Sukses

Putus Baik-Baik, Begini Cara Sehat untuk Mengakhiri Hubungan

Mengakhiri hubungan mungkin tak pernah jadi perkara mudah. Namun, tetap bisa dilakukan secara sehat atau dengan cara baik-baik.

Liputan6.com, Jakarta Mengakhiri hubungan mungkin tak pernah jadi perkara mudah. Harus mengucapkan selamat tinggal dengan si Dia yang biasa mengisi hari-hari dan masuk dalam daftar orang yang Anda sayangi. Tentu, bisa jadi hal yang berat.

Belum lagi saat Anda harus membiasakan diri untuk tidak lagi bersama setelah putus. Umumnya, tidak ada rumus pasti untuk mengakhiri hubungan yang bisa nyaman dilakukan oleh semua orang.

Namun yang pasti, putus sebenarnya masih bisa dilakukan secara sehat atau dengan cara baik-baik. Lalu apa sajakah yang bisa dilakukan jika hendak mengakhiri hubungan secara sehat? Berikut diantaranya.

1. Yakinkan Diri

Langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mengakhiri hubungan adalah dengan memastikan lebih dulu bahwa itu merupakan hal yang benar-benar Anda inginkan.

"Orang biasanya tidak merasa 100 persen percaya diri untuk mengakhiri suatu hubungan. Lebih sering, orang memiliki bagian dari diri mereka yang ingin pergi dan bagian lain yang ingin bertahan," ujar terapis seks, Casey Tanner, MA, LCPC mengutip Self, Sabtu (8/10/2022).

Sehingga untuk menghindari perpisahan yang impulsif, Casey menyarankan untuk berpikir soal seberapa konsisten dan gigih keinginan Anda untuk berpisah.

Jika hanya satu atau dua minggu, berikan ruang dan waktu untuk mencari tahu apa-apa saja yang memicu keinginan putus. Hal ini bisa membuat Anda kemudian berpikir soal apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hubungan.

2 dari 4 halaman

2. Cari Waktu yang Tepat

Psikolog sekaligus terapis pernikahan, Megan Fleming mengungkapkan bahwa putus juga sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat. Dalam hal ini, Megan tidak menyarankan putus dilakukan saat momentum ulang tahun ataupun masa-masa yang sedang sulit.

"Jangan juga akhiri hubungan ketika seseorang sedang berduka karena ada orang terdekat yang meninggal, atau mereka baru saja kehilangan pekerjaan, atau baru mengalami suatu hal yang tragis dalam hidup mereka, kata Megan. 

3. Jika Sudah Yakin, Komunikasikan dengan Baik

Menurut terapis pasangan, Shardeen Francis, LMFT, mengakhiri hubungan harus dilakukan sehalus mungkin layaknya pilot yang hendak mendaratkan pesawatnya.

"Seorang pilot akan memberitahu Anda saat sudah akan mendarat secara signifikan sebelum mereka mulai menjatuhkan pesawatnya. Demikian pula, putus seharusnya tidak mengejutkan pasangan," kata Shardeen.

"Bila memungkinkan, akan sangat membantu bila Anda dan pasangan mengomunikasikan apa yang tidak berhasil dalam hubungan kalian. Ini tidak hanya bisa membantu membuat pasangan lebih legowo, tetapi juga memberikan Anda ruang untuk memastikan ini keputusan yang tepat."

3 dari 4 halaman

4. Pahami Reaksinya Tidak Bisa Anda Kendalikan

Selanjutnya, mengutip Glamour, psikolog Franklin A Porter mengungkapkan bahwa tidak peduli seberapa baik kalimat yang telah disusun dan seberapa banyak empati yang Anda tuangkan, pahamilah bahwa Anda tidak akan bisa mengontrol reaksinya.

Sehingga persiapkanlah diri Anda untuk itu dan terapis pernikahan Shanet Dennis menyarankan untuk fokus mengutarakan apa yang Anda rasakan, ketimbang hanya menyudutkan atau menyalahkan pasangan.

"Jadi daripada mengatakan 'Kamu tidak pernah mempunyai waktu untukku', akan lebih baik jika Anda mengatakan, 'Aku menyadari kalau hubungan ini tidak memenuhi kebutuhanku'," kata Shanet.

Saat momentum ini, Anda pun mungkin tidak bisa mengelak kesedihan dan rasa sakit atas apapun yang menyebabkan hubungan berakhir. Namun, berfokuslah agar momentum tersebut tidak menjadi ajang saling menyalahkan.

4 dari 4 halaman

5. Hargai Privasi dan Keputusan Mantan

Setelah percakapan untuk mengakhiri hubungan selesai dilakukan, cobalah untuk menghormati tingkat privasi yang diinginkan oleh mantan kekasih Anda. Jika setelah putus, ia ingin jarak yang jelas, maka cobalah untuk menghormatinya.

Hal ini juga berlaku jika dirinya tidak ingin akhir hubungan Anda dan dirinya menjadi konsumsi publik. Artinya, saat ia ingin menunggu beberapa hari atau minggu sebelum memberi tahu teman dan keluarga bahwa hubungan Anda dengannya telah berakhir, cobalah untuk memenuhi permintaan itu.

"Gunakan akal sehat dan percayalah pada naluri Anda. Diskusikan dan hormatilah batasan satu sama lain,” kata Casey.

Pada akhirnya, mungkin akan mustahil untuk putus dengan pasangan tanpa ada rasa sakit yang terlibat. Tetapi jika percakapan dan prosesnya dilakukan secara baik dan jujur, maka proses putus cinta dianggap bisa sedikit lebih mudah.