Sukses

Kanker Serviks Stadium Awal Tak Tunjukkan Gejala, Dokter Ingatkan Rutin Papsmear

Saat awal stadium kanker, pasien tidak akan merasakan wal itu tidak menunjukkan gejala

Liputan6.com, Jakarta - Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi permasalahan besar di Indonesia. Menilik laman Kementerian Kesehatan, kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara dalam hal jumlah kanker terbanyak diidap.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan Cindy Rani mengatakan perjalanan seseorang dari terkena virus HPV yang ganas hingga menjadi kanker serviks bisa berjalan tahunan. Bisa 10 tahun lebih dari terpapar virus HPV.

Saat awal stadium kanker, pasien tidak akan merasakan apa-apa serta tidak menunjukkan gejala.

"Serviks ini adalah bagian bawah pada rahim, di bagian serviks itu tidak ada saraf jadi kalau sakit enggak ada gejalanya," kata Cindy dalam Kelas Jurnalis Bersama MSD, Rabu (2/11/2022).

Ketika sudah ada gejala yang dirasakan pasien, seperti pendarahan saat berhubungan seksual itu menandakan bahwa bisa jadi sudah stadium lanjut.

"Kalau sudah stadium lanjut, itu bisa kelihatan mata seperti keluar seperti daging tumbuh, berbongkol-bongkol, berdarah, berbau, keputihan bercampur darah, lalu saat berhubungan seksual keluar darah," kata Cindy.

Mengingat kanker serviks tak tunjukkan gejala di stadium awal, maka dari itu Cindy menyarankan bagi wanita yang sudah aktif berhubungan seksual untuk rutin melakukan tes IVA maupun papsmear. Tujuannya untuk melihat ada tidaknya sel-sel kanker dari serviks. Bila sedini mungkin ketahuan ada sel kanker maka bisa dilakukan upaya penyembuhan.

Tes papsmear maupun tes IVA direkomendasikan bagi yang sudah melakukan hubungan seksual sekitar tiga tahun. Ada juga pedoman yang mengatakan melakukan tes papsmear dan tes IVA setahun sekali.

"Panduan ini berbeda-beda ya, ada yang mengatakan setahun sekali ada juga tiga tahun sekali. Namun, intinya lakukan pemeiriksaan papsmear maupun IVA, amannya 2-3 tahun sekali bagi yang sudah aktif berhubungan seksual," lanjut Cindy.

 

2 dari 3 halaman

Papsmear Tidak Sakit dan Sebentar

Cindy juga mengatakan hal yang perlu diingat para perempuan adalah tindakan papsmear tidak sakit, tidak memalukan dan tidak lama.

Saat melakukan papsmear, dokter maupun tenaga kesehatan akan membuka area intim wanita dengan spekulum lalu mengambil spesimen di area serviks. Cukup 20 -30 detik saja untuk melakukan tindakan ini.

"Yang lama itu proses buka celana, lalu duduk di atas kursi. Itu yang lama," kata Cindy meyakinkan.

Berdasarkan pengalamannnya sebagai dokter kebidanan dan kandungan, perempuan lebih nyaman saat mendatangi nakes untuk pemeriksaan organ intim seorang diri. Tidak ditemani teman atau suami itu jauh lebih mudah prosesnya.

"Akan lebih mudah periksa itu one on one. Kalau ada teman atau suami, biasanya jadi bertingkah. Jadi, perempuan ini lebih nyaman kalau diperiksa daerah intim ketika sendiri," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Vaksinasi HPV

Selain papsmar atau tes IVA, salah satu upaya mencegah kanker serviks dengan vaksinasi HPV. Memang vaksinasi HPV ini efektif diberikan pada mereka yang belum berhubungan seksual tapi tetap bermanfaat juga pada mereka yang sudah aktif berhubungan seksual.

"Bagi yang belum berhubungan seksual itu adalah pencegahaan yang utama, tapi tetap bisa juga diberikan kepada yang sudah berhubungan seksual," kata Cindy.

Pada orang dewasa, vaksinasi HPV dilakukan sebanyak tiga kali suntikan.  Ada tiga manfaat besar yang didapatkan seperti disampaikan vaksinolog Dirga Rambe Sakti di kesempatan yang sama.

1. Mencegah Infeksi

"Saat terpapar virus HPV tidak masuk atau menginfeksi," kata Dirga.

2. Infeksi Tidak Menyebar

"Mungkin virus HPV sudah masuk dan menjadi infeksi, tapi infeksi tidak menyebar karen tubuh sudah punya antibodi dari vaksin," kata Dirga lagi.

3. Virus Tidak Berkembang

"Virus HPV sudah masuk tubuh tapi tidak punya kesempatan berkemabgn karena tubuh sudah punya antibodi," kata Dirga.

Siapasaja bisa mendapatkan vaksin HPV dari usia 9 - 55 tahun yang memiliki efektivtias sekitar 90 persen lindungi dari kanker serviks.