Sukses

Omicron XBB Masuk RI, Wamenkes Dante Wanti-Wanti Kasus COVID-19 Naik Lagi

Waspada terhadap kenaikan kasus COVID-19 beberapa hari ke depan dengan adanya varian XBB.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Republik Indonesia Dante Saksono Harbuwono meminta seluruh elemen masyarakat waspada terhadap kemunculan subvarian Omicron XBB. Terlebih, varian XBB sudah terdeteksi di Indonesia dengan temuan satu kasus yang diumumkan pada 22 Oktober 2022.

Saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang memetakan dan menelusuri lebih jauh penyebaran Omicron XBB melalui Whole Genome Sequencing (WGS). Kewaspadaan juga tetap harus dilakukan karena potensi kenaikan kasus COVID-19 dalam beberapa hari ke depan bisa saja terjadi.

"Sedang kami petakan karena memang datanya masih belum lengkap untuk varian tersebut (varian XBB)," ujar Dante usai acara pengukuhan dirinya sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Kampus UI Salemba, Jakarta, baru-baru ini.

"Yang saya perlu sampaikan, walaupun sekarang angkanya kematian rendah, bukan tidak mungkin akan meningkat lagi dalam beberapa hari ke depan."

Dante juga meminta masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dengan baik. Di masa transisi menuju endemi, kesadaran masyarakat untuk melindungi diri sendiri dan orang lain tetap harus dibangun.

"Karena itu masyarakat diimbau menjaga protokol kesehatan dengan baik," lanjutnya.

Berdasarkan Laporan Harian COVID-19 Kemenkes RI per 22 Oktober 2022, dominasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia secara umum diduduki oleh varian Omicron. Ada tiga provinsi dengan laporan jumlah sampel genom sekuensing varian Omicron terbanyak, yaitu di DKI Jakarta yang diperiksa mencapai 13.083 sampel.

2 dari 4 halaman

Waspada Lihat XBB di Singapura

Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB, termasuk Indonesia. Kasus pertama varian XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal yang terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun.

Perempuan tersebut baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif COVID-19 varian XBB. 

Dante Saksono Harbuwono menuturkan Kemenkes gencar melakukan penelusuran WGS setelah varian XBB melanda negara tetangga, Singapura. Di sana, kasus COVID-19 naik tajam yang disebut-sebut dari adanya penyebaran transmisi lokal varian XBB.

"Jadi memang varian baru ini kan merebak di Singapura. Di sana, kira-kira 600-an, lalu lama-lama sampai 6.000 sampai 9.000 pasien setiap hari di Singapura," tuturnya.

"Kemarin-kemarin kami evaluasi. Kan kita punya sistem genom sekuensing yang baik untuk menemukan, apakah ada mutasi baru dari varian-varian Virus Corona tersebut, sehingga kami menemukan varian XBB seperti yang ada di Singapura."

3 dari 4 halaman

Gelombang yang Pendek dan Tajam

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung memperkirakan kehadiran XBB akan membuat kasus rata-rata di angka 15 ribu per hari. Bahkan mungkin juga di angka 20.000 bahkan 25.000 saat mencapai puncak kasus.

“Ini kemungkinan akan menjadi gelombang pendek dan tajam,” kata Ong, dilansir Channel News Asia pada Senin (17/10/2022).

Terkait kehadiran subvarian Omicron XBB, Ong menekankan, masyarakat perlu menggunakan masker bila merasa kurang sehat atau tinggal bersama orang lanjut usia (lansia).

Lansia dan bagi seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga harus mengenakan masker di lingkungan dalam ruangan yang ramai. Sementara itu, masyarakat yang berada di tempat ramai atau mengunjungi atau berinteraksi dengan orang yang rentan harus menggunakan masker.

"Ini merupakan tanggung jawab pribadi seseorang," lanjut Ong, dikutip dari The Straits Times.

Ong ikut mengingatkan bagi pelajar dan mahasiswa yang jelang menjelani tes atau ujian untuk memakai masker saat berada di keramaian. Hal ini demi mencegah tertular COVID-19.

4 dari 4 halaman

Prediksi Puncak XBB di Singapura

Hingga per 17 Oktober 2022, varian XBB merupakan subvarian Omicron menyebabkan penularan pada 54 persen kasus COVID-19 di Singapura. Dalam hal ini, kenaikan kasus COVID-19 di Singapura disinyalir akibat penyebaran subvarian Omicron ini. 

Meski menular dengan cepat, Ong Ye Kung menegaskan, bahwa varian XBB tidak lebih parah dibandingkan dengan varian Omicron sebelumnya.

Sebagai contoh, per 14 Oktober 2022, ada 9.087 kasus COVID-19 di Singapura. Pada hari itu yang masuk ICU ada sembilan, lalu ada 562 masuk rumah sakit dengan 44 di antaranya, membutuhkan bantuan oksigen.

Ong memprediksi puncak kasus COVID-19 akibat Omicron XBB akan terjadi pada pertengahan November 2022. Kemudian disusul dengan meredanya penularan varian XBB.

Terkait protokol kesehatan demi mencegah penularan Virus Corona, per 29 Agustus 2022, Singapura membolehkan warganya melepaskan masker di tempat publik. Namun, masih diminta tetap memakai masker saat naik transportasi publik dan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan klinik.