Liputan6.com, Jakarta Puncak kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau gagal ginjal akut misterius di Indonesia dimulai sejak akhir Agustus hingga Oktober 2022. Namun sebenarnya, kasus pertama sudah ditemukan sejak awal tahun tepatnya di bulan Januari.
Berdasarkan data himpunan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) per 18 Oktober 2022, terlapor ada sebanyak 206 anak di Indonesia yang mengalami gagal ginjal akut.
Baca Juga
Berikut perjalanan gagal ginjal akut sejak Januari hingga Oktober 2022.
Advertisement
- Januari: 2 kasus
- Februari: 0 kasus
- Maret: 2 kasus
- April: 0 kasus
- Mei: 5 kasus
- Juni: 3 kasus
- Juli 5 kasus
- Agustus: 36 kasus
- September: 78 kasus
- Oktober: 75 kasus
Dari 37 provinsi yang ada di Indonesia, terdapat 20 provinsi yang diantaranya melaporkan adanya kasus gangguan ginjal akut. Provinsi apa sajakah itu? Berikut datanya menurut Kemenkes RI per 18 Oktober 2022.
- DKI Jakarta: 40 kasus
- Jawa Barat: 40 kasus
- Jawa Timur: 25 kasus
- Sumatera Barat: 21 kasus
- Aceh: 18 kasus
- Bali: 17 kasus
- Banten: 11 kasus
- Daerah Istimewa Yogyakarta: 11 kasus
- Sumatera Utara: 8 kasus
- Jambi: 3 kasus
- Kepulauan Riau: 3 kasus
- Sumatera Selatan: 1 kasus
- Jawa Tengah: 1 kasus
- Kalimantan Barat: 1 kasus
- Kalimantan Timur: 1 kasus
- Kalimantan Selatan: 1 kasus
- Sulawesi Selatan: 1 kasus
- NTT: 1 kasus
- Papua: 1 kasus
- Papua Barat: 1 kasus
Dari 206 anak, 99 diantaranya meninggal dunia akibat gagal ginjal akut. Namun data terkait kasus meninggal dunia sendiri belum diketahui pasti ada terletak pada provinsi mana.
Data terakhir menunjukkan bahwa angka kematian pasien yang dirawat terutama di RSUP Dr Cipto MangunKusumo (RSCM) sendiri mencapai 65 persen.
Rumah Sakit Rujukan Gagal Ginjal Akut
Merespons hal ini, Kemenkes RI melalui surat nomor SR.01.05/III/3461/2022 perihal Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal pada Anak mengeluarkan daftar rumah sakit rujukan dialisis anak.
Terdapat 14 rumah sakit yang dijadikan rujukan untuk penanganan gangguan ginjal akut pada anak di Indonesia. Berikut diantaranya.
- RSUP Dr. Cipto MangunKusumo
- RSUD Dr. Soetomo
- RSUP Dr. Kariadi Semarang
- RSUP Dr. Sardjito
- RSUP Prof Ngoerah
- RSUP H. Adam Malik
- RSUD Saiful Anwar Malang
- RSUP Hasan Sadikin
- RSAB Harapan Kita
- RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
- RSUP Dr. M Djamil
- RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
- RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
- RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Sejak merebaknya kasus gangguan ginjal akut di Indonesia, Kemenkes RI memang telah melakukan penelitian dengan sejumlah ahli epidemiologi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, dan Puslabfor.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada sisa sampel obat yang dikonsumsi para pasien, memang ditemukan adanya jejak senyawa yang berpotensi menyebabkan gangguan ginjal akut progresif atipikal ini.
Advertisement
Hasil Investigasi Gagal Ginjal Akut
Juru Bicara Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa hasil investigasi termasuk soal senyawa yang diduga menjadi penyebab gangguan ginjal akut tersebut kemungkinan akan diungkap pada minggu depan.
"Senyawa apa yang diduga (menjadi penyebab gangguan ginjal akut)? Kalau kita melihat hasil penyelidikan atau penelitian di Gambia Afrika, itu memang ada dikaitkan dengan senyawa yang ada di empat macam obat batuk dan pilek yang sudah disebutkan BPOM mengandung dietilen glikol maupun etilen glikol," ujar Syahril dalam konferensi pers ditulis Kamis, (20/10/2022).
"Untuk itu, kami belum bisa mem-publish karena sedang dalam penelitian, yang insyaallah minggu depan hasil penelitiannya akan kita publish."
Selain itu, untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes RI sendiri mengimbau untuk penghentian sementara resep dan konsumsi obat-obatan dalam bentuk cair atau obat sirup.
Penghentian itu akan berlangsung hingga hasil penelitian tuntas.
Angka Kematian Gagal Ginjal Akut Tinggi
Syahril pun mengungkapkan penyebab dibalik angka kematian dari kasus gangguan ginjal akut yang tinggi. Menurutnya, penyebabnya berkaitan dengan fungsi ginjal itu sendiri yang memainkan peranan sangat penting bagi tubuh.
"Ginjal itu sebagai pusat metabolisme, organ yang sangat penting. Apabila dia terjadi (gangguan), ini akan mengganggu metabolisme dan gangguan metabolisme ini akan menyebabkan organ lainnya terganggu juga," ujar Syahril.
"Nah untuk itu, kita boleh sampai terganggu. Tapi jangan sampai gagal. Gagal ginjal itu artinya apa? Ginjal itu tidak bisa lagi melakukan aktivitasnya sebagai alat metabolisme tubuh."
Syahril menjelaskan, kondisi ginjal yang terganggu ditandai dengan frekuensi dan jumlah urine yang menurun. Bahkan jika terjadi kerusakan yang berat, maka produksi urine bisa terhenti sama sekali.
"Untuk yang tadi tingkat kematiannya tinggi, itu dikarenakan dia sudah masuk ke fase itu. Makanya pada saat ini, kita sampaikan imbauan pada masyarakat, tenaga kesehatan untuk lebih waspada dan cepat melakukan tindakan bila ada gejala yang saya sebutkan tadi," kata Syahril.
Advertisement