Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 Indonesia tengah melandai. Bila menilik data harian sebaran COVID-19 di Indonesia per 6 Oktober 2022 menunjukkan penambahan kasus baru sebanyak 1.831. Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif di Indonesia menjadi 6.441.123.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 1.715 sehingga akumulasinya menjadi 6.265.899. Sayangnya, kasus meninggal juga bertambah 12 jiwa sehingga akumulasinya menjadi 158.177.
Baca Juga
Jumlah kasus yang melandai bukan dalih untuk bersantai dan menurunkan kewaspadaan. Selama kasusnya masih ada, bahaya COVID-19 juga masih ada.
Advertisement
"Kasusnya belum hilang," tegas Guru Besar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Amin Soebandrio, dr, PhD, SpMK(K) dalam talkshow berjudul "Akhir Pandemi di depan Mata, Kita Harus Bagaimana?" pada Rabu (05/10/2022).
Masyarakat diharapkan dapat terus mengikuti protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, serta menjaga kebersihan diri. Hal ini bertujuan untuk memotong mata rantai penyebaran virus serta mencegah lonjakan kasus di masa mendatang.
Menurut Amin, protokol kesehatan yang biasa dilakukan seperti memakai masker, menjaga kebersihan, dan menjaga jarak hendaknya dijadikan gaya hidup karena virus masih bersirkulasi di sekeliling kita. Terlebih virus ini terus bermutasi.
Tetap Berupaya Cegah agar Tak Tertular COVID-19
Senada dengan Amin, Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI) Prof. dr. Asri C. Adisasmita, MPH., M.Phil., Ph.D juga mengingatkan pentingnya memakai masker, menghindari kerumunan. Asri juga menekankan pentingnya memiliki ventilasi yang baik kendati kasus COVID-19 menurun.
"Jangan rileks dan tidak melakukan upaya (pencegahan penyebaran COVID-19)," jelas Asri di kesempatan yang sama.
Asri juga mengingatkan di tengah relaksasi aturan, masyarakat perlu tetap bijaksana dalam bertindak. Selain memakai masker dan menjaga kebersihan, masyarakat perlu membuka mata dan telinganya untuk menghindari misinformasi terkait COVID-19.
Masyarakat juga diharapkan dapat membantu melawan misinformasi melalui media sosial dengan membuat konten-konten yang mampu mengedukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang COVID-19.
Advertisement
Sudah Vaksinasi Booster, Tak Berarti Kebal COVID-19
Saat ini, mayoritas penduduk Indonesia telah mendapat suntikan vaksin COVID-19. Berdasarkan data per tanggal 6 Oktober 2022 sudah ada total 171.286.846 orang mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 dan 63.920.103 orang mendapatkan vaksinasi booster alias dosis ketiga. Lalu, para sumber daya masyarakat yang bekerja di sektor kesehatan juga sudah dapat booster kedua.
Meski sudah banyak yang mendapatkan perlindungan dari vaksinasi COVID-19 bukan berarti kebal dari penyakit ini. Vaksin hanya menurunkan risiko jangkitan, bukan membuat kebal.
Selain itu, meskipun Anda merasa memiliki kekebalan yang tinggi dan kecil kemungkinan terjangkit COVID-19, pikirkan kesehatan dan keselamatan orang-orang di sekitar Anda. Orang yang rentan terjangkit COVID-19 seperti lansia dan balita perlu mendapatkan perhatian khusus.
“Kalau virus menyerang kita, tidak semua yang terpapar virus menjadi sakit,” jelas Amin.
Menurut Amin, risiko terjangkit virus bergantung pada keganasan virus (virulensi) dan jumlah virus yg masuk (dosis) dibagi dengan kekebalan. Oleh karenanya, jika seseorang memiliki kekebalan yang baik, maka kemungkinan terinfeksi juga akan menurun.
Sebaliknya, orang dengan kekebalan tubuh yang rendah lebih rentan terinfeksi meskipun dengan jumlah virus yang sedikit.
Pentingnya Tes COVID-19
Hal lain yang dapat dilakukan yaitu deteksi dini tertular COVID-19. Tak hanya bermanfaat untuk mencegah diri sendiri tertular penyakit tapi memotong rantai penyebaran virus Corona.
Menurut Amin, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan prediksi, deteksi, respons, dan lapor COVID-19.
Sebagai contoh, Anda baru pulang dari kerumunan. Beberapa hari kemudian merasa kurang enak badan seperti demam, batuk dan pilek yang tidak diketahui sebabnya, maka Anda bisa memprediksi kemungkinan terserang COVID-19.
Hal yang harus dilakukan yaitu mendeteksi datangnya gejala tersebut dengan melakukan tes, baik dengan menghubungi fasilitas kesehatan maupun melakukan tes mandiri di rumah. Apabila hasilnya positif, maka Anda harus merespon dengan melaporkannya agar mendapatkan penanganan. Semakin cepat respon Anda, semakin kecil pula kemungkinan virus menyebar.
Oleh karena itu, masyarakat perlu memiliki tanggung jawab pribadi agar tidak membahayakan keselamatan orang lain, terutama populasi rentan terjangkit COVID-19.
(Penulis: Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement