Sukses

Ramuan Herbal Penurun Demam yang Tak Pahit untuk Anak Rekomendasi Dokter Pengembang Obat Tradisional

PDPOTJI rekomendasikan ramuan penurun demam yang aman dan tak pahit untuk anak di tengah meningkatnya kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak.

Liputan6.com, Jakarta - Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) yang menyerang anak terutama berusia di bawah 5 tahun mengalami peningkatan. Kemenkes himbau masyarakat untuk sementara tidak mengonsumsi obat dalam bentuk cair atau sirup tanpa berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan.

Hal ini disebabkan karena beberapa senyawa dalam obat tersebut yaitu dietilen glikol dan etilen glikol diduga menjadi penyebab GgGAPA.

Oleh karena itu, Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) merekomendasikan dua ramuan herbal alami yang aman untuk anak sebagai alternatif penurun demam dan pereda batuk pilek.

Ramuan ini memiliki rasa yang enak (tidak pahit) dan bahannya murah serta mudah didapatkan sehinggadapat dibuat dengan mudah dan disiapkan secara higienis.

Dikutip dari instagram ofisial PDPOTJI yaitu @pdpotji_official, resep ramuan penurun demam dan pereda batuk dibagi menjadi 2 berdasarkan usia anak, yaitu:

1. Ramuan penurun demam dan/atau pereda batuk pilek untuk bayi usia 6 bulan - 1 tahun: Susu Kunyit

Dikonsumsi 3 kali sehari, sebelum atau sesudah makan.

Bahan-bahan:

-1/8 sampai 1/4 sendok teh kunyit bubuk (diutamakan kunyit bubuk organik).

-Air Susu Ibu (ASI) atau Susu Formula dengan volume yang biasa dikonsumsi.

Cara Membuat:

• Siapkan ASI atau susu formula hangat dalam gelas, masukkan kunyit bubuk, lalu aduk sampai rata.

• Ramuan siap diminum.

Peragaan Pembuatannya juga dapat disimak pada kanal Dokter Herbal TV di link ini:

https://youtu.be/8CImT3a3Nvk

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Ramuan penurun demam dan pereda batuk pilek pada anak usia 1-12 tahun: Sirup madu bawang jahe

Ramuan ini dikonsumsi 3 kali 5 ml sehari, sebelum atau sesudah makan.

Bahan-bahan:

-30 ml madu murni

-1 siung bawang merah, dicincang halus

-1 siung bawag putih, dicincang halus

-10 gram jahe segar, dicincang halus

-1/2 buah jeruk nipis, diperas

Cara membuat:

-Masukkan cincangan bawang merah, bawang putih, dan jahe ke dalam botol yang berisi madu, lalu masukkan air perasan jeruk nipis.

-Tutup botolnya, kemudian kocok atau guncang guncang botolnya.

-Diamkan dalam suhu kamar selama 8 jam, sehingga didapatkan sirup dengan konsistensi encer.

-Saring, tuang ke dalam botol obat yang bersih dan kering.

-Siap dikonsumsi dengan takaran 1 sendok teh (5 ml) sekali minum.

-Simpan dalam kulkas dan habiskan dalam waktu 2-3 hari.

Peragaan Pembuatannya juga dapat disimak melalui kanal Dokter Herbal TV di link ini:

https://youtu.be/1dAuZhQXE-I

Tak hanya untuk anak yang sakit, kedua ramuan di atas juga bisa dikonsumsi oleh anak yang sehat dengan dosis 1 kali sehari. Konsumsi ramuan ini bertujuan untuk memelihara kesehatan dan menguatkan daya tahan tubuh.

3 dari 4 halaman

Manfaat Ramuan Herbal

 

Menurut PDPOTJI, bahan-bahan herbal yang digunakan dalam 2 ramuan di atas secara empirik terbukti aman dan berkhasiat dalam membantu menurunkan demam dan meredakan batuk pilek pada anak tanpa ada laporan efek samping.

Selain itu, rasanya yang tidak pahit dapat menjadi alternatif obat puyer yang tidak disukai anak-anak.

Hasil-hasil penelitian juga mengonfirmasi keamanan penggunaan kedua ramuan ini pada anak dan aktivitas sebagai:

-anti-oksidan (penangkal radikal bebas)

-imunomodulator (penguat daya tahan tubuh)

-anti-inflamasi (antiperadangan)

-antipiretik (penurun demam)

-antitusif (penekan refleks batuk)

-mukolitik (pengencer dahak)

-dekongestan (pelega kongesti hidung)

-anti-alergi yang ringan pada anak.

Konsumsi ramuan herbal di atas dapat menjadi kontra-indikasi pada anak yang alergi terhadap salah satu bahan. Akan tetapi kasus alergi terhadap bahan-bahan herbal di atas sangat amat jarang.

Meskipun demikian, orang tua atau wali tetap perlu berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter atau tenaga kesehatan sebelum memberikan ramuan herbal pada anak. 

4 dari 4 halaman

Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal Saat Ini

Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang merupakan salah satu rumah sakit yang merawat sejumlah pasien gangguan ginjal akut progesif atipikal pada anak.

Menurut spesialis ginjal di klinik anak RSSA Malang, dr Krisni Soebandijah, usia pasien gangguan ginjal akut pada anak antara 2-5 tahun dan didominasi jenis kelamin lelaki. Mayoritas bergejala demam, muntah, diare, batuk pilek (infeksi saluran pernafasan) dan nyeri perut.

"Bisa saja tanpa gejala, tapi sebagian besar pasien kasus gagal ginjal akut pada anak yang dirujuk ke sini ada gejala itu,” kata Krisni di Malang.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur Perwakilan V Malang Raya, dr Harjoedi Adji Tjahjono, mengimbau masyarakat tak memberikan obat cair maupun sirup pada anak sembari menunggu hasil penelitian BPOM.

“Tetap waspada, jangan sampai dehdrasi. Bila anak tak buang air kecil mendadak dalam 12 jam atau malah sama sekali tidak kencing selama satu hari segera periksa kesehatan,” katanya.

Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyampaikan berdasarkan data per 21 Oktober 2022, jumlah kasus GgGAPA pada anak sebanyak 241 kasus.

Data ini dilaporkan dari 22 provinsi. Adapun angka kematian yaitu sebanyak 133 kematian atau 55 persen dari jumlah kasus.

(Adelina Wahyu Martanti)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.