Sukses

Tingkat Bunuh Diri di Indonesia Diprediksi 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan

Emotional Health for All (EHFA) menyerukan bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.

Liputan6.com, Jakarta Emotional Health for All (EHFA) menyerukan bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.

Menurut Project Leader & Founder EHFA Dr. Sandersan Onie, topik kesehatan mental sebenarnya semakin terdengar beberapa tahun belakangan.  Ini membuat orang-orang mulai peduli dengan kesehatan mental.

Namun, ternyata permasalahan kesehatan mental di Indonesia dinilai cukup tinggi. Hal ini ditandai dengan tingkat bunuh diri yang masih banyak.

“Berdasarkan penelitian terbaru, kami menemukan bahwa tingkat bunuh diri di Indonesia yang sebenarnya mungkin setidaknya 4 kali lipat dari angka yang dilaporkan. Dan jumlah percobaan bunuh diri setidaknya 7 kali lipat dari jumlah tersebut,” kata pria yang akrab disapa Sandy dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2022).

Sementara, data lainnya menunjukkan bahwa hanya terdapat 4.400 psikolog dan psikiater di Indonesia yang jumlah populasinya lebih dari 250 juta orang. Maka dari itu, jumlah tenaga kesehatan mental di Indonesia dinilai minim.

Kesehatan mental tidak mengenal usia, jenis kelamin, agama, ataupun status sosial. Semua orang berhak mendapatkan akses layanan dan penanganan kesehatan mental yang tepat.

Mengenai penanganan masalah kesehatan mental melalui pendekatan agama, Sandy menjelaskan bahwa ia sering menemukan kejadian diskriminasi yang didasarkan pada keyakinan yang keliru tentang agama.

Contohnya, orang dianggap memiliki gangguan kesehatan mental akibat imannya kurang, mengalami kesurupan, dan stigma lainnya yang mengabaikan masalah kesehatan mental. Hal ini menyebabkan kemajuan edukasi tentang kesehatan mental sangat lambat.

2 dari 5 halaman

Deklarasi Relio-Mental Health Indonesia

Guna memperluas edukasi dan menghilangkan diskriminasi, EHFA akan mengadakan Indonesia Mental Health Movement: It Starts and Ends with Us pada 29 Oktober 2022 di The Kasablanka Hall, Kota Kasablanka Mall Lantai 3.

Acara ini merupakan kerja sama antara EHFA, Yayasan Kesehatan Umum Kristen (YAKKUM), dan Black Dog Institute.

EHFA dan para partner mengajak masyarakat untuk mulai sadar akan pentingnya memprioritaskan kesehatan mental dan mawas diri. Karena dalam acara ini EHFA, YAKKUM, dan Black Dog Institute akan melaksanakan Deklarasi Relio-Mental Health Indonesia yang merupakan acara deklarasi kesehatan mental lintas agama untuk mengatasi tantangan kesehatan mental di Indonesia.

Deklarasi Relio-Mental Health yang akan ditandatangani oleh para perwakilan pemuka agama adalah bentuk dukungan agama terhadap kesehatan mental masyarakat Indonesia.

Penandatanganan deklarasi ini menjadi bukti bahwa agama di Indonesia mendukung kesehatan mental dan tidak menyampingkan masalah kesehatan mental yang dialami masyarakat Indonesia.

3 dari 5 halaman

Stigma di Masyarakat

Di media sosial, para ahli hingga influencer mulai membagikan topik mengenai kesehatan mental. Namun, masyarakat cenderung mendiskriminasi dan mengucilkan orang yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Stigma yang masih beredar di masyarakat salah satunya orang dengan gangguan kesehatan mental dianggap gila atau tidak waras. Akibatnya, keluarga dan korban dari gangguan kesehatan mental menjadi malu untuk mencari pertolongan profesional.

Masyarakat juga masih menganggap kesehatan mental dan bunuh diri sebagai sesuatu yang tabu dan masih memiliki kesalahpahaman mengenai kesehatan mental. Padahal, kesehatan mental adalah aspek penting yang mendorong produktivitas.

Terkait dengan kesehatan mental, bunuh diri, dan produktivitas, Sandy menjelaskan, kesehatan mental dan bunuh diri berdampak besar pada ekonomi. Diperkirakan kematian dan hilangnya produktivitas memakan biaya Rp582 triliun per tahun.

Sementara itu, kemajuan untuk penanganan kesehatan mental berjalan lambat. Dengan demikian, kesehatan mental adalah sesuatu yang harus disadari oleh masyarakat agar dapat tetap hidup produktif.

4 dari 5 halaman

Mendorong Masyarakat Tinggalkan Stigma

Melalui acara ini, EHFA ingin membentuk rasa peduli masyarakat akan kesehatan mental serta mendorong masyarakat untuk meninggalkan stigma negatif terhadap gangguan kesehatan mental.

“Dengan adanya para pakar dan Deklarasi Relio-Mental Health yang akan ditandatangani para pemuka agama, acara ini diharapkan menjadi langkah awal yang dapat mengubah pandangan masyarakat Indonesia terhadap kesehatan mental.”

Saat acara ini berlangsung pada 29 Oktober 2022, audiens dapat mengikuti mental health screening secara offline maupun online. Mental health screening ini dapat menjadi langkah awal untuk lebih memahami kondisi kesehatan mental.

Audiens yang menghadiri acara secara offline juga dapat berbincang-bincang dengan para pakar atau psikolog yang hadir. Indonesia Mental Health Movement: It Starts and Ends with Us juga merupakan official attempt untuk memecahkan Guinness World Records World’s Largest Mental Health Awareness Lesson (online dan offline).

5 dari 5 halaman

KONTAK BANTUAN

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.