Liputan6.com, Jakarta - Lemak perut merupakan masalah umum yang sering dialami seseorang. Lemak perut dianggap mengganggu keindahan bentuk tubuh dan perlu dihilangkan. Oleh karena itu, banyak orang yang melakukan segala upaya untuk menghilangkan lemak perut dan mengecilkan perut. Selain itu, menghilangkan lemak perut juga dilakukan untuk menurunkan berat badan.
Meskipun demikian, masih banyak yang keliru dengan cara yang digunakannya sebab mitos-mitos yang beredar di masyarakat.
Baca Juga
Berikut 8 mitos lemak perut beserta faktanya menurut situs Eat This, Not That!:
Advertisement
1. Mitos: Kacang membuat gemuk
Fakta: "Kacang-kacangan bereputasi buruk karena kandungan lemak totalnya, tetapi sains menunjukkan bahwa kualitas—bukan kuantitas—lemak adalah yang paling panting bagi kesehatan," ujar ahli diet teregistrasi dan penulis The All-Natural Diabetes Cookbook Jackie Newgent.
"Faktanya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka mengevaluasi kembali istilah 'sehat' karena berlaku untuk makanan dengan lemak yang baik untuk Anda seperti pistachio," lanjut Newgent.
Terlebih, makanan bercangkang seperti pistachio dapat menipu diri sendiri agar merasa kenyang karena sisa cangkang memberi isyarat visual porsi, berpotensi membatasi asupan, jelas Newgent.
2. Mitos: Beberapa orang terlahir untuk memiliki lemak perut
Fakta: Tempat tubuh biasa menyimpan lemak perut ditentukan oleh gen. Akan tetapi, bukan berarti Anda akan kelebihan berat badan di area tersebut, jelas pendiri Top Balance Nutrition Maria A. Bella, MS, RD, CDN.
Sebagai contoh, seseorang dengan tipe tubuh apel cenderung menyimpan lebih banyak lemak di area perut. Namun, jika mereka mengikuti pola makan dan olahraga yang tepat, kenaikan berat badan dapat dicegah.
3. Mitos: Susu tanpa lemak atau rendah lemak baik untuk tubuh
Fakta: Beberapa ahli merekomendasikan kliennya menjauh dari susu rendah atau tanpa lemak.
Kecuali susu Anda organik dan berasal dari sapi yang dibesarkan di padang rumput atau diberi makan rumput, sapi kemungkinan diberi hormon pertumbuhan, steroid, antibiotik, atau jagung yang dimodifikasi secaa genetik untuk meningkatkan berat badan secara drastis, kata Malone.
"Juga, ketika dipasteurisasi, Anda kehilangan banyak nutrisi dan enzim yang bermanfaat untuk pencernaan," lanjutnya.
4. Mitos: Kafein menurunkan berat badan
Fakta: Kafein membingungkan produksi kortisol yang memberi sinyal tubuh untuk bergantung pada lemak.
Kafein memberi manfaat luar biasa apabila dikonsumsi secukupnya. Tak hanya meningkatkan energi, tetapi juga terbukti membantu kinerja olahraga.Meskipun demikian, kafein juga memiliki dampak negatif dan membuat lelah.
"Ini benar terutama bila Anda sudah lelah dan berada di bawah tekanan," ujar Malone.
Kafein menyebabkan ketidakseimbangan hormon kortisol yang berkontribusi dalam penyimpanan lemak, terutama di sekitar bagian tengah, jelas Malone.
Advertisement
5. Mitos: Menghindari makanan berlemak dapat menghilangkan lemak perut
Fakta: "Mengonsumsi lemak sehat dalam jumlah yang baik adalah kunci untuk menurunkan berat badan," ucap Bella.
"Lemak sehat seperti minyak zaitun dan minyak alpukat memperpanjang usia, membuat kulit, rambut, dan kuku berkilau, serta memerangi penyakit kardiovaskular dan diabetes dengan menjaga kestabilan gula darah," jelas Bella.
Bella mencatat bahwa lemak sehat membuat Anda merasa kenyang dan membutuhkan lebih banyak energi dari tubuh untuk dicerna. Kuncinya adalah memasukkan jumlah yang tepat dalam makanan.
Satu porsi lemak setara dengan satu sendok makan minyak zaitun, sepuluh buah zaitun, atau seperempat alpukat. Kebanyakan orang harus menargetkan 2 sampai 3 porsi sehari.
6. Mitos : Latihan ab adalah semua yang dibutuhkan untuk abs
Fakta: Tidak peduli berapa banyak crunch yang dilakukan, seseorang tidak akan memiliki abs apabila terdapat lapisan lemak di perutnya.
Agar abs perut dapat terlihat, Anda harus fokus pada pola makan.
"Semua orang terlahir dengan otot perut yang bervariasi dalam bentuk dan tampilannya. Olahraga hanya membantu membentuk otot tersebut," kata Bella.
"Konsumsi makanan bersih dan seimbang akan membantu menghilangkan lemak di sekitar otot perut dan membuatnya terlihat," tambahnya.
7. Mitos: Anda harus mengurangi makan
Fakta: Mengurangi asupan kalori secara drastis—alih-alih meningkatkan kualitas kalori Anda—akan mengganggu metabolisme.
Menghitung kalori masuk memang salah satu cara untuk menurunkan berat badan. Akan tetapi, pakar mengatakan bahwa tubuh akan masuk ke mode kelaparan dan memperlambat metabolisme.
"Tidak cukup makan justru merusak metabolisme tubuh," ujar Bella.
8. Mitos: Tidur 8 jam dapat menurunkan berat badan
Fakta: Lebih baik tidur daripada tidak tidur. Akan tetapi, studi menunjukkan kualitas tidur yang didapatkan juga sangat penting.
Baik Anda menderita sleep apnea—artinya tidak pernah benar-benar tidur nyenyak—atau tidak bisa mematikan otak di malam hari, tidak cukup hanya berada di tempat tidur selama 8 jam.
"Tidur nyenyak sepanjang malam tanpa perasaan gelisah atau terbangun tanpa alasan adalah kunci untuk memastikan Anda segar dan tidak stres ketika bangun," kata Bella.
Ia merekomendasikan untuk menghindari kafein setidaknya selama enam jam sebelum tidur dan menjauhkan semua perangkat elektronik dari kamar tidur karena dapat memancarkan cahaya biru yang membuat Anda tetap terjaga di malam hari.
"Minum alkohol sebelum tidur akan memudahkan Anda untuk tertidur, tetapi meningkatkan gairah malam hari."
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement