Sukses

86 Kasus Gangguan Ginjal Akut di DKI Jakarta, Ini Gejala yang Muncul

Kasus gangguan ginjal akut atipikal progresif pada anak yang terjadi di DKI Jakarta berjumlah 86 per Sabtu, 22 Oktober 2022.

Liputan6.com, Jakarta Kasus gangguan ginjal akut atipikal progresif (GgGAPA) di DKI Jakarta berjumlah 86 dari awal tahun hingga Sabtu, 22 Oktober 2022. Tingkat kematian kasus ini di DKI mencapai 55 persen seperti disampaikan Kasie Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ngabila Salama.

Dari segi usia, mereka yang berumur di atas lima tahun hanya ada 17 kasus. Ini artinya sebagian besar kasus terjadi pada anak di bawah lima tahun.

"80 persen mengenai balita kita, banyak yang berusia 1-2 tahun. Ini perlu menjadi perhatian kita," lanjut Ngabila dalam Live Instagram pada Sabtu, 22 Oktober 2022.

Pada kasus di DKI Jakarta, demam adalah gejala yang paling banyak dikeluhkan anak-anak yang mengalami gangguan ginjal akut atipikal progresif. Disusul dengan gangguan saluran cerna diantaranya anak nyeri perut, mual, muntah.

Baru sekitar rata-rata 5-9 hari kemudian disusul dengan jumlah urine berkurang bahkan tidak bisa pipis sama sekali.

"Waktu antara dari ada gejala pertama kali sampai dengan tidak ada kencing sekitar 5-9 hari. Lalu, dari gejala sampai rawat inap rata-rata 5-9 hari, tutur Ngabila.

 

2 dari 3 halaman

Bila Anak Telanjur Minum Obat Sirup

Bagi orangtua yang anaknya baru saja mengonsumsi obat sirup perlu dilakukan pemantauan sampai dengan 10 hari terakhir minum obat tersebut.

"Itu langkah antisipasi kita."

Hal-hal apa saja yang perlu dicek? Pastikan cek kondisi anak :

- Apakah ada demam?

- Apakah ada mual, mencret?

- Ada batuk atau pilek?

- Lalu, cek terus frekuensi dan jumlah urine anak, apakah berkurang atau tidak?

Bila mengalami pengurangan atau bahkan tidak buang air kecil sama sekali sebaiknya segera diperiksakan ke dokter terdekat. Jangan sampai menunggu gejala parah pada anak.

"Jangan sampai gejalanya sudah keburu berat. Gejala berat itu jika sudah tidak kencing satu hari, sudah menurun kesadaran, sesak napas, ini artinya sudah banyak racunnya dan butuh rumah sakit yang lebih advanced lagi," kata Ngabila.

 

3 dari 3 halaman

Cara Mencegah Anak agar Tidak Sakit

Hal pertama yang bisa dilakukan adalah mencegah anak jatuh sakit. Jangan sampai anak terkena infeksi baik itu saluran cerna dan napas.

"Artinya anak harus jaga jarak, memakai masker, rajin cuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga lingkungan agar tidak ada tikus sebagai vektor penyakit. Mencegah anak sakit lebih dulu, supaya anak enggak perlu konsumsi obat," katanya.

Lalu, Ngabila menyarankan pada anak yang sedang sakit, orangtua sebaiknya membawa ke dokter. Lalu, ikuti petunjuk dokter termasuk penggunaan obat yang tepat.

"Jika 2-3 hari tidak mengalami perbaikan kembali ke dokter, dokter akan melakukan pemeriksaan awal darah yang bisa dilakukan di 44 puskesmas di DKI. Kalau ada indikasi gangguan ginjal ringan, dokter di puskesmas di klinikan akan rujuk ke faskes yang lebih baik, sehingga proses tata laksanan lebih cepat, lebih agresif," katanya.