selingkuh. Memang bisa cinta dan selingkuh dilakukan bersamaan?

Liputan6.com, Jakarta - Sedari awal menjalin hubungan dia mengatakan cinta. Bahkan, seiring bertambah lamanya hubungan dia terus berjanji untuk setia. Namun, mengapa hal itu di bibir semata? Ujung dari pernyataan tersebut malah berkebalikan alias selingkuh. 

Apapun bentuk perselingkuhan, entah itu emosional, seksual, atau daring tetap meninggalkan dampak negatif secara psikologis bagi korbannya.

"Dampak psikologis dari sebuah perselingkuhan dalam sebuah hubungan tidak boleh diremehkan. Hal itu bia membuat luka, trauma dan ketidakpercayaan bahkan depresi," kata Ramani Durvasula, seorang psikologis dan profesor di Universitas Negeri California, Los Angeles seperti mengutip Newsweek.

Menurut studi pada Aprip 2014 dalam Journal of Family Psychology, para korban dan pelaku perselingkuhan mengalami penurunan kepercayaan diri, peningkatan risiko masalah kesehatan mental, serta rasa bersalah dan depresi.

Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul di kepala orang yang pernah diselingkuhi adalah "Mengapa?" Durvasula mengatakan alasan perselingkuhan dalam sebuah hubungan itu rumit dan bervariasi.

2 dari 3 halaman

Mengapa Orang Berselingkuh?

 

Durvasula dan pasangannya Eve Kilmer yang juga psikolog dan terapis mengatakan alasan umum orang berselingkuh:

- Kepercayaan diri yang rendah  serta adanya keinginan untuk meyakinkan bahwa ia diinginkan

- Kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi

- Punya kesempatan

- Mencari kegembiraan

- Mampu membagi antara seks dan keintiman serta hubungan utama mereka sendiri

- Kurangnya rasa empati

- Mencari kebaruan

- Ketakutan seputar penuaan

- Pencarian status

- Efek penggunakan alkohol dan obat-obatan terlarang

- Gaya kepribadian tertentu seperti narsisme

- Kesulitan dalam hubungan utama atau ada ketidakbahagiaan dalam hubungan pernikahan

3 dari 3 halaman

Bagaimana Pendapat Terapis?

Durvasula menambahkan pada laki-laki, perselingkuhan didasarkan pada evolusi manusia.

" Hal ini merujuk pada "ekspektasi biologis" bahwa lelaki menginginkan beberapa pasangan untuk memaksimalkan reproduksi dan memilih pasangan yang lebih muda karena alasan kesuburan."

Upaya Mendapatkan Perhatian

Menurut Dr John Gottman, Dr. Caryl Rusbult dan Dr. Shirley Glass di The Gottman Institute, sebuah kelompok yang mengamati hubungan, perselingkuhan terjadi sebagai upaya untuk mendapatkan perhatian yang tidak ia dapatkan dari pasangan resmi.

"Ketika seseorang tidak dapat mengandalkan pasangannya untuk ada saat dibutuhkan hal itu lalu ada jarak emosional membuat orang melakukan perselingkuhan," kata terapis hubungan, Jinashree Rajendrakumar.

 Di Amerika Serikat, perselingkuhan memengaruhi satu dari tiga pasangan, menurut buku After the Affair: Healing the Pain and Rebuilding Trust When a Partner Has Been Unfaithful oleh Dr. Janis A. Spring.

Penelitian dari YouGov Amerika pada Juni 2015 menunjukkan bahwa sekitar seperlima pria (21 persen) dan wanita (19 persen) mengatakan mereka pernah berselingkuh.

 

Penulis: Adelina Wahyu Martanti

Video Terkini