Sukses

Stonewalling, Pembunuh Bisu dalam Hubungan yang Sebabkan Perpisahan

Stonewalling adalah penolakan untuk terlibat dalam suatu percakapan atau perselisihan. Stonewalling tidak dapat menyelesaikan konflik dalam hubungan. Sebaliknya, ini merupakan penyebab hubungan berakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Sepasang kekasih pasti pernah mengalami konflik dalam hubungannya. Dalam menyelesaikan suatu permasalahan, kuncinya adalah komunikasi.

Namun, apa jadinya jika pasangan menolak berkomunikasi atau terlibat dalam percakapan yang berhubungan dengan konflik dalam hubungan? Kondisi yang disebut stonewalling ini sebenarnya umum terjadi dalam hubungan kekasih.

Seorang psikoterapis dan pendiri serta direktur klinis di Tribeca Therapy Matt Lundquist berkata, "Stonewalling adalah penolakan penuh untuk terlibat dalam suatu percakapan sulit, perselisihan, atau menanggapi seseorang yang mengungkapkan rasa sakit atau kebutuhan."

Terapis pernikahan dan keluarga berlisensi dari Sankofa Therapy NYC Dr. Racine Henry beranggapan sama. Ia mencatat, stonewaller—seseorang yang melakukan stonewalling—sering memberi respons kosong dan diam secara sengaja terhadap emosi yang diungkapkan seseorang.

Ada beberapa contoh di mana melepaskan diri dari konflik merupakan hal yang tepat, misalnya jika seseorang berlaku kasar. Akan tetapi, stonewalling secara umum berdampak buruk pada hubungan seseorang sehingga dianggap sebagai salah satu "pembunuh bisu" yang dapat menyebabkan perpisahan.

Lundquist mengatakan bahwa stonewalling dapat memunculkan pengalaman tidak menyenangkan yang terjadi di masa lalu.

"Bahkan di samping itu, efeknya saat ini bisa sangat parah," tambahnya.

Misalnya, daripada berdebat atau mencoba memahami perasaan pasangannya, stonewaller akan menutup diri dan menolak untuk ikut serta dalam percakapan. Hal ini merugikan kedua belah pihak sebab ini tidak bisa menyelesaikan masalah apa pun.

Dr. Henry menambahkan, menjadi penerima stonewalling dapat membuat seseorang merasa cemas, marah, atau terisolasi dalam kondisi atau situasinya karena berinteraksi dengan seseorang yang sengaja tidak mengakui perasaannya dalam sebuah percakapan.

2 dari 4 halaman

Contoh Stonewalling

Mengenali tanda-tanda stonewalling pada pasangan Anda penting untuk mengatasi masalah ini bersama-sama, atau menyadari bahwa Anda mungkin perlu mengakhiri hubungan sepenuhnya.

"Secara garis besar, saya menganggap stonewalling sebagai penolakan untuk terlibat—tidak menanggapi pertanyaan atau pesan atau undangan untuk melakukan sesuatu, tidak menjelaskan kepada orang lain bahwa ia terluka dan mengapa," kata Lundquist.

Dia mencatat bahwa meskipun stonewalling bisa menjadi teknik defensif untuk melindungi diri dari perasaan dan situasi yang sulit. Namun, perilaku ini juga bisa menjadi abusif jika Anda menggunakannya untuk dengan sengaja menyakiti pasangan.

Dr. Henry menjelaskan bahwa stonewalling dapat muncul sebagai keheningan total dalam suatu hubungan.

Pasangan Anda melakukan stonewalling apabila ia mengatakan frasa seperti, "Saya tidak tahu apa yang Anda bicarakan," "Tidak mungkin itu terjadi," atau "Saya tidak akan pernah melakukan atau mengatakan hal seperti itu."

Pada dasarnya, pernyataan meremehkan atau tidak mengacuhkan bisa menjadi tanda-tanda stonewalling.

3 dari 4 halaman

Perbedaan Stonewalling dan Gaslighting

Gaslighting adalah tindakan di mana seseorang mencoba memanipulasi orang lain untuk mempertanyakan realitasnya sendiri.

Lundquist menjelaskan bahwa stonewalling dapat menjadi bentuk gaslighting implisit ketika seseorang menolak terlibat dalam percakapan untuk dengan sengaja membuat orang lain merasa tindakan yang dilakukannya tidak masuk akal atau tidak didasarkan pada kenyataan.

Stonewalling yang dilakukan sebagai hukuman dapat membuat pasangan merasa diabaikan dan dimanipulasi sehingga dapat secara signifikan memengaruhi hubungan Anda.

Menurut Dr. Henry, perbedaan utama antara stonewalling dan gaslighting terletak pada niat di balik tindakan tersebut.

"Perbedaan antara gaslighting dan stonewalling adalah bahwa gaslighting melibatkan upaya untuk meyakinkan orang lain tentang realitas yang berbeda dari yang dialami," jelasnya.

Stonewalling lebih tentang menutup diri untuk menghindari konfrontasi atau untuk menyakiti perasaan orang lain. Stonewalling lebih seperti mekanisme pertahanan untuk melindungi perasaan stonewaller sementara gaslighting seringkali dilakukan dengan sengaja dan bersifat manipulatif, jelasnya.

 

4 dari 4 halaman

Bagaimana Menanggapi Stonewalling Dalam Suatu Hubungan

Ketika berurusan dengan stonewalling dalam suatu hubungan, Dr. Henry merekomendasikan untuk menjelaskan perasaan Anda pada pasangan.

"Jelaskan kepada stonewaller bagaimana kurangnya keterlibatan mereka berdampak pada (Anda) dan uraikan apa yang dibutuhkan darinya sebagai gantinya," kata Henry.

Jika mereka menolak untuk berubah, Henry mengatakan penting untuk segera merespons dan mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan.

Meskipun demikian, Lundquist memperingatkan agar menghindari bahasa yang terkesan menuduh seperti menggunakan istilah stonewalling ketika mengungkapkan perasaan Anda.

Hal ini untuk mencegah pasangan merasa berada pada posisi defensif sehingga memulai argumen yang tidak perlu.

Setelah Anda berdua tenang, Lundquist mengatakan, "Beri tahu dia bahwa Anda tidak akan menoleransinya, bahwa itu adalah masalah yang lebih besar bagi Anda daripada yang mungkin disadari dan ia perlu menemukan cara lain untuk menghadapi percakapan yang sulit."

Untuk stonewaller, Lundquist menyarankan agar jujur dengan niat Anda. Tanyakan pada diri sendiri apakah Anda diam karena takut dan membutuhkan ruang sendiri atau apakah itu dilakukan untuk menghukum pasangan.

Mengetahui motif dapat membantu memahami cara memperbaiki kebiasaan stonewalling Anda ke depannya.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Video Terkini