Sukses

Cara Jaga Ginjal Anak Sehat, Salah Satunya Beri Makanan Sehat Bukan Cuma Enak di Lidah

Cara menjaga ginjal anak tetap sehat, perhatikan makanan dan minuman anak. Juga produksi urine anak.

Liputan6.com, Jakarta Gangguan ginjal akut atipikal progresif yang menyerang 269 anak membuat orangtua khawatir. Bagaimana tidak, penyakit yang diduga terkait dengan cemaran etilen glikol dan diatilen glikol yang melebihi ambang batas aman ini memiliki tingkat kematian amat tinggi.

Di tengah kerisauan tersebut, para orangtua kini juga lebih memperhatikan kesehatan ginjal anak. Ada beberapa hal lain yang perlu dilakukan orangtua seperti memperhatikan asupan makanan anak, menjaga asupan cairan serta mengecek urine anak seperti disampaikan dokter spesialis anak konsultan Gusti Ayu Putu Nilawati.

Berikut selengkapnya:

1. Perhatikan Asupan Makan Anak Sehat

Salah satu fungsi ginjal adalah membuang cairan berlebih dan racun dari tubuh. Ibaratnya, ginjal itu seperti pembuangan sampah. Agar 'tempat pembuangan sampah tubuh' tidak terbebani terlalu berat maka pastikan yang dikonsumsi anak adalah makanan sehat.

"Makanan sehat yang mengandung banyak sari makanan, bukan yang enak di mulut," kata dokter yang karib disapa Nila ini dalam Live Instagram bersama Radio Kesehatan Kemenkes pada Senin, 31 Oktober 2022.

Hal ini Nila ingatkan terkait banyak sekali pilihan makanan kemasan yang nikmat di mulut saat ini. Namun, mengenai isinya tidak diketahui apa. Meski tidak mendiskreditkan makanan tersebut, alangkah bijaknya para orangtua membuatkan makanan rumah untuk anak sehingga benar-benar tahu komposisi makanan tersebut.

 

2 dari 4 halaman

2. Minum

Aspek penting untuk menjaga kesehatan ginjal adalah dengan minum air yang cukup. Tidak melulu air putih bisa juga minum susu. Lalu, berapa kebutuhan cairan pada anak?

"Pada anak dengan dengan berat 10 kg kira-kira butuh 1000 cc dalam 24 jam, kalau sudah 12 kg itu butuh 1.100 cc. Nah untuk anak yang lebih bsar sekitar 1,5 liter," kata dokter yang sehari-hari praktik di RSUP Ngoerah, Denpasar, Bali.

Bagi kebutuhan minum jadi beberapa kali, sehingga tidak langsung dalam porsi besar. "Bisa mual nanti," katanya.

Nila juga mengingatkan orangtua untuk tidak memberikan minuman dalam kemasan. Kebanyakan minuman kemasan adalah tinggi gula serta komponen lain yang tidak dibutuhkan tubuh anak. 

3 dari 4 halaman

3. Cek Warna Urine dan Frekuensi Buang Air Kecil

Di tengah kemunculan kasus gagal ginjal akut atipikal progresif, Nila meminta para orangtua untuk memantau buang air kecil anak. Pastikan anak buang air kecil dengan warna jernih atau kuning terang dengan frekuensi sekitar 4 -6 jam sekali.

"Harus observasi, jangan hanya suster atau mbaknya saja yang tahuh. Lalu, saat pakai diaper cek sudah pipis atau belum," katanya.Bila dirasa dalam 4-6 jam belum keluar urine, penuhi cairannya.

"Jangan sampai ketika anak tidak pipis 12 jam baru 'bertanya-tanya kenapa ini?'"

4 dari 4 halaman

Gejala Gagal Ginjal Akut

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa kondisi ginjal yang terganggu ditandai dengan frekuensi dan jumlah urine yang menurun. Bahkan jika terjadi kerusakan dalam kategori berat, maka produksi urine bisa terhenti sama sekali.

"Gagal ginjal akut pada anak ini memiliki gejala yang khas yakni penurunan volume urine secara tiba-tiba. Bila anak mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut," kata Syahril dalam konferensi pers ditulis Kamis, (20/10/2022).

Jika anak mendadak buang air kecil berkurang bahkan tidak keluar sama sekali, bisa disertai maupun tidak disertai dengan demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah harus segera dibawa ke rumah sakit untuk dicek lebih lanjut.Â