Liputan6.com, Jakarta - Stroke merupakan penyakit yang mengancam jiwa. Stroke menempati posisi tertinggi penyebab kematian di Indonesia dan kedua di dunia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stroke adalah gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh kelainan fungsi darah yang terjadi secara tiba-tiba atau mendadak.
Baca Juga
"Stroke adalah suatu gangguan dari pembuluh darah di otak," ujar Dokter Spesialis Saraf RS EMC Alam Sutera dr. Daniel T. Suryadisastra, Sp.S dalam Healthy Monday bertajuk "Hari Stroke Sedunia: Usia Muda Juga Bisa Kena, Cermati Gejala dan Cara Penanganannya" pada Senin (31/10/2022).
Advertisement
Stroke tidak hanya menyerang lansia, melainkan semua usia. Bahkan usia muda juga bisa kena. Hal ini disebabkan oleh faktor risiko stroke yang mungkin dimiliki anak muda.
"Semua orang bisa terkena stroke dan semua usia juga bisa, ya," ungkap Daniel. "Terutama satu, bila dia ada faktor risiko yang tidak terkontrol."
Faktor risiko yang tidak terkontrol atau tidak bisa diubah antara lain:
1. Usia
Semakin tua umur seseorang, maka risiko terserang stroke juga semakin tinggi, jelas Daniel.
2. Ras
"Ada ras tertentu memang yang pembuluh darahnya lebih kental," kata Daniel.
3. Jenis kelamin
Menurut Daniel, laki-laki memiliki kemungkinan lebih tinggi terserang stroke. "Kadang-kadang lelaki lebih tinggi," ujarnya.
4. Keturunan
Jika memiliki keluarga atau kerabat yang memiliki riwayat penyakit stroke, maka Anda juga bisa terserang. Sebagai contoh, jika ibunya terkena stroke, maka anaknya juga mungkin kena, jelas Daniel.
Â
Â
Faktor Risiko Stroke yang Dapat Diubah
Faktor risiko yang bisa diubah misalnya beberapa penyakit serta gaya hidup tidak sehat.Â
"Darah tinggi, kencing manis, kolesterol, merokok itu bisa kita deteksi dini dan segera kita lakukan perubahan," jelas Daniel.
Hipertensi, diabetes, dan kolesterol yang biasanya disebabkan oleh gaya hidup juga dapat mengakibatkan stroke.
Selain itu, stroke juga dapat dipicu oleh stres. Menurut Daniel, stres menjadi penyebab tertinggi stroke. "Jadi, stres paling tinggi," jelasnya.
Adapun faktor yang memperbesar risiko terserang stroke di usia muda ialah gaya hidup tidak sehat seperti kurang berolahraga, kurang istirahat, kurang asupan makanan sehat dan bergizi, serta sedentary lifestyle alias malas gerak.
"Biasanya sih ya itu inactivity juga dan kecapekan, ya, diforsir juga karena terlalu tegang," ucap Daniel.
Selain itu, kebiasaan begadang yang dibarengi dengan merokok dapat menyebabkan anak muda terserang stroke.
"Begadang sambil merokok juga membantu memicu juga," jelas Daniel.
Itulah sebabnya penting menjaga pola hidup sehat agar tak terserang stroke di usia muda.
Advertisement
Apakah Stroke Bisa Dicegah?
Dokter Spesialis Saraf RS EMC Pekayon Adv. dr. Johan Akbari, Sp.S., S.H, MARS yang turut hadir menyampaikan bahwa stroke bisa dicegah.
"Bisa dicegah, ya. Misalnya kalau faktor risikonya misal kolesterol, kebiasaan hidup, terus asam urat tinggi itu bisa dicegah dengan obat," ujar Johan.
Stres juga dapat dicegah. "Stres bisa dicegah dengan kita healing, jalan jalan, enjoy," ucap Johan.
Meskipun demikian, ada faktor-faktor yang tidak bisa dicegah, misalnya kelainan pembuluh darah serta kelainan jantung.
"Misalnya ada kelainan dari jantungnya, sudah ada kelainan sehingga suplai darah ke otak terganggu itu susah dicegah," jelasnya.
Inilah salah satu risiko yang membuat usia muda juga bisa terserang stroke.
"Jadi, jangan dikira anak muda senang-senang lebih lama hidupnya dibanding orang tua. Belum tentu," ujar Johan.
Oleh karena itu, pemeriksaan rutin diperlukan untuk mengetahui kesehatan tubuh kita. Contoh pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain cek darah, kolesterol, trigliserin, gula darah, dan lainnya.
Penanganan Pertama Stroke
Daniel turut menjelaskan pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila terdapat anggota keluarga Anda yang terserang stroke sebelum ambulans datang.
Pertama kali kita harus airway, breathing dan calculation, kata Daniel.
1. Airway (jalan napas)
"Airway dijaga dulu aliran udara agar tidak tersumbat," jelas Daniel.
Perlu diingat, jangan memberi makan atau minum sebab ada kemungkinan ia mengalami gangguan menelan. Jika seseorang dipaksa makan saat mengalami gangguan menelan, maka makanan tersebut akan masuk ke paru-paru.
2. Breathing (pernapasan)
Mengecek pernafasan pasien. "Kalau bisa dibebaskan jalur napasnya," ujar Daniel.
3. Circulation (sirkulasi)
Sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai kemampuan jantung dan pembuluh darah dalam memompa darah keseluruh tubuh. Anda dapat mengkur tensi pasien untuk mengetahuinya.
"Yang circulation ya kita aliran darah, tensi. Kalau ada alat tensi ya kita ukur tensi," ucap Daniel.
Selain itu, bisa juga dengan meninggikan elevansi kepala kira-kira 30 derajat sambil menunggu ambulans datang.
Daniel juga mengingatkan, jangan menusuk jari pasien dengan dalih agar darahnya encer.
Hal ini tidak disarankan sebab dapat menyebabkan infeksi.
Â
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement