Sukses

0 - 5 Tahun, Periode Emas Jaga Kesehatan Mental Anak Tetap Baik

Orangtua perlu memerhatikan kesehatan mental anak bahkan sejak buah hati masih berada di dalam kandungan.

Liputan6.com, Jakarta - Usia 0 hingga 5 tahun merupakan fase terpenting dalam menjaga kesehatan mental anak. Seperti disampaikan anggota Ikatan Psikolog Klinis Wilayah DkI Jakarta Amanda Margia Wiranata, periode tersebut merupakan periode emas atau golden years.

"Golden years itu masa nol sampai lima tahun, itu memang perlu kita jaga kesehatan mental anak sampai nanti dia dewasa melewati usia 18 tahun," kata Amanda, Jumat, 14 Oktober 2022, dilansir Antara.

Menurutnya, orangtua perlu memerhatikan kesehatan mental anak bahkan sejak buah hati masih berada di dalam kandungan. Caranya, orangtua, terutama ibu harus selalu menjaga kesehatan mental selama kehamilan karena kondisi tersebut akan berpengaruh pada janin.

"Di masa kandungan, orangtua yang mengalami stres berat itu bisa berpengaruh pada janin dan terbawa sampai anak tumbuh besar. Jadi, kita harus jaga dari semasa kehamilan sampai melahirkan, dan lima tahun pertama itu penting dalam perkembangan anak," jelas Amanda.

Menjaga kesehatan mental anak sangat penting, kata Amanda, sebab anak yang sehat mental bisa tumbih dan berkembang secara optimal pada aspek kognitif, sosial, dan emosional.

Anak-anak yang punya masalah kesehatan mental, kata Amanda, akan mengalami gejala baik fisik maupun psikis. Gejala fisik yang muncul bisa berupa sakit kepala atau sakit perut. Sedangkan pada psikologis seperti munculnya perubahan perilaku dan emosional.

"Yang tadinya anak ceria jadi pemurung. Kemudian secara sosial, anak yang tadinya senang bermain dengan teman-temannya menjadi menarik diri. Di sekolah yang tadinya semangat, jadi mogok sekolah," kata Amanda. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Orangtua Harus Luangkan Waktu

Anak yang mempunyai masalah kesehatan mental, kata Amanda, biasanya sulit mempertahankan perhatian pada materi pelajaran di sekolah dan mudah terdistraksi oleh lingkungan sekitarnya. Kondisi tersebut mengakibatkan prestasi anak di sekolah menurun.

Untuk mencegahnya, orangtua perlu meluangkan waktu 15-20 menit untuk memberi perhatian penuh pada anak setiap hari.

"Ini untuk setiap anak. Orangtua harus memberika perhatian penuh tanpa terbagi, jadi enggak boleh sambil pegang gadget atau mengerjakan sesuati yang lain, tapi penuh untuk anak. Kalau anaknya ada tiga, berarti 20 menit kali tiga. Tergantung anak mau ditemani main atau ngobrol," ujar Amanda.

Orangtua juga perlu melibatkan diri dengan minat anak, kata Amanda. Semisal, jika anak senang bermain game, orangtua bisa ikut bermain game bersama anak, dengan catatan tidak berlebihan dan tetap memperhatikan keseimbangan dengan aktivitas lainnya.

"Walaupun gim daring, tetap ada yang nyata, sehingga enggak semua daring, tetap ada tatap muka secara langsung, itu lebih dibutuhkan," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Orangtua Perlu Hadir Secara Fisik dan Emosional

Dalam kesempatan berbeda, dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) dr Pangeran Erickson Arthur Siahaan, Sp,KJ pun mengatakan, orangtua wajib hadir secara fisik dan emosional dalam setiap perkembangan dan pertumbuhan anak agar buah hati terhindar dari gangguan mental.

"Kita sebagai orangtua itu wajib hadir di dalam hidup anak-anak kita. Wajib hadir itu bukan hanya perkara hadir secara fisik saja, tapi juga perlu ada secara emosional," ujarnya, Senin, 10 Oktober 2022.

Anak akan merasa aman ketika membutuhkan perlindungan hingga dukungan untuk mengeluarkan potensi terbaiknya jika orangtua hadir secara fisik dan emosional.

Selain itu, Erickson juga menekankan pentingnya bagi orangtua menerapkan pola asuh yang baik yang disebutnya dengan "good enough parent". Pada pola asuh tersebut, orangtua tidak terlalu otoriter tetapi juga tidak terlalu permisif. Dengan demikian, orangtua tidak memaksakan kehendak pada anak, terutama terkait dengan potensi anak.

4 dari 4 halaman

Pantau Pertumbuhan Anak agar Sesuai Usia

Orangtua juga harus memantau pertumbuhan dan perkembangan anak agar sesuai dengan tahapan di kelompok usianya. Apresiasi juga perlu diberikan pada anak ketika mereka mampu memberikan kemajuan sekecil apa pun.

Ketidakseimbangan di antara faktor biologis, psikologi, dan sosial bisa menjadi cikal bakal gangguan mental pada anak.

"Sebagai orangtua perlu observasi supaya kita tahu perkembangan anak kita dari hari demi hari seperti apa. Apakah ini sudah sesuai dengan usianya atau tidak. Karena gangguan itu sendiri atau gangguan perkembangan anak, banyak ragamnya," ucap Erickson.

Kesehatan mental yang kerap dihadapi oleh populasi anak, kata Erickson, misalnya adanya pengabaian dari orangtua, kondisi kekerasan, kurangnya pola asuh yang baik, hingga hal-hal tersebut bisa menimbulkan distress berlebihan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.