Sukses

Update COVID-19 Hari Ini 6 Oktober 2022, Kasus Positif Bertambah 1.831

Kasus COVID-19 per 6 Oktober 2022 pukul 12.00 WIB menunjukkan penambahan sebanyak 1.831. Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif di Indonesia menjadi 6.441.123.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 per 6 Oktober 2022 pukul 12.00 WIB menunjukkan penambahan sebanyak 1.831. Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif di Indonesia menjadi 6.441.123.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 1.715 sehingga akumulasinya menjadi 6.265.899.

Sayangnya, kasus meninggal juga bertambah 12 jiwa sehingga akumulasinya menjadi 158.177.

Kasus aktif juga bertambah sebanyak 104 sehingga akumulasinya menjadi 17.047.

Data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 60.485 dan suspek sebanyak 4.309.

Laporan dalam bentuk tabel merinci penambahan kasus terbanyak di tiga provinsi. Ketiga provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

DKI Jakarta menunjukkan penambahan kasus baru sebanyak 680 dan sembuh 843. Jawa Barat di peringkat kedua dengan 302 kasus baru dan 234 orang sembuh. Jawa Timur juga melaporkan kasus yang cukup tinggi yakni 222 kasus positif dan 226 sembuh.

Capaian Vaksinasi Hari Ini

Data yang sama juga menunjukkan penambahan capaian vaksinasi. Hari ini, penambahan capaian vaksinasi terjadi pada vaksinasi primer pertama dan kedua serta vaksinasi booster pertama dan kedua.

- Vaksinasi dosis ke-1 hari ini bertambah 26.292 sehingga akumulasinya menjadi 204.667.222.

- Vaksinasi primer dosis ke-2 bertambah 30.561 sehingga akumulasinya menjadi 171.286.846.

- Vaksinasi booster pertama alias suntikan ketiga mengalami penambahan sebanyak 96.597 sehingga akumulasinya menjadi 63.920.103.

- Vaksinasi booster ke-2 atau suntikan keempat bertambah 4.237 sehingga akumulasinya menjadi 632.925. Vaksinasi keempat sejauh ini masih dikhususkan untuk tenaga kesehatan (nakes). Namun, tak menutup kemungkinan vaksinasi ini juga akan diberikan pada masyarakat umum.

2 dari 4 halaman

Laporan Sebelumnya

Di hari sebelumnya, yakni pada Rabu 6 Oktober 2022 penambahan kasus COVID-19 tercatat sebanyak 1.722.

Angka ini turut meningkatkan akumulasi kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 6.439.292.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 1.364 sehingga akumulasinya menjadi 6.264.184.

Sayangnya, penambahan kasus meninggal juga masih terjadi. Kemarin, penambahannya sebanyak 9 jiwa sehingga akumulasinya menjadi 158.165.

Sedangkan, kasus aktif bertambah 349 sehingga akumulasinya menjadi 16.943.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 66.735 dan suspek sebanyak 4.816.

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah.

- DKI Jakarta melaporkan 600 kasus baru dan 483 orang sembuh. Seperti biasa, provinsi ini menjadi penyumbang kasus harian terbanyak di Indonesia.

- Jawa Barat menyusul dengan 286 kasus konfirmasi baru dan sembuh sebanyak 227.

- Jawa Timur di peringkat ketiga dengan 208 kasus baru dan 203 orang sembuh dari COVID-19.

- Banten 181 kasus baru dan 129 orang telah sembuh.

- Jawa Tengah 119 kasus positif baru dan 80 orang sembuh.

Provinsi lain menunjukkan penambahan kasus di angka satuan hingga puluhan. Namun, masih ada provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Maluku Utara dan Nusa Tenggara Barat.

3 dari 4 halaman

Kesiapan Menuju Endemi

Kasus COVID-19 yang terlihat melandai semakin memperkuat wacana berakhirnya pandemi COVID-19 dan bergeser pada endemi.

Dari wacana ini, timbul tanya, bagaimana kesiapan Indonesia dalam menghadapi endemi?

Terkait hal ini, Guru Besar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Amin Soebandrio mengatakan bahwa yang harus siap bukan hanya pemerintah tapi juga masyarakat.

“Yang harus mempersiapkan diri terhadap perubahan dari pandemi ke endemi itu tidak hanya pemerintah tapi juga masyarakat, fasilitas dan tenaga kesehatan,” ujar Amin dalam konferensi pers daring bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (5/10/2022).

Meski pandemi COVID-19 berakhir, tapi masih ada kemungkinan ancaman dari patogen virus lain yang serupa.

“Mungkin pandemi COVID-19-nya akan berakhir, tapi ada kemungkinan patogen atau virus lain yang serupa. Artinya turunannya entah dari Omicron atau hasil mutasi dan sebagainya yang kemudian menyebabkan muncul kembali  (pandemi).”

Kasus COVID-19 bisa saja tidak bertambah, tapi ada patogen-patogen lain yang bisa juga terjadi seperti dengue. Dari beberapa pengamatan, ada beberapa kasus berat yang mendadak. Kasus ini secara serologi terdeteksi positif COVID-19, tapi gejalanya bukan COVID-19 atau ada gejala-gejala lain yang memberatkan.

“Sampai saat ini itu yang kita sebut sebagai post-COVID dan sebagainya, tapi kemungkinan ini juga karena ada co infection atau infeksi berdampingan dengan mikroba lain yang menyebabkan kerusakan jaringan, kerusakan organ yang lebih parah.”

4 dari 4 halaman

Tak Boleh Berhenti Lindungi Diri

Hal-hal ini masih membutuhkan pengamatan, sehingga semua pihak tidak boleh berhenti melindungi diri, lanjut Amin.

“Kita semua harus tetap waspada kalau menghadapi kasus yang tidak biasa, harus segera dilaporkan, jadi kewaspadaannya harus tinggi.”

Terkait strategi mempercepat endemi, Amin mengatakan bahwa salah satunya adalah peningkatan pengetahuan masyarakat soal penularan. Selama angka reproduksi di atas satu maka COVID-19 masih bisa menular.

Sejauh ini, pemerintah sangat melonggarkan masyarakat dalam menjalankan mobilitas. Masyarakat sudah tak perlu tes PCR atau antigen, artinya potensi penularan semakin kecil.

Meski begitu, setiap masyarakat harus mencoba mencegah penularan terutama jika setelah berada di kerumunan atau bertemu dengan orang yang tak serumah.

Strategi mempercepat endemi juga berkaitan dengan kesadaran masyarakat untuk melakukan self assessment, lanjut Amin.

Artinya, masyarakat perlu sadar jika telah kontak dengan orang lain, kemudian ada gejala yang muncul. Meski gejala itu belum tentu berkaitan dengan kontak yang dilakukan sebelumnya, tapi tetap saja hal ini perlu menjadi perhatian.