Liputan6.com, Jakarta - Laporan harian COVID-19 per 5 Oktober 2022 pukul 12.00 WIB menunjukkan penambahan kasus sebanyak 1.722.
Angka ini turut meningkatkan akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.439.292 terhitung sejak Maret 2022.
Baca Juga
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 1.364 sehingga akumulasinya menjadi 6.264.184.
Advertisement
Sayangnya, penambahan kasus meninggal juga masih terjadi. Hari ini penambahannya sebanyak 9 jiwa sehingga akumulasinya menjadi 158.165.
Sedangkan, kasus aktif hari ini bertambah 349 sehingga akumulasinya menjadi 16.943.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 66.735 dan suspek sebanyak 4.816.
5 Provinsi Penyumbang Kasus Terbanyak Hari Ini
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.
- DKI Jakarta hari ini melaporkan 600 kasus baru dan 483 orang sembuh. Seperti biasa, provinsi ini menjadi penyumbang kasus harian terbanyak di Indonesia.
- Jawa Barat menyusul dengan 286 kasus konfirmasi baru dan sembuh sebanyak 227.
- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 208 kasus baru dan 203 orang sembuh dari COVID-19.
- Banten 181 kasus baru dan 129 orang telah sembuh.
- Jawa Tengah 119 kasus positif baru dan 80 orang sembuh.
Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus di angka satuan hingga puluhan. Namun, masih ada provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Maluku Utara dan Nusa Tenggara Barat.
Laporan Sebelumnya
Di hari sebelumnya, yakni pada Selasa 4 Oktober 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus baru tercatat sebanyak 1.851.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif di Tanah Air menjadi 6.437.750.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 1.538 sehingga akumulasinya menjadi 6.262.820.
Sayangnya, kasus meninggal juga masih menunjukkan penambahan dari hari ke hari. Penambahan kasus meninggal kemarin adalah 13 sehingga akumulasinya menjadi 158.156.
Kasus aktif kemarin mengalami peningkatan sebanyak 300 sehingga akumulasinya menjadi 16.594.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 71.691 dan suspek sebanyak 4.467.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus baru terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.
- DKI Jakarta melaporkan penambahan 668 kasus baru dan 404 orang sembuh.
- Jawa Barat menyusul dengan angka 321 kasus baru dan 322 orang telah sembuh.
- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 204 kasus baru dan 169 orang sembuh dari COVID-19.
- Banten 157 kasus positif baru dan 220 orang telah dinyatakan sembuh.
- Jawa Tengah 131 kasus konfirmasi baru dan pasien sembuh sebanyak 93.
Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus baru di angka satuan hingga puluhan. Namun, masih ada provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi itu adalah Nusa Tenggara Barat.
Advertisement
Menghadapi Endemi
COVID-19 disebut-sebut segera mencapai akhir dan endemi sudah di depan mata. Terkait hal ini, Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI), Prof. dr. Asri C. Adisasmita menyampaikan pandangannya.
Ia merasa khawatir jika pandemi benar-benar berakhir, maka sistem penanganan pandemi pun menghilang.
“Yang selalu saya khawatirkan adalah bagaimana kalau nanti COVID-19 memang selesai dan dinyatakan endemi, sudah tidak berbahaya lagi terus kemudian kita bakal terlena karena menganggap COVID benar-benar lewat,” ujar Asri dalam konferensi pers daring bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (5/10/2022).
Seperti masyarakat dan pihak lainnya, Asri juga berharap COVID-19 akan benar-benar berakhir. Hanya saja, ada hal yang harus dipertahankan.
“Yang harus kita maintain adalah sistem yang kita punya itu jangan sampai hilang, karena saya lihat sistem yang ada di Indonesia cukup bagus. Dengan jumlah penduduk yang sekian besar dan pendidikan yang kalah dengan negara maju, tapi penanganan COVID-nya bisa diacungi jempol.”
Sistem Penanganan COVID-19 Indonesia Cukup Berhasil
Asri menilai bahwa sistem penanganan COVID-19 di Indonesia cukup berhasil. Sehingga, apa yang sudah dibangun jangan sampai hilang. Pasalnya, bisa saja ada virus atau kuman lain yang muncul dan membahayakan seperti COVID-19.
“Semoga sih enggak ada ya, tapi ini sesuatu yang sangat mungkin terjadi sehingga investasi kita dalam surveilans, laboratorium, testing, tracking, tracing itu tetap dipertahankan.”
Selain hal-hal yang sudah disebutkan di atas, hal lain yang perlu dipertahankan dan dikembangkan adalah kemampuan mengembangkan vaksin.
“Jadi hal-hal seperti ini juga jangan kemudian terus ‘tidur’ ketika kita merasa sudah tidak ada apa-apa, ini harus tetap kita maintain.”
Dalam acara yang sama, Guru Besar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Amin Soebandrio juga menanggapi soal kemungkinan timbulnya pandemi baru.
“Kalau ditanya soal kemungkinan munculnya varian baru tentu masih dimungkinkan, karena mutasi itu berjalan terus. Tapi kesempatan untuk menjadi virus-virus baru yang lebih fit itu semakin kecil memang,” katanya.
Advertisement