Sukses

Apa yang Harus Dilakukan untuk Jaga Kesehatan Mata Anak?

Orangtua memiliki peran penting untuk membantu menjaga kesehatan mata anak-anak. Apa saja yang harus diperhatikan orang tua dalam masa perkembangan mata anak?

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai salah satu indera, mata memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Untuk itu, penting menjaga mata agar selalu sehat. Akan tetapi, banyak dari kita yang memiliki ganggusn penglihatan.

Menurut WHO, sekitar 2,2 miliar orang di seluruh dunia memiliki gangguan penglihatan. Dari jumlah tersebut, setidaknya 1 miliar kasus belum tertangani.

Tak hanya dewasa, bahkan banyak anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan misalnya mata juling, retinopathy of prematurity dan ambliopia atau mata malas.

Dokter spesialis mata anak dan ketua layanan pediatri oftalmologi & strabismus JEC Eye Hospital & Clinics Dr. Ni Retno Setyoningrum, SpM(K), MMedEdu menjelaskan apa yang harus diperhatikan saat perkembangan mata anak dalam acara peluncuran "Care for Life" oleh Bosch Divisi Automotive Aftermarket.

Menurut Dokter Ni, bayi yang baru lahir hanya bisa melihat cahaya terang dan gelap. Mereka mampu melihat warna pada usia 3 bulan.

"Waktu baru lahir, baru kemampuannya melihat warna yang hitam, putih, dan abu-abu," ucap Dokter Ni.

Jika bayi lahir prematur, maka harus dicek saraf matanya, apakah terjadi kelainan di matanya (retinopathy of prematurity).

Untuk mengetahui kondisi kesehatan mata anak, sejak usia 2 bulan kita harus memperhatikan apakah matanya ada belekan banyak, atau ada putih-putih di mata.

Leukokoria ialah kondisi jika pupil berwarna putih atau bersinar yang menandakan ada tanda kelainan pada mata tersebut.

"Itu dimana kemungkinan ada katarak, retinopathy of prematurity, atau kanker," jelasnya.

Jika terjadi masalah pada mata maka harus segera dibawa ke dokter."

Selain itu, pada usia 3-6 bulan, kita harus menjaga agar mata anak tidak juling. Jika curiga anak juling, maka segera bawa ke dokter mata.

Ketika anak menginjak usia 4 tahun, penglihatannya sudah harus sama dengan orang dewasa.

"Itu batas maksimum 4 tahun," ujar Dokter Ni.

Jika hingga saat itu dirasa ada yang salah dengan penglihatan anak, misalnya menonton TV dari jarak dekat karena tidak kelihatan, maka harus segera dibawa ke dokter anak.

 

 

2 dari 4 halaman

Dampak COVID-19 pada Mata

COVID-19 pun turut memperburuk kesehatan mata anak. Hal ini karena anak-anak terlalu sering melihat layar hp atau laptop dari jarak dekat dan durasi panjang dibanding melihat pemandangan yang jauh.

"Tak heran kalau pascapandemi ini banyak anak yang minusnya tinggi, silindernya tinggi, ada yang juga juling," ucap Dokter Ni.

Menurut Dokter Ni, kita harus memperhatikan screen time, yaitu waktu yang dihabiskan di depan layar elektronik, misalnya televisi, tablet, atau smartphone. Kita perlu mengambil jeda sejenak di tengah-tengah aktivitas di depan layar elektronik.

"Istirahat setiap 20 menit itu 20 detik istirahatnya melihat jarak 6 meter," jelas Dokter Ni.

Atau bisa beristirahat selama 15 menit tiap 2 jam bekerja.

"Jangan lupa ditetes air mata buatan supaya mata kita tidak kering," tambahnya.

Menurut Dokter Ni, kita berkedip lebih jarang di depan layar komputer. yang menyebabkan mata kita kering. Di depan komputer, kita hanya berkedip 8 kali, atau setengah dari kondisi normalnya.

 

3 dari 4 halaman

Peran Orangtua

Orangtua memiliki peran besar untuk membantu menjaga kesehatan mata anak. Salah satunya yaitu dengan rutin memeriksakan mata anak sejak dini setiap satu tahun sekali.

"Pemeriksaan mata anak di usia dini sangat penting," ucap Dokter Ni.

Hal ini sebab gangguan penglihatan misalnya mata minus, jika tidak segera ditangani akan bertambah parah. Mata minus yang tinggi dapat menyebabkan mata malas.

Mata malas atau ambliopia merupakan kondisi penurunan daya lihat pada satu mata akibat dari perkembangan daya lihat yang abnormal pada masa bayi atau kanak-kanak, menurut KlikDokter.

Selama pandemi, anak-anak kebanyakan menghabiskan waktunya untuk bermain gadget dan menonton televisi seharian.

Padahal, anak di bawah 2 tahun tidak boleh menonton TV atau bermain gadget. Sedangkan anak berusia 2 hingga 5 tahun boleh selama 30 menit perhari, menurut Dokter Ni.

Selain itu, anak juga perlu aktivitas di luar ruangan setidaknya 2,5 jam perharinya. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk membuat rencana bermain atau berolahraga bersama anak agar mereka tidak terpaku pada layar gadget.

"Anak-anak itu sebenarnya lebih membutuhkan waktu dengan orangtuanya dibandingnya bermain dengan handphone," ujar direktur projek SOS Children's Villages Indonesia Hardian Baja Gunanta pada kesempatan yang sama.

"Jangan sampai handphone menggantikan fungsi ibu," tegas Baja.

 

 

4 dari 4 halaman

Cara agar Anak memiliki Penglihatan Baik

Cara agar anak memiliki penglihatan yang baik menurut situs myvision.org:

1. Gantungkan objek berwarna-warni di atas boks bayi anak Anda. Ini memberi mereka sesuatu yang menarik untuk dilihat saat berbaring dan melatih mata mereka untuk lebih fokus pada objek yang jauh. Namun, perlu diperhatikan bahwa Anda tidak boleh menaruhnya terlalu ke atas. Hal ini karena dapat membuat bayi terlalu melihat ke atas yang bisa menyebabkan juling, menurut Dokter Ni.

2. Beri anak Anda banyak waktu untuk menjelajahi lingkungan mereka. Semakin banyak yang mereka lihat dan lakukan, semakin banyak peluang yang mereka miliki untuk mengembangkan berbagai aspek penglihatan mereka.

3. Beri anak Anda banyak mainan dan aktivitas yang merangsang mata. Beberapa contoh misalnya puzzle, perlengkapan seni, dan balok kayu atau plastik.

4. Habiskan waktu bersama anak Anda di luar ruangan secara teratur. Anak-anak yang terpapar lingkungan luar ruangan lebih sering lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami miopia (rabun jauh).

(Adelina Wahyu Martanti)