Sukses

Dua Kandungan Berbahaya dalam Obat Batuk India Terkait Kematian 69 Anak di Gambia

Berdasarkan hasil analisis laboratorium, empat obat batuk yang dikonsumsi 69 anak di Gambia hingga meninggal dunia mengandung dietilen glikol dan etilen glikol yang melebihi ambang batas.

Liputan6.com, Jakarta Penyelidikan lebih lanjut terkait empat sirup obat batuk buatan India yang menyebabkan 69 anak di Gambia, Afrika Barat meninggal dunia masih dilakukan. Sejauh ini, terdapat dua kandungan berbahaya dalam obat tersebut.

Keduanya adalah dietilen glikol dan etilen glikol. Hasil analisis laboratorium sementara menemukan dua kandungan itu berada dalam batas yang tidak dapat ditolerir. Dietilen glikol dan etilen glikol tersebutlah yang dianggap menjadi biang kerok cedera ginjal akut pada 69 anak di Gambia.

"Analisis laboratorium dari sampel masing-masing produk menegaskan bahwa mereka mengandung dietilen glikol dan etilen glikol sebagai kontaminan dalam jumlah yang tidak dapat diterima," ujar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam peringatannya mengutip Times Now, Kamis (13/10/2022).

Menurut WHO, dietilen glikol dan etilen glikol merupakan kandungan beracun bagi manusia. Jika dikonsumsi, keduanya dapat menyebabkan kematian. Gejala dari efek toksiknya berupa sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan untuk buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental, dan cedera ginjal akut yang bisa menyebabkan kematian.

Sebuah laporan yang diterbitkan dalam Science Direct dibawah kepenulisan Dr Allister Vale, MD dan Direktur National Poisons Information Service, Birmingham, UK menemukan bahwa dietilen glikol dan etilen glikol dimetabolisme oleh alkohol yang dapat menghasilkan metabolit beracun.

Dietilen glikol dan etilen glikol dapat membuat orang yang mengonsumsinya mengalami koma, kejang, asidosis metabolik, dan gagal ginjal dengan mekanisme yang berbeda.

2 dari 4 halaman

4 Produk Sirup Obat Batuk Berbahaya

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan terkait empat sirup obat batuk yang dibuat oleh Maiden Pharmaceuticals, India itu. Begitupun dengan Badan Kesehatan PBB yang memberikan peringatan, karena mungkin keempatnya telah didistribusikan di luar negara Afrika Barat.

Keempat produk obat batuk itu adalah Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup.

Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan bahwa empat obat batuk yang dimaksud dikaitkan dengan cedera ginjal akut dan diduga menjadi penyebab dibalik kematian 69 anak di Gambia.

"Hilangnya nyawa anak-anak muda ini sangat memilukan bagi keluarga mereka," ujar Tedros mengutip The Guardian.

Pernyataan serupa dikeluarkan oleh anggota dewan penelitian medis di Gambia. Menurutnya seperti mengutip AP News, dalam seminggu terakhir, ada laporan anak dengan kondisi cedera ginjal akut yang telah meninggal dunia.

"Kami dapat memastikan bahwa dia telah menggunakan salah satu obat yang diduga menyebabkan hal ini, sebelum kedatangannya di klinik kami. Itu telah dibeli di apotek di Gambia. Obat tersebut telah diidentifikasi mengandung sejumlah besar racun yang merusak ginjal secara permanen," ujarnya. 

3 dari 4 halaman

Pihak Perusahaan Obat Belum Berikan Komentar

Terlebih, pihak Maiden Pharmaceuticals masih belum memberikan komentar. Pihak Kementerian Kesehatan India menyatakan bahwa sirup obat batuk tersebut hanya diekspor ke negara Afrika Barat.

"Namun, pasokan produk yang didistribusikan melalui pasar informal atau pasar bebas yang tidak diatur bisa menjual ke negara lain di Afrika, itu tidak dapat dikesampingkan," ujar pihak PBB itu.

"Selain itu, pabrik mungkin telah menggunakan bahan terkontaminasi yang sama dalam produk lain dan mendistribusikannya secara lokal atau ekspor. Oleh karena itu, eksposur secara global dimungkinkan.”

Sebelumnya, pihak Maiden Pharmaceuticals sempat mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki persetujuan sah untuk melakukan ekspor produk yang bersangkutan dan memperoleh bahan baku dari perusahaan bersertifikat dan bereputasi.

4 dari 4 halaman

Tidak Terdaftar di Indonesia

Merespons kejadian ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pun memberikan komentar. BPOM menyebutkan bahwa keempat obat batuk yang menjadi penyebab kematian dari 69 anak di Gambia tersebut tidak terdaftar di Indonesia.

"BPOM melakukan pengawasan secara komprehensif pre- dan post-market terhadap produk obat yang beredar di Indonesia. Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia dan hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM," ujar BPOM dalam sebuah keterangan yang dipublikasikan pada Rabu, 12 Oktober 2022.

BPOM mengungkapkan bahwa pihaknya juga akan terus melakukan perkembangan mengenai produk sirup obat batuk untuk anak yang teridentifikasi di Gambia tersebut.

"Masyarakat diimbau agar tidak resah menanggapi pemberitaan yang ada, jika masyarakat memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi apoteker, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya," sambung keterangan BPOM.